KITAB ULANGAN



I. Pendahuluan
Kitab Ulangan adalah kitab yang ada di dalam Perjanjian Lama.Kitab tersebut juga sering dikenal atau istilah dengan Kitab Taurat Musa. Diantara kelima Kitab Pentateukh tersebut, Kitab Ulangan termasuk kitab taurat yang terakhir.Dalam kesempatan kali ini kami para penyaji akan mencoba memaparkan tentang sejarah Kitab Ulangan,arti nama,penulis dan waktu penulisan,dan gambaran isinya.Semoga bermanfaat serta dapat menambah wawasan kita semua.

II.             Pembahasan
2.1. Pengertian dan Makna Kitab Ulangan
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa Ulangan artinya sesuatu yang diulang-ulang atau ujian untuk mengetahui kemampuan terhadap bagian pelajaran yang sudah diajarkan.[1] Sehingga di Bahasa Indonesia Kitab Ulangan dinamakan demikian karena merupakan pengulangan dari perjanjian antara Allah dan Israel, serta dalam Kitab Ulangan yang disusun dalam bentuk pidato. Sebutan istilah kitabUlangan yang dikenakan pada kitab kelima dari kitab-kitab taurat berasal dari bahasa Inggris ”Deuteronomy”,dari bentuk bahasa latin yang mengikuti sebutan dalam Alkitab Perjanjian Lama yang berbahasa Yunani (LXX), yaitu “Deuteronomian“ dimana sebutan ini berarti pengulangan (hukum kedua).[2]Kitab ini mencatat pemberian hukum yang kedua oleh Musa ketika ia mempersiapkan bangsanya untuk memasuki milik pusaka yang sudah dijanjikan kepada mereka.Namun Musa tidak sekedar mengulang hukum taurat ke generasi yang baru.Ia juga menyampaikan bagaimana mereka harus menerapkan hukum tersebut kedalam kehidupan baru mereka di negeri itu.[3]Kitab Ulangan merupakan pengulangan (Ikhitisar) perjajian yang telah diadakan antara umat Tuhan Allah dengan umat Israel menurut kitab Keluaran.Bagian pertama  terdiri atasa dua pidato yang diucapkan Musa di dataran Moab,sebagai persiapan bangsa Israel yang akan menyerberangi sungai Yordan dan menduduki tanah kanaan.Pidato yang pertama mengingatkan Israel akan pengalaman-pengalaman mereka selama 40 tahun terakhir,sebagai latar belakang pesan dan nasihat yang akan disamapaikan dalam pidato yang kedua.Tema utama pidato yang kedua ialah bahwa Allah sudah menyelamatkan bangsa Israel dan mengikat perjanjian dengan mereka.Dia sudah menggenapi dua unsur janjinya kepada Abraham:Keturunan (Ul.10:22) dan hubungan istmewa dengan Allah (Ul.7:6-9).[4]Kitab Ulangan adalah kitab pembaharuan perjanjian.[5]Kitab ini mengemukakan tema perjanjian Allah dengan Israel.[6]

2.2.Latar Belakang Kitab Ulangan
Latar belakang Kitab Ulangan meliputi fakta-baku, yakni:
1.      Prakata yang menperkenalkan pembicaraan biasanya raja yang berkuasa,pemrakarsa fakta itu.
2.      Prolong sejarah yang menekankan kebikajakan dan kekuasaan penguasa itu.
3.      Ketetapan yang memerincikan apa yang diharapkan dari raja bawahan itu.
4.      Pernyataan mengenai pengunjukan dokumen,tempat penyimpanan,atau syarat-syarat dibaca secara berkala.
5.      Daftar saksi-saksi,biasanya ilahi-ilahi
6.      Kutukan yang dinyatakan oleh ilahi-ilahi itu sesuai dengsn pelaksanaan ilahi itu
Di Kitab Ulangan Tuhan memperkenalakan raja yang berkuasa dan pemerakarasa perjanjian.Prolong sejarah mengisahkan kembali sebagaimana Tuhan telah membawa kaum Israel keluar dari Mesir,menyatakan diri-Nya di Sinai dan memebawa mereka ke negeri yang sudah dijanjika-Nya pada Abraham,nenek moyang mereka.[7]
Kitab 2 Raja-raja bercerita tentang pembaharuan penting di Israel pada tahun 621 SM(2Raj.22:23).Pada waktu Bait Allah di Yerusalem sedang diperbaiki,para pekerja menemukan sebuah gulungan taurat. Ketika Yosia,rajaYehuda,mendengar isi kitab itu,ia merobek-robek pakainya karena sedih dan memanggil semua pemimpin bangasa.Yosia menyadari bahwa bangsanya sudah tidak mematuhi hukum Tuhan.Jadi,ia memerintahkan agar diadakan pembaharuan-pembaharuan bedasarkan kitab hukum itu,meliputi penghacuran itu,tempat-tempat pemujaan,dan tempat-tempat tinggi untuk memuja ilahi-ilahi selain Tuhan Allah Israel.Banyak pakar percaya bahwa kitab hukum yang ditemukan itu adalah kitab Ulangan atau setidaknya bagian tengahya(Ul.12-26).[8]


2.3.              Penulis Kitab
Ada seorang ahli yang bernama I.J.Chairs mengatakan bahwa kitab ulangan bukanlah Musa penulisnya karena bahan-bahan penulisnya mencerminkan keadaan setelah zaman Musa.[9]Satu alasan yang menyebabakan para pakar tidak mempertahankan hubungan Musa dengan kitab ini adalah karena kitab ulanganmegajarkan bahwa penyembahaan harus dipusatkan pada satu tempat ibadah(Ul.12).Ditegaskan bahwa pemusatan ibadah sedemikian tidak mungkin dipersoalkan sebelum bait suci didirikan di Yerusalem.Tidak ada bukti sejarah mengenai perhatian sesungguhnya terhadap pemusatan ibadah sampai pada masa Yosiaatau pada masa pemerintakan Hizkia.Keberatan ini menyebabkan mereka menolak kemungkinan bahwa Musa sudah mengantisipasi soal-soal yang berhubungan dengan pemerintahan raja yang telah ditangani.[10]Namun tradisi orang Yahudi dan Tradisi orang Samaria setuju bahwa Kitab Ulangan ditulis oleh Musa, dalam (Ul.1:5) dikatakan bahwa Musa menguraikan Hukum Taurat,lalu menuliskan dan menyerahkanya kepada orang-orang Lewi (Ul.31:9).[11]Kitab ini berasal dari Musa sipemberi hukum (Kel 24:12) dan nabi (Ul.34:10).Kitabini menceritakan kematian Musa (34:1-12),isinya menceritakan proses editorial pemahaman,sehingga tradisi  lama dijadikan relevan dengan perubahan-perubahan situasi historis.Hal ini merupakan usaha untuk mempertahankan vitallitas ibadah Ibrani(Ul.6:13-15) dan tuntutan-tuntutan keadilan para nabi (Ul.15;1-18).[12]

2.4.   Penulisan dan Waktu Penulisan
Tidak jelas dari mana asal kitab hukum itu dan bagaimana sampai tersimpan di Bait Allah. Beberapa pakar berpendapat bahwa tulisan-tulisan kuno itu dibawa ke Yerusalem oleh para imam keturunan Lewi yang melarikan diri dari penganiayaan Asyur di utara semasa pemerintahan Manasye (687-642 SM). Meski banyak dari bahan kitab itu mungkin berasal dari zaman Musa, Kitab Ulangan dalam bentuknya yang sekarang, mungkin ditulis oleh para ahli kitab yang hidup berabad-abad kemudian.[13] Menurut Teori Graf-Wellhausen tentang komposisi Pentateukh, ada empat sumber yang disebut J,E,D dan P. Sumber D adalah bagian utama kitab Ulangan. Pada tahun ke-18 pemerintahan Raja Yosia dari Yehuda (612 sM), para pekerja yang memeperbaiki Rumah Allah menemukan” kitab Taurat”. Ketika kitab itu dibaca di hadapan raja, ia mengoyakkan pakainya,mengakui bahwa rakyatynya tidak menaati firman Allah yang terdapat pada kitab itu, lalu mulailah pembaharuan agama(2Raj 22-23).[14]
Penghimpunan tulisan ini telah ditentukan berasal dari abad ke-7 SM,namun cerita dalam kitab Deutoronomis 2Raja-raja 25 mengenai pelepasan dari Yoyakim dari penjara menyiratkan bahwa waktu publikasi finalnya setelah 561 SM.[15]Waktu penulisan kitab ini telah dikemukakan sebagai salah satu hasil kritik historis yang paling pasti. Kitab Ulangan kemungkinan ditulis pada abad ke-8 SM.Menurut beberapa ahli kitab ini ditulis pada zaman pemerintahan Raja Hizkia.Namun ada hal yang menyatakan bahwa Kitab Ulangan ini disusun tidak lama setelah kitab ini ditemukan pada tahun 621 SM.Yaitu pada pembuangan Yosia(2 Raja-raja 22-23).[16]

2.2.Tujuan dan Pesan Kitab Ulangan
Sebagian Kitab Ulangan merupakan hukum dan sebagian yang lain merupakan nubuat.Tujuan kitab tersebut adalah membawa seluruh kehidupan umat Israel untuk taat kepada Allah dan bersyukur atas pekerjaan-Nya yang besar dalam sejarah Israel (Ul.16:3).[17]Ulangan dimaksudkan untuk merumuskan ketaatan dan mendorong ketaatan, memeberikan pemahaman yang lebih luas mengenai perjanjian yang diadakan antar Israel dengan Tuhan di Sinai.Secara lebih khusus tujuannya untuk menghadapi semangat hukum.Adapun pesan Kitab Ulangan adalah pesan hukum dan pesan perjanjian. Sudah lama pesan ini disampaikan oleh orang-orang Yahudi (6:4-9), tetapi diringkas dalam (10:12-13).[18]

2.3.   Struktur Kitab Ulangan[19]
Didalam kitab ulangan terdapat gari-garis besar sebagai berikut:
Prakata(Ul  1:1 – 5)
Amanat pertama : perbuatan Allah (Ul 1:6 – 4:40)
Ringkasan sejarah firman Allah (Ul 1:6 – 3:29)
Kewajiban-kewajiban Israel terhadap Allah (Ul 4:1 – 40)
                        Penunjukan kota-kota perlindungan (Ul 4:44 – 26:19)
                        Syarat-syarat perjanjian (Ul 4:44 – 11:32)
            Prakata (Ul 4:44 – 49)
            Dasa titah (Ul 5:1 – 21)
            Pertemuan dengan Allah (Ul 5:22 – 33)
                                    Perintah yang utama (Ul 6)
                                    Tanah perjanjian dan masalah – masalahnya (Ul 7)
                                    Pelajaran dari perbuatan Allah dan respon israel (Ul 8:1 - 11:25)
                                    Pilihan yang diperhadapkan kepada israel (Ul 11:26 – 32)
                                    Hukum (Ul 12 – 26)
                                    Mengenai ibadat (Ul 12:1 – 16:17)
                                    Mengenai jabataban (Ul 16:18 – 18:22)
                                    Mengenai para penjahat (Ul 19)
                                    Melakukan perang suci (Ul 20)
                                    Hukum-hukum lainnya (Ul 21 – 25)
                                    Pengakuan liturgis (Ul 26:1 – 15)
                                    Nasihat-nasihat terakhir (Ul 26:16 – 19)
                        Upacara yang akan dilakukan di sikhem(Ul 27 - 28)
                        Amanat ketiga : perjanjian dengan Allah (Ul 29 – 30)
                        Tujuan penyataan Allah (Ul 29)
                        Dekatnya firman Allah (Ul 30:1 – 14)
                        Pilihan yang diperhadapkan dengan Israel (Ul 30:15 – 20)
                        Kata penutup dan nyanyian Musa (Ul 31:1 – 32:47)
                        Kematian Musa ( Ul 32:48 – 34:12)

2.4.Tema-tema Teologis[20]
a.      Pengakuan iman
Ulangan 4:4-5 adalah ringkasan pengakuan iman israel yang disebut syema oleh orang yahudi ( kata pertama dalam bahasa ibrani). “Dengarlah, hai orang israel. TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihanilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu. Pengakuan iman itu menyatakan keesaan dan keunikan Yuhan Allah israel, khususnya hubungannya dengan umatnya. Kata yang dipergunakan untuk “esa” adalah angka satu, sehingga arti harfiahnya ialah TUHAN Allah kita, TUHAN, satu. Pandangan israel kuno, yang tidak secara tegas menyangkal adanya ilah-ilah lain, kadang-kadang disebut “monolatri” (ibadat pada satu Allah). Mereka mengenalnya dari pengalaman, dari karyaNya dalam sejarah mereka. Ia telah membebaskan mereka dari mesir dan menuntut penyerahan dari mereka secara penuh. Jadi, imam mereka merupakan hasil pengalaman dan bukan kesimpulan logika.
b.      Allah yang besar
Pemahaman tentang Allah yang berhubungan dengan manusia yang dipilihNya, tentu bukan yang pertama kalinya dikemukakan dalam kitab ulangan. Kepercayaan ini merupakan bagian penting dalam kisah penciptaan,  air bah dan perjanjian Allah dengan Abraham.Meskipun demikian dalam kitab ulangan karya Allah dalam sejarah  menjadi bagian dasar pandangan kitab itu, terutama karena karya tersebut berkaitan dengan tuntutan-tuntutan Allah atas israel pada waktu itu dan sesudah mereka memasuki tanah perjanjian. Jika israel melupakan pengalaman-pengalaman ini serta dampak-dampaknya, Allah akan menghukum mereka, mengusir mereka dari negeri itu dan menyebarkan mereka di antara bangsa-bangsa. Sebaliknya jika israel berbalik kepada Allah dan menaati firmanNya, Ia bersifat pengampun dan tidak akan melupakan perjanjian yang diberikanNya dengan sumpah kepada para bapak leluhur mereka.

c.       Pemilihan israel
Kata yang dipakai untuk mengemukakan ajaran pemilihan dalam perjanjian lama adalah kata kerja bakhar (‘memilih’) yang banyak terdapat dalam kitab ulangan. Tetapi pemahaman bahwa Allah telah memilih israel menjadi milikNya dinyatakan dengan banyak cara yang lain dan secara tersirat, bila kata yang jelas tidak digunakan (bnd. Ul. 4:32-35). Hendaklah diingat bahwa pemilihan Allah atas israel dilaksanakan dengan menjadikan mereka sebagai suatu bangsa yang baru.pemilihan Allah itu bukanlah perbuatan yang sewenang-wenang, seolah-olah Allah memilih suatu bangsa yang telah ada dan merendahkan yang lainnya. Karya penyelamatan-nya yang baru memerlukan bangsa yang baru. Itulah sebabnya ia memanggil Abraham dan membentuk satu bangsa yang baru yang berasal dari keluarga Abrahamdan dari peristiwa-peristiwa sejarahnya. “Sebab engkaulah umat yang kudus bagi TUHAN, Allahmu; engkaulah yang dipilih TUHAN, Allahmu dari segala bangsa diatas muka bumi”. Pemilihan ini dilakukan TUHAN bukan karena banyaknya jumlah orang israel, tetapi “karena Allah mengasihi kamu dan memegang sumpahnuya yang telah diikrarkannya kepada nenek moyangmu. Oleh karena pemilihan ini, israel harus menghancurkan bangsa-bangsa di tanah kanaan. Gagasan dasar mengenai pemilihan ini melatarbelakangi bagian-bagian istimewa dalam Perjanjian Baru, misalnya pembedaan antara pengikut kristus dan pengikut dunia (bnd. Yoh 1:12;8:42; 15:18-19;1 yoh 2:15). Pada saat Allah memilih Abraham dan keturunannya Allah mempunyai suatu tujuan: “Olehmu semua kaum dimuka bumi akan mendapat berkat” (kej 12:3). Kecemburuan Allah atas israel tidak berasal dari ketidakpedulian-nya pada bangsa-bangsa lain, melainkan muncul dari keprihatinan agas israel menyebarkan kebenaran kepada bangsa-bangsa lain. Jika israel tidak hati-hati memelihara kebenaran yang Allah nyatakan dalam firman dan perbuattannya, maka kebenaran itu tidak akan pernah mencapai bangsa-bangsa lain di dunia. Sesuai dengan itu, dalam kitab Ulangan ditekankan bahwa israel harus melakukan semua yang harus.

d.      Perjanjian
Ikatan yang muncul dari pemilihan Allah atas israel disebut “perjanjian”. Kata “perjanjian” yang sering muncul dalam perjanjian lama tidaklah sama dengan “kontrak”. Kontrak mengandung quid pro quo (sesuatu ganti sesuatu), misalnya “untuk sesuatu yang saya terima, saya setuju untuk membayar nilai yang sesuai. Dalam kontrak, jika salah satu pihak tidak dapat memenuhi kewajibannya, maka pihak lainnya dibebaskan dari kewajibannya. Meskipun israel gagal memenuhi kewajibannya, seperti yang terjadi dalam masa pengembaraan dipadang gurun, namun Allah tidak membatalkan perjanjianya (4:31). Ada tiga unsur dasar pengharapan tersebut, yakni: pembentukan bangsa yangdipilih Allah menjadi miliknya, hak warisatas tanah yang dengan sumpah Allah janjikan para bapak leluhur israel dan keturunan mereka, serta pengukuhan kerajaan yangdijanjikan kepada Daud dan keturunannya. Setiap janji ini dituangkan dalam suatu perjanjian, baik yang diberikan Allah dengan sumpah kepada Abraham dankemudian diulangi kepada ishak, yakub, yusuf dan musa,maupun yang diberikan dengan sumpah kepada Daud. Karena Tuhan adalah Allah yang memegang janji-nya maka para nabi yakin bahwa pada akhirnya ia akan menebus umat-nya, mengembalikan mereka ketanah mereka dan mendudukkan seorang raja diatas tahtanya. Unsur-unsur pengharapan ini sudah terdapat dalam kitab Ulangan dan dalam mengemukakan keyakinan-keyakinannya musabenar-benar seorang nabi yang patut ditiru (bnd 9:26-29; 17:14:14-20;18:15-18). Musa mengacu kepada prinsip dasar yang dikemukakan dalam imamat 19:2 (“Kuduslahkamu, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, Kudus”) ketika ia mengulangi hukum:
Segenap perintah, yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, haruslah kamu lakukan dengan setia, supaya kamu hidup dan bertambah banyak dan kamu memasuki serta menduduki negeri yang dijanjikan TUHAN dengan sumpah kepada nenek moyangmu.
e.       Pengertian tentang dosa
Dosa orang israel digambarkan dalam bebarapa peristiwa pemberontakan dan sungut-sungut mereka. Dalamm kitab Ulangan, dosa tersebut dilihat dengan latar belakang ikatan perjanjian. Secara tersirat, ketidaktaatan mereka akan mengakibatkan berkat itu ditarik dari mereka. Oleh karena itu, dosa yang terburuk adalah berpaling kepada ilah-ilah lain. Berkat hukum dan peraturan dikemukakan dalam kitab ulangan tetapi hukuman ataspelanggaran jarang disebutkan. Melainkan, berkat dijanjikan bagi mereka yang menaati hukum.
f.       Allah dalam sejarah
Keyakinan bahwa Allah sesungguhnya telah masuk kedalam sejarah manusia, merupakan ajaran yang hanya terdapat dalam alkitab dan tidak didapati dengan cara yang sama dalam kesusastraan agama mana pun. Hal itu diajarkan dalam seluruh alkitab, tetapi kitab Ulangan dikemukakan dengan cara unikyang sangat mempengaruhi penulisan kitab-kitab sejarah sesudahnya serta menimbulkan gagasan adanya sejarah “deuteronnomik”. Keseluruhan kitab Ulangan menceritakan kembali karya Allah demi kebaikan umatnya. Kitab Ulangan menceritakan bagaimana Allah memimpin israel keluar dari mesir, memberi mereka hukum taurat di Sinai, dengan sabar menanggung ketidakpercayaan mereka yang keras hati di padang gurun dan membawa mereka pada tepi sungai Yordan. Ia memberi kemenangan kepada mereka atas-atas raja-raja dan bangsa-bangsa yang merintangi perjalanan mereka. Ia membawa mereka ke sungai Yordan dan memberi  petunjuk-petunjuk tentang hidup mereka sesudah mereka memasuki tanah itu.[21]

2.5.Cerita Yang Menarik
Disini Tuhan mengingatkan israel bahwa tanah perjanjian adalah tujuan golongan mereka. Tuhan sudah menyediakan tanah itu bagi mereka dan ia yang suruh masuk dan mendudukinya. Sebenarnya perjalanan itu dapat ditempuh dalam waktu 11 hari (Ul. 1:2), namun yang akhirnya dibutuhkan adalah 40 tahun karena pemberontakan dan kekurangan iman mereka. Sebeluma musa meninggal ia menantang untuk sungguh mengikut Tuhan. Ia mengingatkan mereka tentang 10 hukum taurat  di dalam 2 loh batu. Saat itu ditegaskan bahwa setiap orang punya pilihan untuk taat dan menolak terserah kepada masing-masing pribadi, tetapi ada konsekuensi untuk masing-masing pilihannya (Ul. 30:19). Penyebab kegagalan bangsa israel masuk tanah perjanjian adalah ketidakpercayaan (Ul. 1:32). Karena itu marilah dengan iman yang teguh, kita tetap percaya kepada segala janji Allah. Demikianlah pengalaman bangsa israel menjadi suatu pelajaran dan peringatan bagi kita.

III.         Kesimpulan
Dari pemaparan diatas bahwa kami dari para penyaji dapat memberikan kesimpulan bahwa Kitab Ulangan ini berisikan tentang berbagai amanat-amanat para nabi Musa kepada bangsa Israel dan dalam Kitab  Ulangan ini membahas tentang Perjanjian Allah kepada bangsa Israel,yang terkandung ajaran-ajaran kepada bangsa Israel yaitu takut akan Tuhan,hidup menurut segala jalan yang ditunjukkannya dan berpegang kepada perintah Tuhan,mensyukuri atas berkat Allah yang telah dibrikankan Allah kepada kita,serta setia untuk tidak berpaling kepada Allah-allah lain.

IV.         Daftar Pustaka
……,KBBI. Jakarta:Balai Pustaka, 1992
Baker David L. Mengenal Perjanjian Lama. Jakarta: BPK GunungMulia, 2008
J.Blommendaal.Pengantar kepada perjanjian Lama. Jakarta: BPK GunungMulia, 1991
Kill Andrew E & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama. Malang: Gandum Mas, 1998
LAI.ALKITAB Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia 2010
Ludji Barnabas. Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1. Bina Media Informasi : Bandung 2009
Wiersbe Warren W.Hidup Bersama Firman. Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2012
W.R. Browning.Kamus Alkitab. Jakarta : BPK GunungMulia, 2014
W.S Lasor, dkk.Pengantar Perjanjian Lama 1. Jakarta: BPK-GunungMulia, 2012





[1] ……,KBBI,(Jakarta:Balai Pustaka,1992)
[2] Barnabas Ludji ,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1,(Bina Media Informasi:Bandung 2009) 110
[3] Warren. W. Wiersbe, Hidup Bersama Firman, (Yogyakarta: Yayasan Gloria, 2012), 135
[4] David L Baker, Mengenal Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 2008), 44
[5] J.Blommendaal, Pengantar kepada perjanjian Lama, (Jakarta: BPK-GM, 1991), 62
[6] W.S Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, (Jakarta: BPK-GM, 2012), 248-249.
[7] Andrew E.Kill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Gandum Mas, 1998), 228
[8] LAI, ALKITAB Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia 2010), 281
[9] Barnabas Ludji ,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1, 111
[10] Andrew E.Kill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama, 226
[11] Dennis Green, Pengenalan Perjanjian Lama, (Malang:Gandum Mas,2004),68
[12] W.R. Browning, Kamus Alkitab,(Jakarta: BPK-GM, 2014),  469
[13] LAI, ALKITAB Edisi Studi, 281
[14] W.S Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, 250
[15] W.R. Browning, Kamus Alkitab, 469
[16] Barnabas Ludji ,Pemahaman Dasar Perjanjian Lama 1, 111
[17] W.R. Browning, Kamus Alkitab, 469
[18] Andrew E.Kill & John H. Walton, Survei Perjanjian Lama , 230
[19] W.S Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, 248 - 249
[20]  W.S Lasor, dkk, Pengantar Perjanjian Lama 1, 252-262
[21] W.S.Lasor dkk.Pengantar Perjanjian Lama 1(Jakarta:BPK-GM,2012),252-263
Share:

2 comments:

  1. Shalom bro.. maaf sedikit ralat bab 2.4 a. Pengakuan Iman; seharusnya Ulangan 6:4-5.. dan Bukan Kasihanilah TUHAN.. tetapi Kasihilah TUHAN..
    TUHAN MEMBERKATI..Tetap semangat berkarya..Trim's
    Mohon izin bro copas2 dari blognya untuk belajar Teologia..

    ReplyDelete

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS