Agama dan Santet
Suatu tinjauan
Religionum terhadap Santet dari Perspektif Kristen-Islam serta Relevansinya
bagi Masyarakat saat ini
I.
Latar
Belakang Masalah
Sebagaimana yang kita ketahui,
Indonesia merupakan Negara yang kental akan budaya masyarakatnya. Seperti
halnya apa yang ada pada masyarakat Indonesia di pedalaman, ataupun pribumi.
Pola–pola budaya tersebut melahirkan berbagai macam tardisi, kepercayaan dan
juga masih kental dengan hal–hal mistik. Kepercayaan masyarakat terkait hal
mistik masih mengakar dengan cukup kuat menjadi sebuah mitos tersendiri di
tengah-tengah masyarakat. Cara pandang masyarakat tentang santet menjadikan
santet seperti sudah membudaya di kalangan masyarakat. Persoalan kepercayaan
terhadap hal ghaib ini dijelaskan oleh Suyono (2008) bahwa adanya hal-hal
diluar rasio atau logika yang sifatnya tak terlihat, ajaib, gaib dan berbau
magic sudah menjadi rahasia umum bagi masyarakat Indonesia pada umumnya dan
masyarakat Bali pada khususnya. Jika kita melihat dengan perubahan sosial yang
begitu deras dewasa ini, kekuatan ilmu ghaib atau santet seringkali digunakan
untuk alat memenuhi kepentingan manusia–manusia yang berdilema. Dan sering fenomena
ini kita temui dalam jasa dunia perdukunan di Indonesia. Jasa yang ditawarkan
sangat berfariasi, seperti susuk, sumber rejeki, cepet jodoh, dan yang menjadi
masalah terbesar adalah santet jasa gaib ini digunakan untuk ajang perang kasat
mata dan berujung pada kekerasan psikolgis manusia serta kematian bagi manusia
yang terkena santet. Sehingga sering ditemukan adanya masyarakat yang menjadi
korban dimana mereka menderita sakit bahkan kematian yang tidak masuk akal
dalam dunia kedokteran sebagai akibat tukang teluh atau dukun santet.
Penyelewengan seperti ini yang menjadi akar permasalahan dalam penegakan
hukum serta implikasi agama yang tak dapat diterima dalam setiap pribadi.
Merujuk dari apa yang dikatakan oleh Baharudin (2007) mendefenisikan bahwa santet
sebagai tidakan yang merusak kesejahteraan orang lain dengan motif balas dendam
atau sakit hati.
II.
Pembahasan
2.1. Penelusuran terhadap Santet
2.1.1.
Pengertian
Santet
Santet
atau guna-guna adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dengan
menggunakan ilmu hitam.[1]
Istilah santet kadang-kadang juga dipakai untuk menyebut praktek memasukkan
benda-benda asing ke tubuh korban, ini merupakan salah satu jenis sihir.[2]
Santet dalah salah satu masifestasi dari kuasa kegelapan iblis yang disebut
okultisme. Okultisme berasal dari dua kata yaitu okult yang berarti gelap, mistik, dibalik, tersembunyi, dan kata isme berarti ajaran. Jadi secara singkat
okultisme adalah sebagai suatu ajaran mengenai kuasa kegelapan.[3] Santet
disebut juga ilmu untuk membunuh,
menghancurkan, dan membinasakan manusia.[4]
Dengan kata lain santet adalah upaya seseorang untuk mencelakai orang lain dari
jarak jauh dengan menggunakan ilmu hitam. Santet sering dilakukan orang yang
mempunyai dendam kepada orang lain atau dengan kata lain santet adalah suatu
usaha atau perbuatan mempengaruhi atau mengganggu orang lain dengan tujuan
tidak baik, dengan menggunakan benda nyata atau kekuatan yang tidak kelihatan.
Santet biasanya ditujukan untuk mencelakakan orang lain yakni: untuk membuat
orang menderita, sakit, dan bahkan meninggal dunia.[5]
Santet atau guna-guna sebagian didefenisikan sebagai peralapan mantra,
jampi-jampi dan praktek atau ekspresi yang dipercaya memiliki kekuatan sihir.
Kata kerja mengguna-guna berarti mempengaruhi, memaksa, memberkati dan
melindungi.[6]
Pangkal tumbuh kembangnya santet umumnya rasa sakit hati, yang entah disadari
ataupun tidak, menjadi bagian dari relasi antar manusia. Misalnya orang sudah
berbuat baik, tetapi bisa saja di mata orang lain perbuatan itu diartikan lain.
Ketika muncul kebencian yang tidak bisa di selesaikan dengan cara yang baik,
orang bisa saja berpaling ke santet.[7]
2.1.2.
Faktor
penyebab mempraktekkan Santet
Ada
beberapa alasan mengapa orang terlibat dengan santet, alasan tersebut tidak
berbeda dengan mengapa orang terlibat dengan dukun, paranormal, sihir dan praktek okultisme lainnya.
Adapun alasan tersebut antara lain:
a.
Tidak
mengerti kitab suci maupun kuasa Allah
Kitab
suci diberikan oleh Allah kepada manusia agar dapat dijadikan sebagai pedoman
di dalam setiap langkah kehidupannya. Melalui kitab suci membeberkan perihal
alam roh yang tidak kita lihat secara kasat mata dan juga tidak bisa kita
cernah dengan alam pikiran biasa. Iblis mengetahui hal ini dan ia telah
mencapai sukses besar dengan membelokkan fungsi Alkitab menjadi sekedar
pajangan di rak buku. Tidaklah sulit pada saat ini untuk mencari orang kristen
yang tidak punya Alkitab atau mempunyai tetapi tidak pernah membacanya. Dan
orang-orang yang seperti inilah yang sulit diberi pengertian berdasarkan
kebenaran Allah. mereka sudah biasa berjalan dengan memakai pedoman pikirannya
atau pikiran orang lain sehingga mereka merasa tidak memerlukan tuntunan kitab
suci.
Iblis
mempunyai banyak cara untuk menghalangi manusia mengenal Allah melalui
pembacaan kitab suci atau Alkitab, misalnya dengan merasa tidak lagi perlu
membaca alkitab atau belajar alkitab karena sudah tau banyak akan masalah hidup
ini, sehingga menimbulkan rasa malas dan mengantuk ketika membacanya.
b.
Perlindungan
Santet
dilakukan untuk melindungi/mendapatkan sebuah jabatan baik bagi kelompok maupun
individu. Manusia yang mencari perlindungan karena manusia takut kehilangan
atau dicelakakan oleh musuh. Menurut mereka kematian dianggap sebagai suatu hal
yang menyeramkan. Pada masa lalu hampir di setiap suku mempunyai musuh, oleh
sebab itu dibutuhkan perlindungan dari kuasa yang lebih besar. Kuasa itu
dikenal dengan kuasa roh-roh nenek moyang.[8]
c.
