Perang Salib

Perang Salib

I.                   Pendahuluan
Pada pertemuan sebelumnya kita telah membahas tentang Peradaban Gereja di Wilayah Timur dalam konteks perjumpaan dengan Islam abad ke-7 sampai abad ke-11.Namun pada kesempatan kali ini,kami dari para penyaji akan mempresentasekan dari hasil diskusi kami mengenai Perang Salib. Latar belakang yang menyebabakan terjadinya perang,serta dampak setelah terjadinya perang salib begitu juga dengan proses terjadinya Perang Salib. Maka besar harapan kami bahwa sajian kami pada kali ini juga bisa bermanfaat bagi kita semua.

II.                Pembahasan
2.1. Definisi Perang Salib
      Dalam Kamus Sejarah Gereja, Perang Salib adalah suatu perang yang dilaksanakan oleh orang Kristen Barat untuk merebut kembali tanah suci dari kekuasaan Islam Turki.Perang Salib dimulai pada tahun 1095 dan berakhir pada tahun 1270.[1] Perang Salib, yang namanya diambil dari tanda salib di perisai dan bendera tentara Kristen, merupakan serangkaian ekspedisi militer selama dua abad lebih, yang mula-mula berhasil mencapai tujuan tetapi akhirnya gagal. Perang Salib merupakan lembaran hitam dalam sejarah Kekristenan.[2]Perang salib yang diadakan atas dukungan dan dorongan para Paus. Perang Salib ini bertujuan merebut Palestina,khususnya kota Yerusalem dari tangan Islam.Namun tidak sulit untuk dibayangkan bahwa tujuan dari rohani maupun poliik yaitu,memperluas kuasa Paus di Eropa Timur.[3] Perang salib ini bukanlah perang Gereja Kristen melawan Islam,melainkan perang oleh orang-orang Kristen di Eropa Barat dilancarkan melawan Islam.[4]

2.2. Latar Belakang Perang Salib
Perang Salib mulai di Spanyol. Perang tersebut merupakan perang pembebasan; agama bukan faktor utama didalamya,orang Eropa Barat berpaling ke usaha hemat yang lebih mulia,yakni pembebasan Tanah Suci,Palestiana,dari kekuasaan orang Islam.Perang Salib bukanlah perang antara umat Kristen dengan umat Islam,melainkan perang antara “Peranggi” dan Turki.[5]
Umat Kristen dan umat Islam hidup berdampingan secara damai di daerah Timur Tengah selama beberapa abad.[6]Permulaan abad ketujuh, Islam mulai menyerang daerah-daerah di luar Arabia.Ancaman dari pihak Islam sangat terasa oleh Gereja,terutama oleh Gereja di kekaisaran Romawi Timur.Banyak daerah Kristen di Timur Tengah dan Afrika Utara diserbu oleh tentara Islam.Juga Gereja di Eropa Barat diancam,sebab Islam menyerbu semenanjung Iberia,sedangkan di Barat batas antara dunia Islam dan Kristen stabil.[7]Kira-kira pada tahun 1070 Palestina,Siria dan Asia Kecil jatuh kedalam tangan orang Turki.Bangsa yang beragama Islam itu juga mengancam kebudayaan dan agama Islam di Eropa,orang-orang Kristen yang mengunjungi tempat-tempat suci di Palestina,sangat diganggu dan disiksa oleh orang Turki itu.[8]Pada abad ke-11 Khalifat Arab maupun Kekaisaran Romawi Timur terancam oleh orang-orang Turki dari Asia Tengah, yang kebudayaannya sudah masuk Islam.Sama seperti bangsa Eropa Barat pada zaman itu, mereka adalah bangsa yang biadab yang suka berperang.Kaisar Konstantinopel meminta bala bantuan dari Eropa Barat untuk melawan orang-orang Turki itu.Mereka datang (1096), tetapi tidak hanya untuk menyelamatkan negeri ortodoks Timur itu.Tujuan yang utama adalah untuk merebut kembali tanah suci.
      Jadi Perang Salib itu memang mempunyai latar belakang Agama.Akan tetapi Kekaisaran Romawi Timur dan Khalifat Arab telah belajar untuk saling menghormati dan untuk memandang peperangan antara mereka sebagai perkara yang tidak menyangkut Agama. Yang melancarkan perang agama itu adalah dua bangsa biadab, yang suka berperang, yaitu German (yang oleh orang Timur pada zamanitu sering disebut Peranggi ).[9]

