OPERASI PLASTIK


OPERASI PLASTIK
(Suatu Tinjauan Etika Kristen Terhadap Operasi Plastik di Hubungkan dengan Body Image)

I. Latar Belakang Masalah
Di era globalisasi saat ini, manusia sebagai makhluk sosial pastinya tidak akan terlepas dari yang namanya interaksi dengan sesama, baik dalam hal berpenampilan sekalipun, sebagian individu memilih ingin berpenampilan yang beda dengan apa yang telah diciptakan oleh Yang Maha Kuasa. Untuk mewujudkan hal yang diinginkan tersebut, manusia sering mengubah keadaan bentuk anggota tubuhnya dengan cara medis yang beraneka ragam, salah satunya adalah dengan cara operasi plastik. Di Indonesia secara khusus, sebenarnya istilah operasi plastik bukanlah merupakan hal baru lagi. Ada berbagai hal yang melatarbelakangi setiap individu melakukan tindakan operasi plastik. Terkadang operasi plastik dilakukan karena manusia mengalami kecemasan body image (bentuk tubuh). Kecemasan yang dimaksudkan bisa saja muncul akibat kekecewaan, ketidakpuasan, perasaan tidak aman atau adanya permusuhan dengan orang lain. Body image merupakan gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya. Bagaimana seseorang mempersepsikan dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya serta bagaimana respon atau penilaian orang lain terhadap dirinya.
Operasi plastik merupakan salah satu istilah di dalam ilmu kedokteran yang bertujuan untuk merekonstruksi atau memperbaiki bagian tubuh manusia melalui operasi kedokteran. Ilmu ini sendiri merupakan cabang dari ilmu bedah yang bertujuan untuk mengembalikan bentuk dan fungsi yang normal dan menyempurnakan bentuk dengan proporsi yang lebih baik. Seiring dengan semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat, maka operasi atau bedah plastik sudah semakin banyak pula digunakan oleh beberapa kalangan masyarakat. Untuk sebagian orang, operasi plastik dilakukan untuk mengisi kekosongan emosional melalui tampilan fisik, supaya bisa menarik perhatian, ataupun supaya bisa diterima oleh orang lain. Tidak dapat dipungkiri juga, bahwa hasrat dari ketidakpuasan manusia semakin hari semakin meningkat, di mana setiap indvidu selalu mencoba dan berlomba-lomba untuk senantiasa mengikuti perkembangan zaman yang ada dengan gaya hidup yang serba praktis dan instan. Dalam pembahasan ini mencoba bagaimana Etika Kristen memberi peranan dalam meluruskan praktik yang salah selama ini disuguhkan dengan motif pemuasan hati. Etika tidak menerima perlakuan operasi plastik jika dilakukan lebih kepada kepuasaan yang mempercantik diri meninjau dengan mencoba memberikan pemahaman yang benar.sehingga dalam pengajuan seminar ini penyeminar tertarik mengangkat Suatu Tinjauan Etika Kristen Terhadap Operasi Plastik di Hubungkan dengan Body Image.
II. Pembahasan
2.1. Sejarah Munculnya & Pengertian Operasi Plastik Secara Umum
Sejarah operasi plastik telah dimulai sejak 800 SM di India. Tokoh yang ternama dalam bidang ini adalah Seshruta. Bapak operasi bedah, yang membuat kontribusi penting untuk bidang bedah plastik dan katarak pada abad 6 SM. Sushurta bekerja sama dengan Charak membuat banyak karya medis dalam bahasa Sansekerta, dan diterjemahkan kedalam bahasa Arab selama masa kekhalifaan Abbasiyah tahun 750 Masehi. Terjemahan bahasa arab mereka dibawa oleh pedagang-pedangan Arab sampai ke Eropa. Bangsa Mesir dan Romawi kuni juga mengenal operasi Plastik. Sejak abad 1SM bangsa Romawi kuno juga dapat melakukan operasi plastic sederhana seperti mempernaiki telinga yang rusak.[1] Pada abad ke-19, dokter-dokter Indian telah mahir merekonstruksi hidung memakai cara “flap” atau “tutup” memakai kulit hidup, yang biasanya diambil dari dahi. Mereka banyak melakukan latihan karena pada saat itu potong hidung merupakan hukuman yang lazim bagi kejahatan-kejahatan seperti perzinahan dan pencurian. Bagi orang Indian kehilangan hidung berarti kehilangan kedudukan di masyarakat.