Keuangan
atau ekonomi
Santet
diyakini dapat memberi kekayaan materi (keuangan). Sesorang yang menggunakan
santet akan lebih mudah menjadi makmur dan kaya. Menjadi kaya dan makmur yang
dimaksud disini adalah semua usaha akan menjadi lancar.[9]
Kedudukan dalam pekerjaan akan berada dalam posisi yang baik sehingga semua
usaha bisa berjalan dengan lancar sekalipun cara yang diigunakan untuk
mendapatkannya tidak sesuai dengan kehendak Tuhan. Selain daripada itu orang
menggunakan untuk santet mendapat warisan yang lebih atau karena keserakahan
seseorang sehingga rela membinasakan keluarga sendiri. Iblis juga telah
menawarkan akan memberi segala sesuatu kalau menyembah kepadanya (Mat 4:8-9).[10]
Walaupun pada akhirnya dengan mudah kekayaan itu menjadi hilang lenyap.[11]
Orang tidak akan berani mengganggu usahanya sekalipun usaha yang dilakukannya
salah karena ia memakai pelindung yang mampu melindungi usahanya sekaligus
menakuti orang lain dengan menggunakan santet. Karena akar dari segalanya
adalah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang menyimpang dari
iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai duka (1 Tim 6:10).
d.
Menginginkan
kekuasaan
Kekuasaan
merupakan suatu jenis berhala yang selalu dicari-cari orang di dunia ini.
Orang-orang berebut menjadi pemimpin tanpa menyadari apakah ia memang mempunyai
kemampuan dan panggilan untuk posisi itu. Menginginkan kekuasaan bermula dari
Lusifer yang hendak naik mengatasi awan-awan dan hendak menyamai Tuhan. Akan
tetapi justru dosa kesombongannya itu maka ia dilemparkan ke bumi. Lusifer
tidak tinggal diam melainkan ia terus berusaha untuk membujuk dan mempengaruhi
orang-orang untuk mengikuti jejaknya dengan cara kekuasaan yang tertinggi dan
terhebat dan dengan iming-iming dapat menjamin keselamatan, keamanan,
kelimpahan, harta benda, dan seluruh kenikmatan dunia. Berbagai cara di tempuh
untuk memperoleh kekuasaan ini bahkan dengan menggunakan kekuasaan kegelapan,
kuasa kegelapan yang digunakan dapat berupa mantra-mantra, benda-benda kuasa
kegelapan sebagai jimat, misalnya batu cincin, keris, tongkat, ikat pinggang
dan lain-lain. Juga termasuk penggunaan santet (guna-guna).
e.
Perasaan
takut
Perasaan
takut jelas bukan berasal dari Tuhan, karena Tuhan tidak memberi roh ketakutan.
Ketakutan menjadi alat yang ampuh bagi iblis untuk mendorong orang-orang mencari
perlindungan dan dengan senang hati roh-roh yang jahat yang lain akan memberi
perlidungan “jalan keluar”.
2.1.3.
Tanda-tanda
Orang Mengalami Santet
Orang
yang terkena santet mengalami semacam gangguan aneh, mungkin orang itu
tiba-tiba bingung tidak karuan, atau mengalami sakit mendadak pada bagian
tubuhnya, misalnya muntah darah. Kadang-kadang darah itu bercampur dengan
pecahan kecil kaca atau rambut. Sakit atau gangguan santet ini apabila diobati
oleh medis, tidak dapat sembuh. Sama halnuya denga cerita oleh Dr. Tedjo
sebelum ia masuk kristen, beliau pernah menyantet seorang tukang jahit sampai
perutnya membesar.
Cara
melakukannya dengan memasukkan balon karet kedalam mulut seekor kodok, lalu
ditekan atau sampai ke perut. Setelah itu balon kodok itu di tiup sehingga
perut kodok membesar. Pada waktu meniup disertai dengan mantra santet yang
menggambarkan bahwa kodok itu adalah si tukang jahit. Setelah balonnya membesar,
ujung atau lobangnya diikat dengan benang. Lalu kodok itu dimasukkan kedalam
baskom berisi air. Ternyata si tukang jahit itu tiba-tiba perutnya membesar dan
merasa sakit, namun penyakitnya tidak dapat ditemukan oleh medis.[12]
2.1.4.
Dampak
yang ditimbulkan Santet
Biasanya
yang menjadi tumbal bagi orang yang menyantet seseorang itu akan menerima
kutukan. Namanya “kutukan darah”
kutukan ini ditanggung sampai tujuh keturunan. Yang disebut dengan kutukan
darah tersebut adalah: pertama anak-anaknya
atau keluarganya akan hancur, kedua setiap
tahun akan ada keluarga yang sakit atau yang mati dan bisa juga mengakibatkan
anaknya menjadi cacat. Anggota keluarga sering mengalami kecelakaan atau
kesialan terus menerus dan yang ketiga
adalah kutukan kebangkrutan.[13] Selain
daripada itu keturunannya juga ada yang mati muda. Pemilik santet akan senantiasa
merasa kuat, dan sehat namun setiap anggota keluarga baik anak, cucu, menantu
bahkan suami/istri akan mengalami penderitaan, kemiskinan dan penyakit selalu
ada dalam kehidupan mereka.[14]
Selain daripada itu keluarga si pemilik santet tersebut tidak akan pernah
merasa ada kedamaian dalam hidupnya, sebab bagi iblis tidak ada yang gratis.[15]
Dalam Ulangan 28:15 jelas dituliskan apa
yang menjadi kutuk bagi orang yang menduakan Tuhan dan tidak melakukan dengan
setia segala perintah dan ketetapan-Nya.
Berikut diperincikan dampak atau
akibat yang ditimbulkan santet:[16]
-
Akibat secara rohani
Serangan
depresi, misalnya seorang tenggelam dalam suatu kesedihan tanpa alasan. Orang
bearda dibawah tekanan, dikecam oleh perasaan takut terhadap hal-hal
disekitarnya. Iblis tidak pernah memberi kesejahteraan dalam hati manusia.
Hanya dalam Kristus manusia sentosa, sejahtera dan merdeka/bebas (Yoh 16:33 Rom
16:20; 2 Kor 3:17). Dari kuasa gelap hanyalah kegelisahan.
-
Akibat secara
psikologis
Pikiran
bunuh diri yang seringkali berjalan sejajar dengan depresi. Sama seperti Saul
dan Yudas Iskariot yang mengakhiri hidupnya dengan sangat menyedihkan (1 Sam
28, 1 Taw 10:1-4, Mat 27:1-5). Iblis adalah bapa pembunuh manusia dan dialah
yang membawa manusia kepada keputusasaan, menjadikan manusia nekad bunuh diri
(Yoh 8:44).
-
Akibat secara fisik
Urat
syaraf menjadi terganggu. Orang yang didiami oleh Roh Allah maka tubuhnya sehat
seperti Musa (Ul 34:7), Yosua dan Kaleb (Yos 14:6-11). Tubuh manusia yang
didiami setan (Ef 2:2), mengalami banyak gangguan serta mengalami kemandulan
dan kematian yang tidak wajar.
-
Akibat dalam keluarga
Kekacauan
terjadi dalam keluarga karena roh pengacau itu diberi tempat dalam keluarga
sehingga semuanya menjadi kacau dan berantakan. Kekacauan nanti selesai setelah
mereka membuang semua benda iblis dari dalam rumah mereka (kej 34:1-35, Kej 35:1-5).
-
Akibat untuk keturunan
selanjutnya
Keturunan
menjadi kacau dan terkutuk, tidak normal, cacat, sial, terlaknat dan terhukum
turun-temurun (Kel 20:4-5), karena berada diluar berkat Tuhan. Hanya darah
Yesus yang dapat mengangkat kita dari kutuk, karena cara hidup yang sia-sia
yang turun-temurun dari nenek moyang kita (1 Ptr 1:18, 19).
-
Akibat untuk kekekalan
Orang
yang terlibat dalam perlakuan santet (magic) tidak akan mewarisi kerajaan Allah
(Gal 5:20,21).
2.2. Santet Menurut Alkitab
Kata
“Santet” tidak akan kita temukan
secara langsung dalam Alkitab, namun dalam hal ini dituliskan bahwa santet
adalah bahagian daripada okultisme yaitu hantu atau setan karena memang santet
merupakan bagian dari setan. Untuk mengkaji santet dalam Perjanjian Lama maka
kita perlu menganalisa keberadaan setan dalam Perjanjian Lama dan harus
menelusuri bagaimana sebenarnya asal-usul setan. Ada beberapa istilah dalam
Perjanjian Lama digunakan untuk menggambarkan santet. Seperti kata “qesem” yang berarti ramalan, nujum,
persihiran, tenung, ramalan gaib, pertanda, nasib, wahyu. Dalam bentuk kata
kerja Ibrani disebut qasam yang
berarti ramalan atau mempraktekkan ramalan, kata ini terdapat beberaapa kali di
dalam Perjanjian Lama (mis: Ul 18:10, 14; Yos 13:22; 1 Sam 28:8; 2 Raj 17:17;
Yes 27:9; Yeh 13:9, 23; 21:21, 23,29 ; 22:28; Zak 10:2).[17]
Dalam
Ulangan 18:9 dikatakan jangan engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang
dilakukan bangsa-bangsa itu. Semua kebiasaan yang bersifat takhyul, sihir, dan
segala bentuk hubungan dengan roh atau spritualisme (ay 10-11). Merupakan kekejian
bagi Tuhan sehingga harus dihukum. Dalam hal ini sihir orang kafir disamakan
dengan agama orang kafir sehingga yang melakukan merupakan pemberontakan
terhadap tuntutan perjanjian Tuhan akan kesetiaan Israel, haruslah engkau hidup
dengan tidak bercela di hadapan Tuhanmu. Dalam Alkitab Perjanjian Lama pelaku
santet (sihir) adalah Bilema. Mula-mula Bilema mencari petanda, yang sifatnya
tidak diterangkan (Bil 24:1). Jelas bila meminta petanda buruk dari bileam
untuk mengutuk Israel dengan petanda itu.[18]
Kuasa yang bekerja melalui ahli-ahli sihir di mesir itu hanya menyatakan
dirinya melalui mantera-mantera, dalam kitab Ulangan 18:9-22 atau disebut juga
sebagai ahli jampi di dalam kitab Daniel 1: 20; 2:2, 10, 27, yaitu karena yang
bekerja dibalik semua perkara itu adalah iblis. Sebutan ahli-ahli sihir
ditunjukkan kepada orang-orang mempraktekkan ilmu pesona seperti guna-guna,
mantra, ramalan.
2.2.1.
Hubungan
Santet dengan Iblis
Dalam
buku Mery K. Baxter dan Dr. T.L. Lowery yang berjudul “Sebuah Penglihatan Tentang Peperangan Rohani” Allah tidak
menciptakan setan atau hantu yang merupakan manifestasi dari iblis.[19]
Melainkan Allah menciptakan segalanya sangat baik “tob meot”. Sementara iblis berasal dari Malaikat Allah yang
memberontak kepada Allah.[20] “Allah
Berfirman: kalau begitu keluarlah dari
Surga, karena sesungguhnya kamu terkutuk, dan sesunggunya kutukan itu tetap
menimpamu hingga pada hari kiamat" (Q. S. 15/15Al-Hijr: 24-35). sesungguhnya
setan dan Iblis hanya perbedaan penyebutan saja. Iblis telah ada sebelum Adam
diciptakan dan hidup dalam kalangan malaikat. Sebaliknya setan adalah Iblis
yang hidup dikalangan manusia. Boleh dikatakan bahwa setan adalah anak cucu
iblis yang menggoda anak cucu Adam.[21] Setan
diusir dari surga karena pemberontakannya, dia bukan lagi Lusifer. Dalam akar
bahasa Latinnya: Lusifer berarti “ia yang
membawa terang”.[22]
Dalam bahasa Ibrani kata ini di terjemahkan sebagai “bintang fajar” (Yes 14:12).[23]
Sebaliknya, dia menjadi setan yang artinya “pendakwa”
atau musuh.[24]
Karena kecantikan dan kemewahan yang diberikan Tuhan membuat dia menjadi
sombong (Yes 28:17a) ia ingin menyamai Tuhan Allah (Yes 14:14b), bahkan ia juga
berkeinginan untuk mendirikan kerajaan dan tahtanya sendiri (Yes 14:13b),
disamping itu juga memiliki rencna untuk memalsukan rencana Allah, dan hal ini
dapat kita lihat melalui ungkapannya yang menyatakan “aku hendak” yang terdapat
sebanyak lima kali dalam Yesaya 14:13:14;
1. Ia
mengatakan “aku hendak naik ke langit” sebagai penjaga kekudusan Allah, ia
memang berhak masuk ke langit, tetapi ucapan itu menunjukkan bahwa ia ingin
tetap tinggal di langit dan mempunyai kedudukan yang setara dengan Allah.
2. Aku
hendak mendirikan tahtaku untuk mengatasi bintang-bintang Allah. ungkapan itub
tergantung pada pengertian “bintang-bintang” jika bintang itu menunjukkan pada
malaikan-malaikat (Ayb 33:7, Why 12:3-4, 22:16). Jika bintang-bintang di langit
yang berkilauan ia ingin memerintahkan tingkat-tingkat langit.
3. Aku
hendak duduk jauh diatas bukit pertemuan jauh di sebelah utara. Dalam hal ini
setan ingin menguasai alam semesta sebagaimana biasa dilakukan dewa-dewa Babel.
4. Aku
hendak mengatasi ketinggian awan. Ia menginginkan kemuliaan yang dimiliki Allah
(awan-awan seringkali dihubungkan dengan kehadiran Allah) Kel 16:10, Why 19:1.
5. Aku
hendak menyamai yang maha tinggi. Dia ingin menyamai atau sama seperti Allah
dan berkuasa seperti Allah.[25]
Penting
bagi kita untuk melihat praktek-praktek okultisme dalam Perjanjian Lama yang
umumnya dikalangan bangsa-bangsa Kafir.[26]
Kebiasaan bangsa ini menyembah dewa-dewa dan dewa-dewa itu menyangkut alam
semesta kesuburan dan perbintangan, adapun nama-nama dewa tersebut yakni:
Dagon, Baal, Resyef, Milk, Yam, Astrak dan Asyetoret. Dewa ini dipercaya dapat
mengakibatkan wabah dan malapetaka jika tidak disembah secara sungguh-sungguh.[27]
Iblis sangat berperan besar dalam kisah ular dan pengusiran manusia dari taman
eden (Kej 3:1-24). Dalam kisahnya, Hawa mengatakan bahwa memang benar yang
menggodanya adalah ular, namun sebenarnya yang ada dibalik semua itu adalah
setan yang kemudian berwujud menjadi ular. Saat itu setan hadir di hadapannya
mirip seperti para malaikat yang lain. Malaikat (yang ternyata adalah setan) itu
memggodanya (melalui ular) untuk menjerumuskan manusia menuju keterbatasan
menafsirkan firman Allah dan untuk menuruti kecenderungan-kecenderungan
pribadi. penggoda setan terhadap Hawa inilah yang kemudian melatarbelakangi
perkembangan kisah-kisah penciptaan. Manusia kemudian selalu terjatuh kedalam
dosa dan selalu hidup atau bekerja dalam sejarah keberdosaan (misalnya: kisah
Menara Babel, Kej 11:1-9, lembu emas Israel, Kel 32:1-35, peristiwa Sodom dan
Gomora Kej 19:1-29). Harus kita sadari bahwa iblis pun dapat memuat muzizat dan
oleh karena itu janganlah kita hanya melihat muziziatnya saja tetapi lihatlah
kuasa yang bekerja dibalik muzizat itu. Alkitab jelas mengatakan “kedatangan si pendurhaka adalah pekerjaan iblis, dan akan disertai
rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan muzizat palsu (2 Tes 2:9)”. Kita
harus ingat bahwa iblis menjebak manusia/melalui apa kebiasaan dan keinginan
manusia tetapi yang melanggar perintah Tuhan. Ular atau ular tua (Kej
3:4,14, Why 12:9) sifatnya sangat licik dan dialah yang membujuk Hawa di taman
eden supaya tidak taat kepada Tuhan. Dengan sifatnya yang licik dia berusaha
memperdayakan manusia dengan segala usahaanya sehingga banyak manusia yang
tidak berpegang pada firman Tuhan.
Rasul
Paulus dengan tegas membedakan antara kuasa iblis yang disebut sebagai kuasa kegelapan dan kuasa Allah yang
disebut kuasa terang. Istilah kuasa
kegelapan yang digunakan oleh Rasul Paulus memiliki arti yakni suatu kuasa yang
bertentangan dengan kuasa yang terang, yang membawa seseorang kedalam kegelapan
atau kesesatan. Kerajaan kegelapan merupakan suatu jaringan kerjasama yang rapi
antara iblis dan anggota-anggota kerajaannya, yaitu para malaikat yang telah
jatuh kedalam dosa atau yang disebut sebagai roh-roh jahat. Menyesatkan orang
itulah pekerjaan iblis dan pengikutnya. Iblis atau setan menyesatkan dunia ini
dengan berbagai macam cara yang tidak sesuai dengan kebenaran firman Tuhan.[28]
Dalam
bahasa Yunani setan disebut Satanos yang
artinya “musuh” dan juga diabolos yang
artinya iblis, jadi setan berarti suatu yang diciptakan tetapi melebihi manusia
jahat, berpribadi, berkekuatan dunia, dicatat dalam Alkitab sebagai musuh
Allah.[29]
ada beberapa penampakan atau nama lain dari hantu yang muncul dalam Perjanjian
Baru antara lain:
1. Si
jahat (Yoh 17:15)
Dalam Alkitab Bahasa
Inggris istilah yag dipakai adalah “Evil
One” artinya si jahat, karena pada hakikatnya ia sangatlah jahat. Dalam
ayat ini Tuhan Yesus dalam doanya merujuk kepada setan.
2. Ilah
dunia (2 Kor 4:4)
Tugasnya adalah
mengendalikan pandangan hidup manusia di dunia ini. Biasanya pandangan yang
beraneka ragam tentang Allah yang dimiliki agama-agama atau kepercayaan
suku-suku yang masih primitif yang
merupakan hasil karya iblis. Dengan jalan demikian maka manusia
dihalangi untuk percaya kepada Allah yang benar sebaagaimana dinyatakan di
dalam Alkitab.
3. Pembohong
atau bapa pembohong (Yoh 8:4-44)
Ia bertugas untuk
membelokkan kebenaran. Banyak orang yang memiliki kebiasaan berbohong dan tidak
lagi merasa bersalah kalau ia membohongi orang lain. Banyak juga orang yang
bangga bahwa mereka sudah menipu orang dengan kebohongan yang telah dikarangnya
sedemikian rupa. Orang yang seperti ini akan berusaha membela diri atau menjadi
alasan kalau ketahuan bahwa dia adalah
seorang pembohong. Mereka yang tergolong kepada kelompok sudah diperbudak oleh
iblis. Kategori ini disebut sebagai nabi-nabi palsu atau guru palsu yang
berusaha untuk menyesatkan manusia dari ajaran kebenaran (2 Ptr 2).
4. Roh
jahat (Mat 13:43)
Roh jahat yaitu roh
yang mempengaruhi manusia untuk melakukan segala jenis kejahatan di dunia.
Tujuannya adalah supaya manusia kacau atau menderita.[30]
Dalam hal ini dapat kita lihat bahwa
ciri-ciri orang yang kerasukan roh jahat adalah:
·
Orang tersebut tidak
sadar dengan apa yang dilakukannya maupun apa yang dilakukan orang lain
kepadanya.
·
Matanya akan terbuka
tanpa berkedip.
·
Suaranya dapat berubah 180
derajat.
Jika
orang yang kerasukan roh jahat adalah perempuan maka bisa saja suaranya bisa
berubah seperti suara laki-laki.
·
Orang yang kerasukan
roh jahat bisa memiliki kekuatan sepuluh kali lipat dari biasanya.[31]
5. Pencoba
(Mat 4:3, 1 Tes 3:5)
Dalam bahasa Ingris
disebut “tempter” yaitu yang memberi
pencobaan kepada manusia agar jatuh kedalam dosa. Ia bisa mencobaai melalui
sodoran materi, melalui bujukan untuk melakukan tindakan yang bersifat amoral.
Hanya orang yang selalu berpegang kepada Tuhan sebagaimana Tuhan Yesus telah
memberi contoh (Mat 4:1-11) yang dapat selamat dari pengaruh dari si pencoba
ini.
2.3. Tinjauan Religionum
terhadap Magik (Santet) serta Implementasinya terhadap Masyarakat saat ini
2.3.1.
Perspektif
Kristen
Pada
hakikatnya magic adalah bersifat manupulatif, meskipun dalam manipulasinya
berlangsung dalm suasana takut dan hormat, kagum dan heran,sama seperti dalam
ciri-ciri sikap religius juga. Agama haruslah berarti tindakan langsung dari
sudut pandang sipelaku, sedangkan magic tidak pernah merupakan metode langsung
sebab tanpa adanya sarana magic tidak dapat dimungkinkan. Tidak bisa dikatakan
adanya “suatu yang alamiah” sebab semua magic bersifat mengkelabui, dan magic
adalah muslihat. Magic merupakan keadaan dimana seseorang menggunakan santet(sihir)
untuk memenuhi maksud-maksud pribadi tertentu seperti misalnya kematian seorang
musuk, realisasi cinta laki-laki atau wanita yang di inginkan , kesembuhan
penyakit, posisi jabatan. Black magic ini mencapai hubungan dengan alam yang
pada hakikatnya bersifat maipulatif,
yaiu mengontrol daya alam tersebut untuk kepentingan pribadi.[32]
Sebagai
orang kristen yang telah percaya kepada Tuhan Yesus maka ada beberapa hal yang
kita lakukan untuk melepaskan diri dari kuasa gelap (santet) yakni:
1. Persiapan
diri
Menyadari
bahwa pekerjaan ini merupakan peperangan terhadap kuasa-kuasa iblis, roh-roh
jahat, setan, hantu duniawi, dan kuasa-kuasa supra natural lainnya. (apapun
nama atau sebutannya), sesorang yang percaya kepada Tuhan haruslah benar-benar mempersiapkan
diri terutama dalam perlengkapan rohani seperti yang tertulis dalam Efesus
6:10-20. Ingat bahwa kekuasaan iblis, setan, dan roh-roh jahat lainnya dan
segala kuasa-kuasa alam supra-natural lainnya melebihi kekuatan dan kemampuan
manusia. Oleh karena itu jangan pernah bermimpi untuk mengalahkan kekuatan
iblis, setan, roh-roh jahat, dengan kekuatan manusia sendiri. Untuk memperoleh
kekuatan dan kemampuan mengalahkan segala kekuatan itu kita harus menghampiri
kuasa Allah, sebab kuasa Allah melebihi dari kuasa-kuasa apapun, baik yang ada
di langit, di bumi dan di bawah bumi. Dengan kuasa Allah kita mampu mengalahkan
kuasa iblis.
2. Bergaul
intim dengan Tuhan
Persiapan
khusus sebagaimana diatas, meliputi kehidupan yang penuh dengan doa, pergaulan
sehari-hari yang intim dengan Tuhan. Kita harus memiliki hubungan pribadi yang baik
dengan Tuhan, karena petempuran melawan iblis membawa resiko yang besar oleh
karena itu kita harus sungguh-sungguh meminta kuasa dari Tuhan.
3. Penguasaan
firman Tuhan
Kita
harus membaca firman Tuhan berkali-kali sehingga kita mampu mengerti firman
Tuhan dan kita akan menjadi pelaku firman Tuhan.
4. Menjaga
kesucian hidup
Dalam
kehidupan sehari-hari, kita harus betul-betul menjaga kesucian hidup, kesucian
mulut, otak (pikiran), supaya tidak ada kesempatan iblis untuk menuduh dan
mengklaim kita anggota dan pengikutnya sendiri.
5. Percaya
diri
Kita
harus berani membongkar dan mengungkapkan tabir penipuan iblis lewat okultisme.
Jangan pernah merasa takut dan enggan, hadapi mereka yang terlihat terlibat
kuasa kegelapan itu dengan suatu keberanian dan tekat bahwa Tuhan sudah
melengkapi dengan kuasa Allah. berdasarkan Matius 28:20 “....... dan
ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.[33]
Ada
beberapa pemahaman mengapa ajaran Kristen melarang menggunakan santet, yaitu: [34]
1. Manusia
yang menggunakan santet adalah manusia yang opportunis
(orang yang menarik keuntungan dari keadaan tanpa memperhitungkan
akibatnya), orang yang berbuat sewenang-wenang dan kejam. Bukan kekudusan nama
Allah, bukan kedatangan kerajaan Allah dan bukan pelaksanaan kehendak Allah
yang menjadi tujuannya melainkan pemuasan keinginan dan kemauan nafsunya
sendiri.
2. Orang
yang mempergunakan santet tidak memperhatikan dan tidak memperdulikan darimana
datangnya pertolongan yang diharapkannya. Ia tidak peduli siapa yang
menolongnya asalkan ia sudah tertolong. Padahal didalam kitab Amzmur disebutkan
bahwa orang yang melayangkan mata kepada Tuhan yang di sorga dan mengharapkan
pertolongan dari Tuhan, dan hanya kepada Tuhan lah pengharapannya (Mazm 121,
123, 125). Tetapi orang yang percaya kepada santet menerima pertolongan dari
roh-roh jahat dan tidak peduli apa akibatnya terhadap orang lain. Dia tidak
menyadari bahwa apabila kita ditolong oleh roh-roh jahat, sebenarnya kita tidak
tertolong, melainkan kita akan kehilangan nyawa (Mat 16:26).
3. Orang
yang percaya pada kekuatan santet memupuk ikatan yang terlampau erat kepada
hal-hal yang bersifat duniawi yang tidak berkenan kepadaAllah. Selama seseorang
terpengaruh pada kekuatan santet seolah-olah menjadi budak, lemah, terikat, dan
tergantung kepada orang lain.
4. Orang
yang terikat santet akan kehilangan sukacita dalam hidupnya, karena hidupnya
menjadi gelap. Santet menjebloskan dia kedalam suasana yang penuh takut dan
cemas. Oleh sebab itu setiap orang yang mengasihiYesus Kristus menerima
panggilan untuk membrantas santet yang
terdapat di dalam dirinya sendiri dan di dunia sekitarnya.
2.3.2.
Perspektif
Islam
Pada
umumnya cara berpikir dan hidup ini didasarkan atas anggapan bahwa dunia ini
dipenuhi pleh daya-daya gaib yang dpat dipergunakan manusia untuk mencapa apa
saja yang dikehendaki. Dalam magic manusia senantiasa berusaha untuk memperoleh
dan menguasai gaib seperti orang memiliki dan menguasai alat-alat hidup biasa.
Perbuatan magic adalah perbuatan yang didasarkan atas pemikiran tersebut. Dalam
bagian ini disinggung tentang black magic (magic hitam atau ilmu hitam), yaitu
santet yang digunakan untuk merugikan dan mencelakakan orang lain. Dalam budaya
orang di Indonesia , ilmu hitam merujuk kepada ilmu gayang yang digunakan untuk menjatuhkan orang lain bagi
kepentingan sendiri.[35] Masyarakat
pada era modern sekarang sudah banyak yang tidak menggunakan akal sehat dalam
berfikir dan menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi, hingga mereka
banyak mendatangi para paranormal (Kahin)
untuk mencari solusi dalam permasalahan yang mereka hadapi. Sedangkan mayoritas
masyarakat Indonesia menganut agama Islam, mereka sudah tahu akan larangan dan
akibat dari perbuatan mereka tersebut, tetapi justru menyempatkan diri meminta
bantuan diluar daripada Allah. Padahal dalam surat al-Fatihan telah jelas
dikatakan bahwa meminta pertolongan itu hanyalah kepada Allah. firman Allah
dalam surat Al-Faihan yang berbunyi sebagai berikut: Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.[36]
Dalam ayat ini umat Islam diwajibkan untuk meminta pertolongan kepada Allah SWT
bukan kepada kuasa yang lain seperti terlibat dalam santet. Orang yang meminta
pertolongan kepada dukun atau santet dalam memperoleh peruntungan dimudahkan
saat menghadapi kesulitan, berarti telah sesat dan menyimpang dari syariat
Islam yang telah ditetapkan oleh Allah SWT. Orang tersebut telah mengerjakan
kegiatan keberhalaan yang berkembang luas salam masyarakat sebelum Islam. Nabi
Muhammad SAW pernah bersabda kepada sahabat-sahabatnya tentang mendatangi
paranormal (khain) tersebut: “barang siapa mendatangi tukang ramal atau
dukun (khain) serta memelihara santet, maka sungguh dia telah kufur dengan yang
diturunkan kepada Muhammad Shallallahu’ alaihi wa sallam”. Maksud dari hadis
diatas adalah Nabi mangindikasikan adanya larangan kepada umatnya mendatangi
dan minta pertolongan kepada paranormal. Sehingga Nabi memberikan ultimatum
kepada siapa saja dari umatnya yang mendatangi khain dengan berlepas diri dari agama Islam/kufur.[37] Dalam
perjalanan hidup, kuasa setan pasti akan hadir sebagai salah satu tokoh
antagonis yang sangat berperan untuk menentukan akhir hidup kita. Apakah kita
akan menjadi salah satu pengikut langkah setan dengan melibatkan diri dalam
kuasa gelap (santet) untuk memperoleh penghormatan dunia, ataukah kitabisa
menolak setiap bisikan setan yang mengantar kita kepada kesesatan. Allah
Subhanahu wa ta’ala memerintahkan untuk tidak tinggal diam terhadap godaan
iblis tersebut karena sesungguhnya setan adalah musuh nyata bagi kita semua.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman: “dan
katakanlah kepada hamba-hambaKu, hendaklah mereka mengucap perkataan yang lebih
baik dan benar, sesungguhnya setan menimbulkan perselisihan diantara mereka dan
kuasa gelap adalah musih nyata bagi manusia (Qs Al-Isara: 53)”. Dalam
sebuah riwayat hadis juga dijelaskan bahwa Rasulullah saw, besabda, “sesungguhnya Iblis berkata, demi keagunganMu
ya Allah, aku akan senantiasa menggoda manusia selama ruh mereka menyatu dengan
jasadnya. Kemudian Allah tabaraka Wa ta’ala menjawab, dengan keagunganKu pula
Aku akan selalu mengampuni mereka selama mereka memohon ampun kepadaKu” (HR
Ahmad dan Hakim). Salah satu cara yang digunakan untuk menggoda manusia adakah
dengan membuat kemaksiatan terlihat sangat indah dipandang mata seperti
kenikmatan dan kehormatan yang mampu diberikan kepada manusia. Setan memang
sangat jeli dalam mencari manusia untuk dijadikan sebagai korbannya. Berbaagai macam cara yang dilakukan untuk
membuat mausia menjadi kafir, menjerumuskan manusia ke dalam lembah dosa dan
membuat manusia melupakan Allah Subhanahu wa ta’ala untuk selama-lamanya.[38]
Berikut ada beberapa peringatan yang diajarka Rasulullah untuk menjauhkan diri
dari santet.
1.
إ نَّهُ لَيْسَ لَهُ
سُلْطَانٌ عَلَى الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ {99}
إِنَّمَا سُلْطَانُهُ عَلَى الَّذِينَ يَتَوَلَّوْنَهُ وَالَّذِينَ هُمْ بِهِ
مُشْرِكُونَ
“Sesungguhnya setan itu
tidak ada kekuasaan atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada
Rabbnya. Sesungguhnya kekuasaan setan hanyalah atas orang-orang yang
menjadikannya sebagai pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan
Allah”. (An Nahl : 99-100).[39]
2.
يا غُلاَمُ ! إنِي
أُعَلِّمُكَ كَلِمَاتٍ ، احْفَظِ اللهَ يَحْفَظْكَ…
“Wahai anak,
sesungguhnya aku akan mengajarkanmu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya
Allah akan menjagamu…”
Syaikh Nazhim Muhammad
Sulthan menyatakan, makna sabda Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam (احْفَظِ
اللهَ ) adalah jagalah perintah-perintahNya, larangan-laranganNya, hukum-hukumNya
serta hak-hakNya. Caranya, dengan memenuhi apa-apa yang Allah dan RasulNya
perintahkan berupa kewajiban-kewajiban, serta menjauhi segala perkara yang
dilarang. Sedangkan makna (يَحْفَظْكَ ) ialah, barangsiapa yang menjaga
perintah-perintahNya, mengerjakan setiap kewajiban dan menjauhi setiap
laranganNya, niscaya Allah k akan menjaganya. Karena balasan suatu amalan,
sejenis dengan amal itu sendiri. Penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala terhadap
hamba meliputi penjagaan terhadap dirinya, anak, keluarga dan hartanya. Juga
penjagaan terhadap agama dan imannya dari setiap perkara syubhat yang
menyesatkan”.[40]
III.
Analisa
Penyeminar
Semua
orang tentu menginginkan kesejahteraan selama ia menjalani hidup. Namun dasar
kesejahteraan yang cenderung dalam kehidupan adalah harta yang lebih dari
cukup, posisi atau jabatan yang cukup
tinggi. Atau hal yang lain boleh menjadi alasan sehingga mereka menganggap
hidup yang dialami sempurna dalam kesejahteraannya. Inilah yang sering menjadi
pemicu kejahatan bagi setiap orang sehingga salah arah dan cenderung berfokus
pada apa yang diinginkan sebagaimana disebut nafsu dunia. Rasa sakit hati yang
tak terbalskan juga menjadi salah satu faktor manusia melakukan kejahatan da
berekutu kepada kuasa kegelapan termasuk santet yang menjadi trending topik
saat ini. Dalam pembahasaan masih banyak manusia melanjutkan proses hidupnya
dengan tidak mempertimbangkan apa kata Tuhan tentang kesejahteraan.
Sesungguhnya Yesus mengajarkan bahwa inti daripada kesejahteraan hidup bukanlah
ketika harta melimpahi hidup, namun ketika hikmad Allah menjadi acuan untuk
melakukan segala sesuatu, itulah yang menjadi kesejahteraan yang sesungghnya.
Dengan cara terlibat dalam santet memang besar peluangnya untuk mendapatkan
segala apa yang diinginkan setiap orang, kerana sumber daripada perolehan
tersebut adalah kekuatan dari iblis yang memberi beberapa cara bagaimana
mendapatkan keinginan. Namu melihat hal ini sangtlah dibenci Tuhan karena
segala keputusan hidup dan keberhasilan hidup adalah otoritas Allah kepada
setiap orang yang percaya. Hal ini sangat jelas dalam pengajaran Kristen yang
membrikan beberapa pandangan tentang bagaimana kita mengelola kehidupan yang
diberikan oleh Allah. Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan
kepadamu oleh Tuhan, janganlah engkau belajar berlaku sesuai kekejian yang
dilakukan oleh bangsa-bangsa itu. Diantara kamu janganlah didapati seorang pun
yang mempersembahkan anaknya laki-laki/perempuan sebagai korban api (sebagai
praktek sihir/santet) sebab setiap orang yang melakukan ini adalah kekejian
bagi Tuhan Allahmu, menghala mereka dari hadapanmu. Alkitab juga sangat tegas
mengatakan dalam Amsal 3:16 “umur panjang
ada di tangan kanannya, ditangan kirinya kekayaan dan kehotmatan” hal ini
menegaskan tidak ada alasan manusia untuk mencari kenikmatan selain daripada
kepada Allah sendiri, selain daripadaNya adalah muslihat si iblis.
Demikian juga dalam beberapa pandangan yang
diberikan agam Islam untuk mengingatkan umat sehingga tidak terlibat dalam
peggunaan media gelap seperti santet dalam bahasan ini, hal ini bebrapa
tafsiran Alquran memberi pedoman kepada umatnya: Janganlan engkau suka mengadukan
musibahmu kepada dunia. Tidak ada gunanya engkau mengadukan musibahmu itu
kepada mahkluk yang tidak bisa memberi manfaat atau bahaya. Jika engkau berbuat
sirik dipintu Allah SWT dan bersandar kepada manusia mereka itu sesungguhnya
akan menjauhkan dan menjatuhkan dirinya kedalam kemurkaanNya, dan mereka akan
menghalangimu dariNya. Engkau mengaku bahwa engkau berilmu, wahai orang bodoh,
engkau mencari dunia dari selain pemiliknya. Itulah antara lain kebodohanmu.
Engkau mencari jalan keluar dari bencana dengan mengadukan keadaanmu kepada
mahkluk. Itulah kebodohanmu yang lain sungguh celaka, anjing buas saja dapat
dilatih untuk berburu, menjaga binatang buruan, dan meninggalkan keinginan
serta wataknya. Demikian pula halnya dengan burung, apabila dilatih sanggup
menahan watak serta meninggalkan keinginannya untuk memakan buruan. Seharusnya,
nafsumu dapat didik seperti itu. Bahkan, nafsumu lebih berhak di didik supaya
memiliki ilmu dan kepahaman agar tidak memakan agamamu, menghancurkanmu, dan
menghianati Allah SWT yang telah dititipkan kepadamu. Sesungguhnya darah dan
daging seorang mukmin dilindungi oleh agama. Oleh sebab itu, janganlah engkau
berteman dengan nafsumu sebelum engkau mendidiknya.
IV.
Kesimpulan
Sebagaimana
dalam kajian diatas bahwa santet merupakan bahagian daripada magic atau kuasa
gelap yang dapat memanipulasi mansia dalam segala keinginan yang hendak ia
dapatkan sepanjang hidup di dunia fana. Agama melarang keras menyatakan bahwa
setiap umat beragama (Kristen-Islam) hendaknya menjauhi santet karena hal ini
merupakan suatu perbuatan yang mendatangkan murka Allah. Namun dalam kenyataan
masih banyak yang melibatkan diri kedalam kuasa-kuasa kegelapan hanya karena
kenikmatan semata. Seprti yang dijelaskan dalam alasan manusia melakukan santet
karena gila harta atau jabatan ataupun faktor ekonomi yang kurang memadai. Hal
ini sangat jelas dalam tinjauan mengatakan bahwa semua umat Allah hendaknya
manjauhkan diri dari kekuatan gaip ataupun dalam pelaksanaan santet karena apa
yang ditimbulkan santet hanyalah kebinasaan.
V.
Daftar
Pustaka
1.
Sumber
buku
Ash-Shiddieqy
Hasbi, Tafsir Alquranul Magic “AN-NUUR”, Semarang:
PT Pustaka Rizki Putra, 2000
Baxter
Mery K. & Lowery T. L., Sebuah
Penglihatan tentang penglihatan Rohani, t.t.p: Light Publishing, 2006
Departemen
Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, Jakarta:
Pena, 2006
Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z; Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
2001
Haag
Herbert, Kamus Alkitab, Flores NTT:
Nusa Indah, 1971
Hamid
Rijal Syamsul, Buku Pintar Agama Islam,
Jakarta: Tim Cahaya Salam, 2017
Hawkins
Craig S., Seluk beluk Sihir, Yogyakarta:
Andi, 2004
Hun,
Glaydis Pandangan Kristen Tentang
Kematian, Jakarta;BPK-GM, 1985
L.
Tobing M. Victor, Menyikapi Strategi
Musuh, Medan: Yayasan persekutuan Doa dan Penelaahan Alkitab, 2006
Muldel
D. C., Pembimbing Ke dalam Perjanjian
Lama, Jakarta: BPK-GM, 1970
Muslim HR, Kitab Shalatil Musafirina Wa Qasriha, Bab
Istihbabi Shalatin Nafilati Fi Baitihi Wa Jawaziha Fil Masjid, hadits
Nugroho
Rinto Ipnu, Misteri Kehidupan Alam
Barzah, Yogyaakarta:Mueeza, 2017
Prence
Darek, Lusifer Exsposed, Derek Prince
Ministies-Internasional, 2007
R.
Surarjo, Mengapa Orang Kristen Bisa Kena
Santet, Yogyakarta: Andi, 2006
Rodolf
H. Pasaribu, Okultisme Di Kalangan
Masyarakat Batak, Jakarta: PT Atalya Rileni Sudeco, 2003
Ryrie
Charles C., Teologi Dasar 1, Yogyakarta:
ANDI, 1998
Saksono
Gatut, Panoramal, Yogyakarta: Yayasan
Pustaka Nusatama, 2007
Sipayung,
Josep Arsip Makalah pada workshop yang
diadakan pada tahun 2010 di Pematang Siantar. Diakses pada hari Rabu tgl
04-April- 2018,
Situmorang
Jonar, Mengenal Agama Manusia, Yogyakarta:
ANDI, 2017
Sj
Heuken A., Ensiklopedi Gereja-jilid IV, Jakarta:
Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994
Smith
Alice, Membebaskan Tawanan Setan, Light
Publishing, 2007
Sweet
I. M., The International Standard Bilble
Enciklopedia Mighing: W.M.B.E. Erdmas, 1953
Takaliuang
Susanna & Pondsius, Antara Kuasa gelap dan Kuasa Terang, Jawa
Timur: YPPII, 2000
TH.
C. Vriezen, Agama Israel Kuno, Jakarta:
BPK-GM, 2003
Tirmidzi HR, Kitab Shifatil Qiyamah, Hadits
Tony
Daud, Dunia Okultisme, Jakarta:
Betlehem Publisher, 2003
Tony
Daud, Dunia Roh Jahat, Jakarta:
Betlehem, 2006
Tony
Daud, Dunia Santet, Jakarta: PT
Betlehem Publisher, 2009
Unarto
Erick, Menikap Tabir Praktek-praktek
Kuasa Kegelapan, Jakarta: Yayasan Pekabaran Injil, 2004
Verkuil
J., Etika Kristen Kapita, Selekta, Jakarta:
BPK-GM, 1986
2.
Sumber
lain
......KBBI, Jakarta: Balai Pustaka, 1989
[1]
......KBBI, (Jakarta: Balai Pustaka,
1989), 920
[2]
Gatut Saksono, Panoramal, (Yogyakarta:
Yayasan Pustaka Nusatama, 2007),66
[3]
Daud Tony, Dunia Okultisme, (Jakarta:
Betlehem Publisher, 2003), 75
[4]
Daud Tony, Dunia Santet,(Jakarta: PT
Betlehem Publisher, 2009), 2
[5]
Gatut Saksono, Panoramal, 118
[6]
Craig S. Hawkins, Seluk beluk Sihir, (Yogyakarta:
Andi, 2004), 118
[7]
A. Heuken Sj, Ensiklopedi Gereja-jilid IV
(Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1994), 118
[8]
Glaydis Hun, Pandangan Kristen Tentang
Kematian, (Jakarta;BPK-GM, 1985), 10
[9]
Dengan berbagai cara orang menggunakan kuasa kegelapan di dalam mencari
kekayaan atau rejeki, misalnya dengan menggunakan ilmu tenung, membaca
mantra-mantra, pergi berjiarah ketempat-tempat keramat atau kuburan, pergi ke
kuil-kuil atau melalui dukun-dukun. Erick Unarto, Menikap Tabir Praktek-praktek Kuasa Kegelapan, (Jakarta: Yayasan
Pekabaran Injil, 2004), 21-22
[10] Daud Tony, Dunia Okultisme, 88
[11] Dukun
yang memberi rejeki yang bersumber dari iblis tidak akan kekal. Iblis
memberikan kemakmuran, namun iblis juga memberikan roh-roh jahat kepada korban,
yakni: roh-roh yang penuh hawa nafsu. Sehingga korban akan selalu hidup boros
dan selalu menghambur-hamburhkan uang yang ia peroleh dengan mudah dari iblis.
[12]
R. Surarjo, Mengapa Orang Kristen Bisa
Kena Santet, (Yogyakarta: Andi, 2006), 55-56
[13] R. Surarjo, Mengapa Orang Kristen Bisa Kena Santet, 56
[14] Daud
Tony, Dunia Santet, 6-7
[15]
Alice Smith, Membebaskan Tawanan Setan, (Light
Publishing, 2007), 2
[16]
Pondsius & Susanna Takaliuang, Antara
Kuasa gelap dan Kuasa Terang, (Jawa Timur: YPPII, 2000), 242-244
[17]
Craig S.Hawkins, Seluk Beluk Iblis, (Yogyakarta:
ANDI, 1998), 115
[18] Ensiklopedi
Alkitab Masa Kini Jilid II M-Z; (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih/OMF,
2001), 395-396
[19]
Josep Sipayung, Arsip Makalah pada
workshop yang diadakan pada tahun 2010 di Pematang Siantar. Diakses pada
hari Rabu tgl 04-April- 2018, Pulul 13.25.
[20]
Mery K. Baxter & T. L. Lowery, Sebuah
Penglihatan tentang penglihatan Rohani, (t.t.p: Light Publishing, 2006), 27
[21]
Buku Pintar Agama Islam, Syamsul Rijal
Hamid, (Jakarta: Tim Cahaya Salam, 2017), 84
[22]
Darek Prence, Lusifer Exsposed, (Derek
Prince Ministies-Internasional, 2007), 6
[23]
M. Victor L. Tobing, Menyikapi Strategi
Musuh, (Medan: Yayasan persekutuan Doa dan Penelaahan Alkitab, 2006), 66-67
[24]
Mery K. Baxter & T. L. Lowery, Sebuah
Penglihatan tentang penglihatan Rohani, 29
[25]
Charles C. Ryrie, Teologi Dasar 1, (Yogyakarta:
ANDI, 1998), 192-193
[26]
D. C. Muldel, Pembimbing Ke dalam
Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 1970), 47
[27]
TH. C. Vriezen, Agama Israel Kuno, (Jakarta:
BPK-GM, 2003), 34
[28]
Erick Unarto, Menyikap Tabir
Praktek-[raktek Kuasa Kegelapan, (Jakarta: Yayasan PI, 2004), 2-3
[29]
I. M. Sweet, The International Standard
Bilble Enciklopedia (Mighing: W.M.B.E. Erdmas, 1953), 2659
[30]
Herbert Haag, Kamus Alkitab, (Flores
NTT: Nusa Indah, 1971), 282
[31]
Daud Tony, Dunia Roh Jahat, (Jakarta:
Betlehem, 2006), 22
[32]
Jonar Situmorang, Mengenal Agama Manusia,
(Yogyakarta: ANDI, 2017), 135
[33]
Rodolf H. Pasaribu, Okultisme Di Kalangan
Masyarakat Batak, (Jakarta: PT Atalya Rileni Sudeco, 2003), 100-102
[34]
J. Verkuil, Etika Kristen Kapita,
Selekta, (Jakarta: BPK-GM, 1986), 21-51
[35]
Jonar Situmorang, Mengenal Agama Manusia,
92-93
[36] Na’budu, diambil dari kata Ibadat: kepatuhan dan ketundukan yang
ditimbulkan oleh perasaan terhadap kebesaran Allah, sebagai Tuhan yang
disembah, karena berkeyakinan bahwa Allah mempunyai kekuasaan mutlak
terhadapnya. Departemen Agama RI, Alquran
dan Terjemahannya, (Jakarta: Pena, 2006), 26
[37]
Hasbi Ash-Shiddieqy, Tafsir Alquranul
Magic “AN-NUUR”, (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra, 2000), 2023
[38]
Ipnu Rinto Nugroho, Misteri Kehidupan
Alam Barzah, (Yogyaakarta:Mueeza, 2017), 60-61
[40] HR Muslim, Kitab
Shalatil Musafirina Wa Qasriha, Bab Istihbabi Shalatin Nafilati Fi Baitihi Wa
Jawaziha Fil Masjid, (hadits) 780
No comments:
Post a Comment