2.3.Motivasi Dalam Perang Salib
      Beraneka jenis motivasi terlihat diantara beberapa pangeran pada Perang Salib I. Menurut Dr. William R. Cannon, Pangeran Hugh dari Vermandois, kemungkinan besar pergi berperang demi hasrat kenikmatan bertualang (glory). Sedangkan Godfrey dari Bouillon, merasa bersalah atas perbuatan dosanya, sehingga motivasinya untuk pergi berperang ke tanah suci ialah demi menyucikan diri dari dosa-dosanya, sesuai jaminan Urbanus II (guilt). Lain lagi dengan Baldwin, karena ia tidak memiliki tanah atau warisan yang bagus, kepergiannya ke Timur ialah demi mengejar pampasan perang, berupa lahan tanah yang luas. Sedangkan Raymond dari Toulose yang dahulu berperang melawan bangsa Mora tau Islam adalah rela pergi demi untuk kemuliaan Kristus.Namun, dia juga termotivasi hasrat untuk menjadi penghulu Laskar Salib.[10]
2.4.Proses Terjadinya Perang Salib
2.4.1.      Perang Salib I (1095- 1270)
      Perang salib pertama dimulai pada tahun 1095.Paus Urbanus mengadakan konsili di Klermont yang membakar semangat orang Kristen Eropa untuk maju berperang merebut tanah suci.[11]Pada Agustus 1096 tentara Salib berangkat dari Klermont dan diikuti oleh tentara Salib dari daerah lainnya. Pemimpin mereka adalah Godfrey dari Boullion, Raymond dari Toulouse, Uskup Adnemaar dari La Puy sebagai wakil Paus, Bohemund dari Taranto, Robert dari Normandia, Robert dari Flanders, dan Stephen dari Blois. Jumlah tentara Salib berkisar antara 60.000  hingga 100.000 orang. Pada tahun 1097 mereka tiba di Konstantinopel dan mereka merebut Antiokhia, pada tahun 1098.Ketika tentara mengalahkan Yerusalem pada 15 Juli 1096,orang yang berziarah mengejar orang-orang Islam sampai kedepan Bait Sulaiman,orang-orang Islam bersembunyi dalam Bait dan sepanjang hari melakukan peperangan yang sengit sehingga darah mengalir di Bait Allah.Kemudian tentara Salib menghancurkan kota,merampok harta,emas,perak,dan ternak.[12] Yerusalem berhasil direbut pada tanggal 14 Juli 1099.Di Yerusalem didirikan sebuah Kerajaan Latin Yerusalem. Godfrey dari Boulin diangkat menjadi raja Yerusalem namun ia menolaknya. Ia memakai gelar Pelindung makam Suci.[13]

2.4.2.      Perang Salib II (1147-1149)
      Perang salib yang kedua ini dianjurkan oleh Bernhard dari Clairvaux,sesudah kerajaan Edesa di Asia Kecil yang dibentuk pada masa Perang Salib pertama, yang direbut pula oleh para musuh. Perang salib kedua ini berlangsung dari tahun 1157-1149,tetapi tidak berhasil,sebab sudah lumpuh di kota Damaskus.[14] Perang salib kedua ini terjadi karena Edessa jatuh ke tangan Islam pada tahun 1144.Tentara Salib kedua ini gagal mencapai tujuanya,Sultan Saladin berhasil mempersatukan wilayah Islam mulai dari Mesir hingga Siria dan berhasil menduduki Yerusalem.[15]Pada tahun 1187 Yerusalem direbut kembali oleh Sultan Saladin dari Mesir.[16]Para laskar mendirikan kerajaan yang dipimpin oleh raja-raja dan gubernur-gubernur yang berkuasa secara feodal.Pemerintahan mereka diperkuat oleh ordo-ordo keagamaan yang sekaligus ksatria militer (kesatria Rumah Allah, Templars).Mereka juga mengawali pendirian 8 keuskupan Agung dan 16 wilayah keuskupan, yang menyertai pendirian keuskupan milik gereja-gereja Ortodoks-Yunani (gereja pesaing).[17]