Operasi plastik berasal dari dua kata, yaitu “operasi” yang artinya “pembedahan” dan “plastik” yang berasal dari empat bahasa yaitu, plasein (bahasa Kuno), plastiec (bahasa Belanda), plasticos (bahasa Latin), plastics (bahasa Inggris), yang kesemuanya itu berarti merujuk kepada “perubahan bentuk”, yang di dalam ilmu kedokteran dikenal dengan istilah “plastics of surgery” yang artinya “pembedahan plastik”. Sedangkan secara umum, operasi plastik adalah merubah bentuk dengan cara pembedahan, sedangkan pengertian operasi plastik menurut ilmu kedokteran adalah pembedahan jaringan atau organ yang akan dioperasi dengan cara memindahkan jaringan atau organ dari tempat yang satu ke tempat lain sebagai bahan untuk menambah jaringan yang dioperasi. Jaringan yang dimaksudkan adalah kumpulan sel-sel (bagian terkecil dari individu) yang sama dan mempunyai fungsi tertentu, sedangkan organ adalah kumpulan jaringan yang mempunyai fungsi berbeda sehingga merupakan satu kesatuan yang mempunyai fungsi tertentu.
2.1.1. Fenomena operasi plastik di dalam ilmu bedah plastik dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.    Operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki tulang atau sel-sel yang kurang sempurna agar dapat berfungsi seperti sediakala. Operasi ini dilakukan terhadap orang yang mempunyai cacat fisik, baik cacat sejak lahir maupun cacat yang disebabkan oleh hal-hal tertentu, seperti bibir sumbing, luka bakar pada wajah, maupun berbagai bentuk kecacatan lain yang diakibatkan oleh kecelakaan.
2.    Operasi plastik yang bertujuan untuk memperindah bentuk tubuh. Operasi ini dilakukan terhadap orang yang ingin memperindah bentuk tubuhnya agar kelihatan lebih menarik.
3.    Operasi plastik yang bertujuan untuk menggantikan anggota organ tubuh yang rusak akibat dari suatu penyakit.[2]
2.1.2. Bidang cakupan Operasi Plastik ada dua, yaitu Operasi Plastik Rekontruksi dan Operasi Plastik Estetik.
1. Operasi Plastik Rekontruksi, dilakukan untuk memperbaiki cacat/kelainan yang disebabkan oleh bawaan lahir, trauma atau kecelakaan atau pasca ablasi (pengangkatan tumor). Dengan melakukan operasi rekontruksi ini, penampilan pasien menjadi lebih baik atau manusiawi, sedapat mungkin mendekati kondisi normal.[3]
Jenis-jenis Bedah Plastik untuk Rekontruksi :
1. Pertolongan pertama setelah kecelakaan
2. Kelainan bentuk muka
3. Sumbing bibir, langitan
4. Patah tulang muka
5. Kelainan telinga
6. Kelainan kelamin laki-laki bawaan
7. Parut akibat kecelakaan lalu lintas/luka bakar
8. Cacat akibat operasi tumor
9. Cacat akibat suntikan silikon
10. Bedah tangan
11. Menyambung jari-jari dan tangan yang putus
2. Operasi Plastik Estetik digunakan untuk memperindah bagian tubuh pasien, tanpa adanya suatu trauma atau deformitas. Misalnya, untuk menambah percaya diri, terlihat makin cantik, memperkokoh penampilan dan agar terlihat lebih muda. Dalam hal ini, pasien dalam keadaan yang tidak sakit, namun menurutr norma atau kaidah yang berlaku dalam masyrakat tertentu, bentuk tubuh atau bagian tubuh tertentu pada pasien ini dianggap kurang harmonis (misal:hidung pesek). Sehingga melalui operasi plastik ini diharapkan untuk mendapatkan bentuk tubuh atau bagian tubuh yang tampak lebih baik.[4]
Jenis-jenis Bedah Plastik untuk Kecantikan :
1. Membuat lipatan kelopak mata biasa atau buka sudut
2. Melebarkan bukaan kelopak mata
3. Mengurangi keriput
4. Mengurangi kantong mata
5. Mengencangkan kulit mata
6. Memancungkan hidung
7. Membelah atau menambah dagu
8. Mengencangkan kulit perut
9. Membesarkan /mengecilkan payudara
10. Memundur/majukan rahang
11. Menghaluskan rahang
12. Mengecilkan telinga
13. Membentuk bibir
14. Tanam rambut pada kebotakan
Bedah Kosmetik adalah bedah yang bertujuan untuk mengubah bagian tubuh seperti , transplantasi rambut, operasi mata (blepharoplatasti), pipi, dagu, hidung dimancungkan , telinga, payudara, tangan, lengan atas dan seluruh bagian tubuh yang ingin diubah sesuai keinginan. Sedangkan, bedah rekontruksi bertujuan untuk memperbaiki bagian tubuh akibat luka bakar ataupun cacat fisik lainnya.
2.1.3. Alasan Melakukan Operasi Plastik
Bebearapa alasan yang mendorong kebanyakan orang sehingga melakukan operasi/bedah kosmetik, yaitu :[5]
1. Meremajakan kulit, dilakukan oleh kelompok usia 45-55 tahun
2. Kurang percaya diri atau tidak puas akan hidupnya, dilakukan oleh kelompok usia 18-35 tahun. Kebanyakan bagian tubuh yang dioperasi adalah hidung, sedot lemak,dan memperbaiki bentuk payudara.
3. Ingin penampilan yang lebih baik karena penampilan itu penting. Misalnya operasi perbaikan bentuk tubuh pria.
4. Ingin menyenangkan orang lain dan ingin memperlambat tanda-tanda penuaan.
5. Artis dan aktor melakukan operasi plastik karena tuntutan dari industri film untuk selalu tampil muda, meskipun ada beberapa diantara mereka yang tidak mau didikte industri film.
2.1.4. Dampak dan Efek Melakukan Operasi Plastik
a.Dampak Negatif  Operasi Plastik, yaitu :[6]
1. Terjadinya pembengkakan otot, persendian atau kelenjar
2. Luka memar dan infeksi
3. Alat protetis seperti bantal dagu, pipi dan payudara dapat berpindah                               tempat atau bergeser
4. Dapat mengakibatkan mati rasa
5.Menyebabkan rambut rontok, bekas parut, lumpuh permanen
6. Blepharoplazsti atau operasi kelopak mata dapat merusak kelenjar                                   air mata dan sindrom mata kering
7. Operasi hidung mungkin mengakibatkan pendarahaan
8.Operasi payudara dapat mengakibatkan terbentuknya jaringan                                          sehingga tampak            seperti bola tenis
9. Terjadi rasa nyeri pada otot dan persendian
10. Kulit menjadi merah atau ruam, juga kulit akan terasa tebal
11. Daerah sekitar jaringan yang ditanam terasa mengeras dan juga                          akan terasa lembek
12.  Rasa lelah terus-menerus yang tidak dapat dijelaskan sebabnya
13. Edema atau cairan tubuh tidak dapat mengalir, biasanya akan                            tampak pada tangan, kaki dan pergelangan kaki.
2.2. Tujuan & Manfaat Operasi Plastik
2.2.1. Tujuan Operasi Plastik
Adapun yang menjadi manfaat dari operasi plastik yakni[7]:
a. Dapat menormalkan kembali organ tubuh yang telah rusak (cacat).
b. Dapat memperbaiki dan menyempurnakan bentuk organ tubuh agar kelihatan          lebih bagus.
c. Dapat mengurangi beban mental dan terlepas dari bahaya bagi penderita yang         cacat.
2.2.2. Manfaat Operasi Plastik
Berdasarkan fenomena dilakukannya operasi plastik tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa tujuanoperasi plastik adalah[8]:
a.     Perbaikan Fungsi, maksudnya adalah bahwa fungsi organ yang tadinya kurang sempurna, dengan dilakukan operasiplastik, maka fungsi organ tersebut dapat berfungsi lagi dengan sempurna. Misalnya, mata yang tadinya buta setelahdiganti korneanya menjadi dapat melihat kembali.
b.    Perbaikan Bentuk, maksudnya adalah bahwa organ yang bentuknya kurang menarik, setelah dilakukan operasi bentuk tersebut akan kelihatan lebih menarik.
c.     Misalnya, hidungyang tadinya pesek setelah dioperasi menjadi mancung, sehingga orang tersebut tampak menarik dalam penampilan jasmani.
d.    Pengobatan, yaitu anggota organ tubuh yang tadinya rusak akibat dari suatu penyakit,dengan dilakukan operasi anggota organ tersebut akan kembali normal. Misalnya, orang yang mempunyai penyakit ginjal, yaitu salah satu ginjalnya tidak dapat berfungsi lagi, dengan dilakukan operasi pencangkokan, ginjal tersebut akan dapat berfungsi kembali.
III. Tinjauan Teologi Etis mengenai Operasi Plastik
3.1. Operasi Plastik dalam Perspektif Kristen
a. Tubuh Manusia sebagai Milik Allah Tempat Roh Allah Berdiam
Korintus 6:19-20, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”!
Secara teologis, firman Tuhan berkata tegas bahwa tubuh ini bukan milik kita sendiri, sebab nyatanya telah dibeli dengan lunas melalui pengorbanan Kristus. Artinya, siapapun tidak berhak  memperlakukan tubuh ini seenaknya. Bukankah orang Kristen dipanggil untuk memuliakan Allah melalui tubuhnya? Memuliakan Allah yang dimaksud adalah menjaga, memelihara dan menerima apa adanya seperti yang diberikan oleh Tuhan. Memang dalam kenyataannya, sebagian orang kurang mampu menerima diri sendiri sehingga dia “menciptakan dirinya” menurut konsep yang dipikirkannya. Dirinya bukan lagi seperti yang ada dalam pikiran Allah, melainkan sesuai dengan pikiran terbaiknya. Bijaksana jika kita mencermati apa yang dikatakan Rasul Paulus kepada jemaat di Korintus. “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, - dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu! (I Korintus 6:19-20)”.Bukan pula dengan cara-cara murahan yang membawa kehancuran. Bukankah kita memiliki Allah Roh Kudus yang selalu siap membantu kita agar tetap menarik dan awet muda karena sukacita yang dari dalam? Kepada jemaat di Roma, Paulus mengatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna. (Roma 12:2)”. Menurut beberapa teolog menyatakan bahwa Yesus mengkaburkan pembedaan antara budaya Taurat (2:27-3:6), adat istiadat (folk culture, 7:1-23) dengan budaya populer yang didiskriminasi oleh elit masyarakatnya. Orang kusta yang dimarjinalkan, perempuan pendarahan karena haid sebagai ‘cerita ditengah cerita’ (5:21-43). Markus menunjukkan kontras antara orang-orang dalam “gereja” yakni keluarga dan kerabat Yairus dengan seorang perempuan yang tersisih dari pusat keimanannya (bait Tuhan) akibat budaya Taurat yang tidak manusiawi pada praktiknya (imamat 15:25).
Jadi, kembali kepada pribadi masing-masing untuk melakukan atau tidak suatu operasi plastik. Pelaksanaan operasi plastik haruslah bergantung kepada apa yang menjadi tujuan dilakukannya operasi tersebut. Apakah operasi plastik tersebut dilakukan untuk memperbaiki bagian tubuh yang cacat/sakit akibat-akibat kejadian/kecelakaan yang tidak diinginkan atau apakah hanya untuk mengubah bagian tubuh yang tidak disukai supaya mendapat sanjungan dari orang lain, mendapat pujian dari orang lain, atau untuk persaingan dalam hal kecantikan. Melakukan operasi plastik terhadap bagian tubuh yang cacat atau sakit seperti, operasi bibir sumbing, luka bakar sama dengan mengobati atau mengurangi penderitaan sang penderita.  Manusia adalah makhluk mulia dan yang paling tinggi citranya dibandingkan dengan ciptaan lain karena manusia dapat berpikir untuk mengatur hidupnya. Manusia merupakan ciptaan yang paling dekat dengan Allah. Martabatnya jelas ditegaskan: mereka diciptakan segambar dan serupa dengan Allah. Didalam hubungan yang khusus dengan Allah manusia diperintahkan menguasai alam.[9]  Pernyataan ini mengangkat manusia sebagai karya ciptaan Allah yang                                                besar, di mana manusia adalah satu-satunya ciptaan di antara ciptaan-ciptaan yang lainnya yang dapat memasuki hubungan persekutuan dengan Allah Pencipta.[10] Manusia yang mempunyai kewajiban untuk memuliakan Tuhan juga telah ditebus dari perbuatan-perbuatan dosa (1 Korintus 6:19-20).[11] Menurut Ruth F. Selan, harga diri adalah kebutuhan dasar manusia sebagai seorang pribadi yang berintelek, berperasaan dan berkehendak. Namun, banyak orang meletakkan dasar harga diri pada kesuksesan/kedudukan, penampilan (kecantikan), kekayaan, dan lain-lain untuk mendapatkan pengakuan dari orang lain.[12]
Dalam dunia kedokteran operasi plastik sudah dikenal. Melakukan operasi plastik terhadap bagian tubuh yang cacat atau sakit seperti, operasi bibir sumbing, luka bakar sama dengan mengobati atau mengurangi penderitaan sang penderita. Dalam (Markus 5:25-34) merupakan kegiatan Tuhan Yesus untuk mengobati, menyembuhkan dan mengeluarkan orang-orang dari penderitaan sakit penyakitnya. Jadi, operasi plastik dengan tujuan untuk mengobati dan mengurangi penderitaan orang lain adalah hal yang sah untuk dilakukan berdasarkan firman Tuhan, karena Tuhan Yesus sendiri yang memerintahkannya (Mat 10:8) dan hal tersebut tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Motivasi yang salah pasti menghasilkan sesuatu yang tidak baik, demikian pula halnya dengan motivasi dalam melakukan operasi plastik. Tugas para medis seharusnya adalah untuk meningkatkan hidup manusia, bukan menciptakan hidup manusia.[13]
Merusak tubuh demi menyenangkan diri sendiri tidak dikehendaki oleh Allah karena tubuh ini bukan milik sendiri lagi dan bukan untuk dirusak, tetapi harus dipersembahkan untuk memuliakan Tuhan (1 Kor 6:13b,19,20). Kecantikan fisik hanya bersifat sementara tetapi  kecantikan batiniah itu tidak akan pudar, atau rusak melainkan kecantikan itu abadi dan tak ternilai. Allah menghargainya dan Dia menjaga dan melindungi apa yang mulia dan berharga bagi-Nya.[14]
3.2. Operasi Plastik Tinjauan Etika Kristen
Manusia merupakan ciptaan dari Allah yang unik dimana firman Tuhan berkata secara tegas bahwa tubuh ini bukan milik kita sendiri, telah dibeli dan dibayar lunas melalui pengorbanan Kristus dan siapapun tidak berhak untuk memperlakukan tubuhnya seenaknya. Orang Kristen dipanggil untuk memuliakan Allah melalui tubuhnya, yang dimaksud dengan hal ini menjaga, memelihara dan menerima apa adanya seperti yang diberikan Tuhan (1Kor. 6:19-20). Sehingga dalam hal ini etika Kristen memahami bahwa operasi plastic yang dilakukan secara rekontruksi dengan adanya tujuan dan pertimbangan yang baik untuk memperbaiki diterima karena dalam Mrk. 5:25-34 dijelaskan bahwa merupakan kegiatan Tuhan Yesus untuk mengobati, menyembuhkan dan mengeluarkan orang-orang dari penderitaan sakit penyakit.[15]      Tetapi jika seseorang melakukan operasi untuk kesombongan memotivasi seseorang untuk melakukan operasi, dia telah menjadi berhala bagi dirinya sendiri. Alkitab memperingatkan kita untuk tidak menjadi besar kepala atau sombong (Flp. 2:3-4). Juga jangan menarik perhatian orang kepada diri kita sendiri melalui penampilan kita (1 Timotius 2:9).[16] Oleh karena itu operasi plastik tidak diperkenankan jika hanya untuk mempercantik diri saja. Mengubah bagian tubuh dengan alasan untuk dihargai dan mencari pengakuan dari orang lain tidak dapat diterima. Karena itu sama saja tidak menghargai Allah yang telah menganggap manusia berharga dimataNya (Yes 43:4) atau dengan kata lain manusia telah mengutamakan penghargaan diri dari Allah.[17]  
               Kencantikan fisik hanya bersifat sementara dan sangatlah berlebihan jika mansuai terlalu mengagumkan kecanyikan fisik itu. Firman Tuhan dalam 1 Pet. 3:3-4 berkata, “perhiasanmu jangnlah secara lahiriah,… tetapi perhiasanmu adalah manusia batiniah yang tersembunyi dengan perhiasan adalah manusia batiniah yang etrsembunyi dengan perhiasan yang tidak binasa yang berasal darri roh yang lemah lembut dan tenteram, yang sangat berharga di mata Allah. Manusia hanya memandang rupa, tetapi Tuhan melihat kecantikan batiniah yang mungkin di abaikan oleh banyak orang. Kecantikan batiniah itu tidak akan pudar, atau rusak melainkan kecantikan itu abadi dan tak ternilai. Allah menghardainya dan Dia menjaga dan melindungi apa yang mulia dan berharga bagi-Nya.[18] Manusia harus dapat menerima dirinya sebagai makhluk ciptaan Tuha, penerimaan diri kita merupakan cara kita menerima diri kita dengan iklas tanpa paksaan. Kita dapat menghargai setiap keadaan yang kita alami, baik itu kekurangan kelemahan kita. Dengan sikap menerima diri, berarti kita mensyukuri atas hidup yang kita miliki. Karena Allah menjadikan manusia sebagai ciptaan yang baik. Bahkan lebih dari itu, manusia sudah di tebus denagn harga yang mahal, karena hidup manusia sangat berharga di mata Allah. Jadi hendaknya manusia mensyukuri atas hidup yang telah diberikan Allah kepada umatNya. Menerima diri dengan apa adanya berarti pasha dan jujur terhadap kondisi yang dimiliki. Tidak ada yang di tutup-tutupi, baik itu kekuatan maupun kelemahan. Kelebihan maupun kekurangan, yang mendorong maupun yang menghambat yang ada dalam diri, semua diterima apa adanya.[19] 
Demikian halnya dengan agama Kristen memahami bahwa yang dilakukan secara rekontruksi dengan adanya tujuan dan pertimbangan yang baik untuk memperbaiki serta diterima. Pandangan Alkitab dalam Mrk. 5:25-34 dijelaskan bahwa merupakan kegiatan Tuhan Yesus untuk mengobati, menyembuhkan dan mengeluarkan orang-orang dari penderitaan sakit penyakit.[20]Tetapi jika seseorang melakukan operasi untuk kesombongan memotivasi seseorang untuk melakukan operasi, dia telah menjadi berhala bagi dirinya sendiri. Alkitab memperingatkan kita untuk tidak menjadi besar kepala atau sombong (Flp. 2:3-4).
Sehingga melalui tinjauan ini berusaha menghadirkan titik temu mengenai penolakan terhadap pemahaman yang salah dan tetap beriringan bersama dengan ketetapan yang mendasari dalam ajaran agama yang pada akhirnya membenarkan ketika harus melakukan operasi plastik.Sebagaimana pembenarsn memperbolehkan dilakukannya operasi plastik yang bertujuan untuk memperbaiki dan menyempurnakan bentuk organ tubuh yang (rusak) cacat agar dapat berfungsi secara normal kembali, karena jika tidak dilakukan operasi dapat mengakibatkan dampak negatif yang serius.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa operasi plastik dengan tujuan untuk kecantikan hukumnya haram dan apabila dilakukan untuk memperbaiki cacat yang dibawa sejak lahir seperti bibir sumbing, kaki pincang dan sebagainya atau memperbaiki cacat akibat kecelakaan, maka hukumnya mubah (boleh) sepanjang tidak ada ketentuan agama yang dilanggar.                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                  Dari segi pandangan agama Kristen sendiri  dimana ketika melakukan operasi plastik terhadap bagian tubuh yang cacat atau sakit seperti, operasi bibir sumbing, luka bakar sama dengan mengobati atau mengurangi penderitaan sang penderita. Bukan dijadikan sebagai pemuas nafsu yang menyalahgunakannya demi eksistensi dalam kehidupan agar diterima di masyarakat. Melainkan harus tetap berlandaskan kepada ajaran agama. Sehingga dengan hadirnya ketentuan agama tetap eksis didalamnya. Berbeda apabila operasi plastik dilakukan untuk mengubah bagian tubuh karena ketidakpuasan pribadi. Karena sebenarnya, tubuh kita adalah milik Allah dan kita diciptakan seturut gambar-Nya. Apabila kita mengubah tubuh yang diciptakan Allah, maka sama saja kita tidak menghargai karya-Nya terlebih telah merusak tubuh untuk kepentingan pribadi yang tidak dikehendaki Allah. Sementara tubuh kita sempurna dan indah di mata-Nya dan seharusnya kita mempermuliakan-Nya. Sesuai dalam 1 Timotius 2:9 dikatakan supaya kita jangan menarik perhatian orang lain melalui penampilan fisik kita.
IV. Refleksi Teologisnya Masa Kini
Secara teologis, firman Tuhan berkata tegas bahwa tubuh ini bukan milik kita sendiri, sebab nyatanya telah dibeli dengan lunas melalui pengorbanan Kristus. Artinya, siapapun tidak berhak memperlakukan tubuh ini seenaknya. Bukankah orang Kristen dipanggil untuk memuliakan Allah melalui tubuhnya? Memuliakan Allah yang dimaksud adalah menjaga, memelihara dan menerima apa adanya seperti yang diberikan oleh Tuhan. Memang dalam kenyataannya, sebagian orang kurang mampu menerima diri sendiri sehingga dia “menciptakan dirinya” menurut konsep yang dipikirkannya. Dirinya bukan lagi seperti yang ada dalam pikiran Allah, melainkan sesuai dengan pikiran terbaiknya. Sehingga kita harus lebih cermat dalam mengambil pada saat ini, dimana akan banyak tawaran yang akan menggoyahkan iman kita seiring dengan perkembangan zaman dan teknologi. Bagaimana cara kita dapat tetap memelihara ciptaan-Nya sebab kita ketahui segala sesuatu yang Dia ciptakan baik adanya. Sehingga Imago Dei yang disebut sebagai Gambar dan Rupa Allah tetap melekat dalam diri kita tanpa ada yang dirusak dan diubah demi tawaran dan tuntutan duniawi. Sehingga Alkitab mengatakan dalam Korintus 6:19-20, “Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Allah, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dengan harganya telah lunas dibayar. Karena itu muliakanlah Allah dengan tubuhmu”!
V. Kesimpulan
Cabang ilmu operasi yang bercirikan lebih mementingkan dan memikirkan hasil akhir dari suatu tindakan (pengoperasian). Bidang cakupan operasi plastik ada dua yaitu, operasi plastik rekonstruksi dan operasi Plastik estetik. Dalam dunia kedokteran operasi plastik sudah dikenal. Dapat dilakukan apabila terdapat bagian tubuh yang cacat atau sakit seperti, operasi bibir sumbing, luka bakar sama dengan mengobati atau mengurangi penderitaan sang penderita. Operasi plastik dengan tujuan untuk mengobati dan mengurangi penderitaan orang lain adalah hal yang sah untuk dilakukan berdasarkan firman Tuhan, karena Tuhan Yesus sendiri yang memerintahkannya (Mat 10:8) dan hal tersebut tidak bertentangan dengan firman Tuhan. Oleh sebab itu hendaknya kita Memuliakan Allah yang dimaksud adalah menjaga, memelihara dan menerima apa adanya seperti yang diberikan oleh Tuhan. Memang dalam kenyataannya, sebagian orang kurang mampu menerima diri sendiri sehingga dia “menciptakan dirinya” menurut konsep yang dipikirkannya.

VI. Daftar Kepustakaan
6.1. Sumber Buku
Chen,Willian P.O.Colour Atlas of Cosmetics Oculofacial Surgery. USA : Elsevier Inc, 2004.
Diah, Enrina. Ultim ate History : Menjadi Pribadi Menakjubkan dengan Aeshetic   Surgery. Jakarta:Ultimo,2011.
Geisler, Norman L. Etika Kristen-Pilihan dan Isu. Malang: Seminari Alkitab Asia   Tenggara, 2000.
Guthrie,Donald. Teologi Perjanjian Baru 1. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2001.
Henderson, Leila. Bedah Plastik : Apa yang perlu diketahui. Jakarta : Arcan, 1997.
Ignatius A.Hendra.Sumakkud. Maka Jiwakupun Memuji-Mu. Jakarta: Obor, 2003.
Peter. Atlas Bedah Plastik. Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1993.
Prihandi,Endra K. My Potency. Jakarta: PT.Alex Media Komputindo, 2004.
Sitompul,Einer M. Firman Hidup. Jakarta: BPK-GM, 2009.
Selan, Ruth F. Membina Kepribadian yang Menarik. Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil       Immanuel, 1991.
William, Dyrness. Tema-tema dalam Teologi Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 2001.
6.2. Sumber Internet
https://www.gotquestions.org/Indonesia/bedah-kosmetik.html, diakses padatanggal 23 April 2019, Pukul 21:27 WIB.




[2] Peter, Atlas Bedah Plastik, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 1993), 3-4.
[3] Enrina Diah, Ultim ate History : Menjadi Pribadi Menakjubkan dengan Aeshetic Surgery, (Jakarta:Ultimo,2011), 3.
[4] Willian P.O. Chen, Colour Atlas of Cosmetics Oculofacial Surgery, (USA : Elsevier Inc, 2004), 4.
[5] Leila Henderson, Bedah Plastik : Apa yang perlu diketahui, (Jakarta : Arcan, 1997), 3.
[6] Leila Henderson, Bedah Plastik : Apa yang perlu diketahui, (Jakarta : Arcan, 1997), 26-28.
[7] Heniyatun, Kajian Yuridis Operasi Plastik, (Magelang: Muhamadiyah, 2015), 128
[8] Ibid, 122
[9] Einer M. Sitompul, Firman Hidup, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 1-3
[10] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 1, (Jakarta: PT BPK Gunung Mulia, 2001), 104
[11] Willian Dyrness, Tema-tema dalam Teologi Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 2001), 67-68
[12] Ruth F. Selan, Membina Kepribadian yang Menarik (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1991),9.
[13] Norman L. Geisler, Etika Kristen-Pilihan dan Isu (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2000) 227
[14] Lisa Bevere, Lepaskan Kendali dan Berbahagialah! (Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil Immanuel, 1999), 77-78.
[15] Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu, 232
[16] https://www.gotquestions.org/Indonesia/bedah-kosmetik.html, diakses pada tanggal 23 April 2018, Pukul 3:40
[17] Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu, 230 
[18] Hendra Ignatius A. Sumakkud, Maka Jiwakupun Memuji-Mu, (Jakarta: Obor, 2003), 250-251
[19] Endra K. Prihandi, My Potency, (Jakarta: PT.Alex Media Komputindo, 2004), 56
[20] Norman L. Geisler, Etika Kristen – Pilihan dan Isu, 232
Share:

1 comment:

  1. Bagaimanapun juga operasi bedah plastik semakin populer sekarang ini, yang penting cantik

    ReplyDelete

POSTINGAN POPULER

SEMUA POSTINGAN

Total Pageviews

FOLLOWERS