2.4.3.      Perang Salib III ( 1189-1192)
Pada perang salib (1189-1192 ),kaum muslim yang semula tidak bersatu,berhasil dipersatukan dan bertambah kuat dibawah kepemimpinan Saleh Uddin (Saladin),karena mampu mewujudkan solidaritas,pasukan Muslim berhasil merebut kembali Kota Yerusalem.[18]Berkaitan dengan jatuhnya Yerusalem bantuan orang kristen diminta lagi.Hal ini menyebabkan dimulainya perang salib ketiga raja-raja Inggris(Richard Hatisinga),Perancis (Philip August), dan Jerman (Frederik Barbarossa) Paus Innocentius menyeruakkan kepada pemimpin-pemimpin Eropa untuk membebaskan Tanah Suci.Maka Frederick Barbarossa mati tenggelam.Philip Richard bertengkar,sehingga Philip kembali ke Eropa.Richard kembali pada tahun 1192.[19] Atas seruan Paus Gregorius VIII,ada tiga orang raja Eropa sepakat mengadakan perjanjian damai dan bersatu pergi ke Tanah Suci,dengan tujuan membebaskan kembali Yerusalem.[20]
2.4.4.      Perang Salib IV (1202-1204)
      Perang salib keempat pada tahun 1202-1204 dimulai oleh paus Innocentius III.Paus Innocentius III adalah seorang Paus pada Abad Pertengahan yang berhasil melepaskan Gereja dari kekuasaan danpengawasan pemerintahan duniawi(Negara).Nama aslinya adalah Lotario dei Conti di Segni.Ia dilahirkan dalam sebuah keluarga bangsawan di Italia.Namun ia juga seorang yang cakap sekali dan berambisi untuk menjadi pemimpin,bukan saja dalam gereja,melainkan atas seluruh dunia.[21]

2.4.5.      Perang Salib V (1212-1221)
Perang ini dilancarkan pada tahun 1212, yang disebut juga dengan nama perang salib anak-anak.Perang Salib ini dipimpin oleh Nicolas dari Jerman dan Steven dari Perancis.[22]Ribuan anak dari Jerman dan Prancis dikerahkan menjadi tentara salib.Banyak anak mati dalam perjalanan, diculik dan dijual.[23]Tatkala orang dewasa tak suka lagi berangkat ke Palestina, diusahakan lah perang salib anak-anak saja, tetapi tiada yang sampai seorang pun anak itu yang sampai tanah suci dari jumlah 30.000 anak.Kebanyakan mereka itu mati kelaparan atau jatuh ketangan saudagar-saudagar budak.[24] Pengalaman tragis tersebut mewarnai lambang dari cita-cita yang sangat idealistis dan sentimental tetapi kurang praktis yang mewarnai pahlawan perang salib.[25]Dan perang salib ini pun gagal.[26]

2.4.6.   Perang Salib VI (1228-1229)
      Perang salibkeenam ini yang berhasil (1228-1229) oleh Kaisar Fredrick II mendapat Yerusalem,Betlehem,Nazaret,namun tahun 1244 Yerusalem jatuh ketangan orang Islam.[27] Perang salib ini dilancarkan untuk menyerang Mesir sebagai pusat kekuasaan Islam pada tahun 1219.[28]Yerusalem hampir direbut,namun karena bantuan dari Frenderick II,kaisar Jerman Frederick kembali merebut kota Yerusalem.[29]
2.4.7.   Perang Salib VII (1248-1258)
      Perang Salib ini dilancarkan oleh Federick II ketika ia tiba pada tahun 1228 di Yerusalem dan mengadakan perjanjian Al Kamil,yakni mengembalikan milik orang kristen.Selama 15 tahun dan mengangkat dirinya sebagai raja Yerusalem sambil bersahabat dengan pihak Islam.[30] Namun kekuatan bersenjata Kristen telah semakin berkurang sehingga menyebabkan Kejatuhan Kota Acre (Benteng Kristen terakhir ) ke tangan pasukan Muslim pada tahun 1291.[31] Pada tahun 1244,Yerusalem jatuh lagi kedalam tangan Islam.[32]

2.4.8.   Perang Salib VIII (1268-1270)
Paus Innocentius IV sekali lagi melancarkan perang salib.Ini merupakan Perang Salib yang kedelapan yang dipimpin oleh Louis IX,seorang raja Prancis.Pada tahun 1249 Damietta direbut.Akre dijadikan sebagai pusat pertahanan selama empat tahun.Oleh karena terjadi kekacaauan di Prancis,Louis IX kembali ke Prancis pada tahun 1254.[33]

2.5. Tokoh-Tokoh Dalam Perang Salib
2.5.1.      Paus Urbanus II (1095)[34]
      Pada tahun 1088,seorang Perancis bernama Paus Urbanus II menjadi  Paus. Kepausannya itu ditandai dengan raja Jerman, Henry IV-kelanjutan kebijakan pembaharuan oleh Gregorius VIII yang tidak menghasilkan apa-apa.Paus yang baru ini tidak ingin meneruskan pertikaian ini. Tetapi ia ingin menyatukan semua kerajaan Kristen. Ketika Kaisar Alexis dari Konstantinopel meminta bantuan Paus melawan orang-orang Muslim Turki, Urbanus melihat bahwa adanya musuh bersama ini akan mencapai tujuannya.
      Pada tahun 1095 Urbanus mengadakan konsili Clermont. Yang menyampaikan  khotbah nya yang menggerakkan : “Telah tersebar sebuah cerita mengerikan, sebuah golongan terkutuk yang sama sekali diasingkan Allah telah menyerang tanah (negara) orang Kristen dan memerangi penduduk setempat dengan pedang, menjarah dan membakar”. Ia berseru : “Pisahkanlah daerah itu dari tangan bangsa yang jahat itu dan jadikanlah sebagai milikmu”. “Deus vult! Deus vult! (Allah menghendakinya)”, teriak para peserta.Ungkapan itu menjadi slogan perang pasukan Perang Salib.Ketika para utusan Paus melintasi Eropa untuk pergi ke Palestina mereka mendapatkan respon antusias dari peluang Perancis dan Italia.Ada juga yang berpetualang merampas kembali tanah perziarahan di Palestina yang telah jatuh ke tangan Muslim.Dalam perjalananya menuju ke tanah suci, para tentara Perang Salib berhenti di Konstantinopel.

2.4.2    Bernard dari Clairvaux[35]
                  Bernard dilahirkan dari keluarga bangsawan di Fontaines,Prancis pada tahun 1090.Sejak kecil ia bercita-cita untuk menjadi seorang biarawan.Benard menjadi tokoh gereja yang terkemuka di Eropa pada abad pertengahan.Benard juga dipandang sebagai seseorang yang sangat gigih melawan ajaran sesat.Peristiwa terakhir yang memperlihatkan perananya adalah mempropagandakan Perang Salib.Paus Eugeunis II memerintahkan Benard untuk mempropagandakan Perang Salib berhubungan dengan jatuhnya Edessa,benteng kekristenan terakhir di Palestina (1145).Kotbah-kotbah Perang Salib diadakan di Prancis dan juga di Jerman oleh Benard.Tentara Salib ini dikalahkan di Damaskus dan Benard kembali dengan kecewa.Benard meninggal di Clairvaux,20 Agustus 1153.

2.6. Dampak Perang Salib
2.6.1.      Dampak Positif
Tersebarnya kebudayaan Timur ke Eropa dan lahirnya Ordo Ksatria, yaitu Ordo Hospitaller, Templar, dan Jerman atau Teutonik.[36]Pada zaman Perang Salib juga muncul beberapa ordo kesatria yang mengagabungkan cita-cita rahib dan kesatria yaitu mereka tahkluk kepada tuntutan kerohanian.[37] Namun bagi umat Kristen pada umumnya Perang Salib itu mengandung arti rohani yang mulia dan dianggap sebagai suatu kebajikan besar.[38]


2.6.2.      Dampak Negatif
Perang Salib juga memiliki dampak negatif seperti membuat jurang yang dalam antara Gereja Timur dengan Gereja Barat, menimbulkan keretakan yang hebat dalam hubungan Islam dan Kristen serta mempercepat runtuhnya kekaisaran Konstantinopel.[39]Perang Salib gagal sama sekali. Perang salib tidak berhasil memenangi kembali tanah perjanjian dan Kota suci Yerusalem.Namun orang-orang Kristen pribumi menderita,sama seperti tetangganya Islam,karena peperangan yang terus-menerus serta Perang Salib mendatangkan perpecahan antara Gereja Eropa Barat dan Gereja Ortodoks Timur dan Kekaisaran Romawi dirusak orang-orang Barat,sehingga mereka tidak dapat lagi menahan orang-orang Turki.[40]
Dan yang lebih memilukkan adalah, ternyata Perang Salib telah menyebabkan beberapa tragedi berikut.
Ø  Perpecahan Gereja Timur dan Barat
Sebelum terjadi perang salib,Paus Leo IX dan uskup Michael Gerularius telah bertindak saling mengucilkanpada tahun 1054. Dibalik peristiwa tersebut,yang tidak banyak diketahui ialah bahwa kedua belak pihak itu sebetulnya  masih memiliki harapan untuk berdamai. Tetapi,setelah terjadi perang salib IV, harapan untuk penyatuan kembali kedua belah pihak itu nyaris sudah tertutup sama sekali.
Ø  Menguatnya permusuhan Islam dan Kristen
Pada mulanya hubungan Gereja-gereja Timur Tengah (Nestorian,Yakobit,Koptik,dan Armenian) dengan Islam masih termasuk lumayan,sebab sesekali masih terlihat adanya tanda-tanda persahabatan. Tetapi,setelah memasuki era Perang Salib sikap toleransi diantara kedua umat telah hilang,dan berubah menjadi sikap curiga serta benci. Bahkan, bagi kalangan Islam,Perang Salib tersebut telah menyiksa kenangan pahit yang masih terasa hingga era sekarang. Akibatnya,aktivitas pemberitaan Injil ke dunia Islamsering tampak dipersulit dan diperhamba.
Ø  Munculnya sikap anti-Semit (Yahudi)
Salah satu tujuan Perang Salib ialah untuk merebut kembali makam suci Yesus di Yerusalem.Tatkala para militan Kristen teringat bahwa kaum Yahudi itulah yang “membunuh Kristus”,bangkitlah fanatisme sempit yang bermaksud untuk meniadakan kaum Yahudi di Eropa.
Ø  Perbuatan yang menistakan nama Kristus.[41]
Perang Salib dapat ditandai dengan adanya suatu fanatisme ganjil yang memalukan,pembunuhan kaum Yahudi dan Muslim  yang tidak bersalah,penghianatan terhadap Gereja Timur dan pelbagai kebohongan tentang mereka,perselisihan serta pertikaian diantara para pemimpin Perang Salib itu sendiri,dan motivasi yang tidak murni serta hati yang bercabang.

III.             Kesimpulan
Kami dari para penyaji menyimpulkan bahwa Perang Salib merupakan perang yang disebabkan oleh karenaterganggunya orang Kristen untuk berziarah ke Yerusalem di Eropa dan juga karena Alexius Komnensus terancam di Turki.Sehingga kaisar Konstantinopel mendukung adanya perang untuk merebut kembali Tanah Suci dari Turki.Perang ini sangat mengakibatkan banyak pejuang yang meninggal dan memperburuk keadaan hubungan antara Kekaisaran Romawi Barat dan Romawi disebelah Timur.Bukan itu saja,namun kondisi orang Kristen pada saat itu sangat menderita akibat terjadinya peperangan yang terus –menerus terjadi.Oleh sebab itu,Perang Salib juga memiliki keuntungan salah satunya yakni tersebar dan meluasnya kebudayaan Timur di Eropa.


IV.             Daftar Pustaka
Berkhof H. dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, Jakarta: BPKK-GM  2014
Curtis, KennethA., dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen ,Jakarta: BPK-GM, 2013
E.Culver Jonathan., Sejarah Gereja Umum, Bandung:Biji Sesawi,2013
F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-tokoh Dalam Sejarah Gereja,               Jakarta:Gunung Mulia,2011
Jonge,De Pembimbing Ke Dalam Sejarah Gereja,Jakarta:BPK-GM,2012
KristantoEddy, Gagasan yang Menjadi Peristiwa, Yogyakarta: Kanisius, 2002
Manurung Manro Sartono, Rekaman Buku Catatan Pdt. Berthalyna tarigan, STT                    ABDI SABDA, 2014
Ruck Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta:BPK-GM, 2006
S, Jonar Sejarah Gereja Umum, Yogyakarta:Penerbit Andi,2014
Van DenEnd Th, Harta Dalam Bejana, Jakarta:BPK-GM, 2009
Van Den End Th, Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam, Jakarta:BPK-GM,1990
Wellem F. D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta: BPK-GM,2011




[1] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM,2011), 350
[2] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta:BPK-GM, 2006), 73
[3]De Jonge, Pembinbing ke dalam sejarah Gereja,(Jakarta:BPK-GM,2012), 66
[4]Th Van Den End, Sejarah Perjumpaan Gereja dan Islam, (), 19
[5]Th Van Den End, Harta Dalam Bejana, (Jakarta:BPK-GM 2009),111
[6] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta:BPK-GM, 2006), 71
[7] C.de.Jonge, Pembimbing ke dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM 1996), 62
[8] H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPKK-GM  2014), 82
[9]Th van den, Harta Dalam Bejana, (Jakarta:BPK-GM 2009),112
                [10] Jonathan E. Culver, Sejarah Gereja Umum,(Bandung: Biji Sesawi,2013), 213
[11] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 350-351
[12]Jonar S, Sejarah Gereja Umum,(Yogyakarta:Penerbit Andi,2014), 281
[13]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta:BPK-GM,2006), 351
[14] H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPKK-GM  2014), 83  
[15]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta:BPK-GM,2006), 350
[16] H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPKK-GM  2014), 83
[17]Jonathan.E.Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung:Biji Sesawi,2013,214
[18]Jonathan.E.Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung:Biji Sesawi,2013), 214
[19]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta:BPK-GM,2006), 352
[20] Jonathan. E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 215
[21]F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta:Gunung Mulia,2011), 106
                [22] Eddy Kristanto, Gagasan yang Menjadi Peristiwa, (Yogyakarta: Kanisius, 2002), 174
                [23] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 352
                [24]  H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM  2014), 83
[25].Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia,(Jakarta:BPK-GM,2008), 74
                [26]  F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 352
[27] H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPKK-GM  2014), 83
[28] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 352
[29] Jonathan. E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 216
[30]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja,(Jakarta:BPK-GM,2006), 352
[31] Jonathan. E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 216
[32]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM,2006),352
[33]F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta:BPK-GM,2006),352-353
                [34] Curtis, A. Kenneth, dkk, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Kristen, (Jakarta: BPK-GM, 2013), 54-55
[35]F.D.Wellem, Riwayat Hidup Singkat, (Jakarta:Gunung Mulia,2011), 106
                [36] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 353 
                [37]Manro Sartono Manurung, Rekaman Buku Catatan Pdt. Berthalina tarigan, (STT ABDI SABDA, 2014)
[38] H.Berkhof dan I.H Enklaar, Sejarah Gereja, (Jakarta: BPKK-GM  2014), 82
                [39] F. D. Wellem, Kamus Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 353
[40]Th.Van Den ,Harta Dalam Bejana,(Jakarta:BPK-GM,2012), 114
                [41] Jonathan. E. Culver, Sejarah Gereja Umum, (Bandung: Biji Sesawi, 2013), 217-218 
Share:

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS