Kitab Maleakhi
I.
Pendahuluan
Pada sajian sebelumnya
kita telah membahas tentang kitab Hagai, sekarang kita akan membahas tentang kitab Maleakhi
yaitu kitab yang terakhir dalam Perjanjian Lama. Semoga sajian kali ini
menambah wawasan kita semua.
II.
Pembahasan
2.1
Pengertian
Kitab Maleakhi
Kata Maleakhi berasal dari bahasa Ibrani Mal’akhi yang berarti “ Utusanku” (bad
Maleakhi 3:1 ,dimana kata itu menggambarkan pelaku yang dikirim untuk
memepersiapkan jalan bagi kedatangan Allah) dan mungkin bukanlah nama pribadi.[1] Beberapa sarjana Alkitab menggemukakan bahwa nama itu
hanya sekedar judul redaksional untuk kitab tersebut yang dipinjam dari 3:1 (“
lih, Aku menyuruh utusan-Ku..”), dan menganggap bahwa karya ini merupakan
nubuat yang anonim.[2]
2.2
Latar
Belakang Kitab Maleakhi
Dia adalah seorang Yahudi
saleh yang tinggal di Yehuda pada masa pasca pembuangan,
rekan sezaman Nehemia, dan sangat mungkin seorang imam nabi. Kepercayaannya yang kokoh akan perlunya kesetiaan kepada perjanjian (Mal 2:4,5,8,10) dan yang melawan ibadah yang munafik dan tak
bersungguh-sungguh (Mal 1:7--2:9), penyembahan berhala (Mal 2:10-12), perceraian (Mal 2:13-16), dan mencuri persepuluhan dan persembahan
yang menjadi milik Allah (Mal 3:8-10) semua ini menunjuk
kepada seorang yang memiliki integritas
teguh dan pengabdian kuat kepada Allah[3].
Maleakhi merasa
jijik melihat kehidupan agama yang dingin dan kesantaian bangsa itu. Ia datang
sebagai seorang pembaru, berseru kepada rakyat supaya bertobat. Misinya sangat
mirip dengan misi Yohanes Pembaptis. Kitab ini sebagian besar terdiri dari
dialog antara Allah dan umat Israel. Maleakhi menegaskan hubungan perjanjian
yang ada antara Allah dan bangsa itu dan menyerukan kepada umat Israel untuk
memenuhi kewajiban mereka sesuai dengan perjanjian yang ada. Ia menuduh mereka
telah merampok Allah. Nubuat Maleakhi
menggambarkan akhir dari suatu zaman.[4]
2.3
Penulis
dan Waktu Penulisan Kitab Maleakhi
Para sarjana Alkitab tradisional beranggapan bahwa
nama “ Maleakhi” adalah nama diri yang memperkenalkan seorang tokoh nabi
sejarah Ibrani pasca pembuangan orang Yahudi sebagaimana ketidak jelasan apakah
Maleakhi menuliskan kitab yang disampaikanya atau nubuat kitab ini disusun oleh
orang lain.[5]
Banyak ahli mengikuti Lxx, dan berpendapat bahwa nama penulis kitab ini tidak
ditulis.[6] Kitab Maleakhi ditulis pada abad ke-5
SM, sesudah rumah Allah di Yerusalem dibangun kembali. Kitab ini terutama
dimaksudkan untuk mendorong para imam dan rakyat supaya memperbaharui kesetiaan
mereka kepada perjanjian kepada Tuhan.[7]
Sedangkan menurut para ahli umum bahwa rentang waktu penulisan kitab ini
diperkirakan Maleakhi mungkin sejaman dengan Nehemia atau sedikit sebelumnya,
karena kitab ini menentang perkawinan campuran Alkitab ini (Mal. 2:10-16)
serupa juga dengan pandangan Nehemia (lih. Neh.13:23-27). Mungkin waktu
penulisan kitab ini sekitar tahun 450 SM.[8]
2.4
Tujuan
Kitab Maleakhi
Karena kasih-Nya,
Allah telah memilih umat Israel menjadi anak-anakNya yang berharga . Karena
kasih juga, Allah berjanji memberkati umat jika mereka mau mematuhi
perintah-perintahNya. Allah menghendaki umat memberi tanggapan terhadap
kasihNya itu dengan hidup dalam ketaatan. Namun, umat selalu lupa bahwa Alah
mengasihi mereka ,sehingga peraturan dan tututan Allah dirasakan sebagai beban.[9] Ketika
Maleakhi menulis, orang Yahudi pasca pembuangan di Palestina kembali mengalami kesusahan dan kemunduran rohani. Orang-orang
telah menjadi sinis, meragukan
kasih dan janji-janji Allah, menyangsikan keadilan-Nya,dan tidak percaya lagi bahwa ketaatan
kepada perintah-Nya itu berguna. Seiring
dengan memudarnya iman, maka pelaksanaan ibadah menjadi otomatis dan tidak berperasaan. Mereka juga acuh
tak acuh terhadap tuntutan hokum Taurat
dan bersalah karena berbuat bermacam-macam dosa terhadap perjanjian. Maleakhi memperhadapkan para imam dan umat itu
dengan panggilan kenabian[10].
Adapun beberapa
tujuan Kitab Malaeakhi antara lain:
a. Janji akan adanya yang mempersiapkan jalan bagi datangnya
hari Tuhan
b. Memperingati bangsa Israel kerena sudah berbicara tidak
baik kepada Allah
c. Melawan kurban-kurban yang kurang baik yang ipersembahkan
kepada Allah
d. Protes melawan perkawinan campuran
2.5
Isi
Kitab Maleakhi[11]
Adapun beberapa isi atau inti dari Kitab Malaekhi antara
lain:
1. Bait Suci sudah dibangun kembali
(516/515 SM) dan korban-korban serta
hari raya
dilaksanakan kembali,
2. Pengetahuan umum mengenai Taurat telah
diperkenalkan kembali oleh Ez ra
3. Kemunduran yang kemudian terjadi di
kalangan imam dan umat itu (+ 433
SM). Tambahan pula, suasana dan pengabaian rohani yang disebut Maleakhi
Sangat mirip dengan situasi yang dijumpai Nehemia ketika kembali setelah
tinggal beberapa waktu di Persia (433-425 SM) untuk melayani sebagai
(c) Perjanjian pernikahan dilanggar
ketika para suami menceraikan istri
Ibrani mereka untuk menikahi wanita
kafir (mungkin lebih muda dan
mungkin
Maleakhi memberitakan amanatnya sekitar 430-420 SM.
2.6
Struktur
Kitab Maleakhi[12]
Adapun
Struktur atau Garis Besar dari kitab Maleakhi ini antara lain:
1. Judul (
Mal 1:1)
2. Kasih Tuhan dilukiskan oleh nasib Edom ( Mal 1:2-5)
3. Kecaman terhadap para Imam (Mal 1:6-2:9)
4.
Penyembahan
berhala dan kawin campur ( Mal 2:10-16)
5.
Allah
yang adil ( Mal 2:17-3:5)
6.
Persepuluhan
yang tidak diberikan (Mal 3:6-12)
7.
Orang
benar dan orang fasik ( Mal 3:13-18)
8.
Elia dan hari Tuhan (Mal 4)
2.7
Ciri-Ciri
Kitab Maleakhi
Adapun beberapa
ciri kitab Maleakhi yaitu,
1. Dengan
cara yang sedehana, terus terang dan tegas, kitab ini dengan hidup melukiskan
pertemuan antara Allah dan umatnya, sebagian besar dengan kata ganti orang
pertama.
4. Kitab
ini mengutamakan metode tanya jawab dalam menyampaikan amanat kenabian, berisi
tidak kurang dari 23 pertanyaan yang diajukan timbale balik antara Allah dan
umatnya.
5. Sesudah
Maleakhi, nabi Pl terakhir, terdapat 400 tahun tanpa ada suara nabi yang utama
di Israel.
6. Istilah
“ Tuhan Semesta Alam” dipakai 20 kali dalam kitab yang singkat ini.
7. Penting
sekali bahwa nubuat kitab terakhir (yang menggakhiri berita kenabian PL)
menubuatkan bahwa suatu hari Allah akan mengirim roh Elia untuk memulihkan
bapa-bapa saleh yang
kuat di Sion bertentangan dengan kecenderungan sosial dimana keluarga makin
berantakan (4:5-6).[13]
2.8
Tema
Telogis dari Kitab Maleakhi[14]
Beberapa
Tema Teologis dalam kitab Malaekhi sebagai berikut:
1. Kasih
Allah
Allah mengingatkan umat-Nya bahwa Ia mempunyai kasih yang istimewa buat mereka, dan oleh karena itulah maka Allah melakukan terhadap mereka seperti apa yang telah dilakukan-Nya (Mal 1:2-5).
Allah mengingatkan umat-Nya bahwa Ia mempunyai kasih yang istimewa buat mereka, dan oleh karena itulah maka Allah melakukan terhadap mereka seperti apa yang telah dilakukan-Nya (Mal 1:2-5).
2.
Ketidaksenangan Allah
Allah tidak senang terhadap umat-Nya, karena berbagai alasan. Mereka kurang menghormati Dia dan Rumah-Nya (Mal 1:6-14). Merekaa kurang memberikan ajaran yang benar (Mal 2:7-9). Mereka tidak setia (Mal 2:10-16), sinis (Mal 2:17; 3:14,15), tidak menghiraukan kebutuhan orang lain (Mal 3:5), dan mereka menahan apa yang menjadi hak Allah (Mal 3:8,9).
Allah tidak senang terhadap umat-Nya, karena berbagai alasan. Mereka kurang menghormati Dia dan Rumah-Nya (Mal 1:6-14). Merekaa kurang memberikan ajaran yang benar (Mal 2:7-9). Mereka tidak setia (Mal 2:10-16), sinis (Mal 2:17; 3:14,15), tidak menghiraukan kebutuhan orang lain (Mal 3:5), dan mereka menahan apa yang menjadi hak Allah (Mal 3:8,9).
3.
Janji-janji Allah
Berita tentang penghakiman dibarengi dengan janji-janji bahwa Allah akan ikut campur tangan dan memberkati. Lihat Mal 1:5,11; 3:1-4, 10-12.
Berita tentang penghakiman dibarengi dengan janji-janji bahwa Allah akan ikut campur tangan dan memberkati. Lihat Mal 1:5,11; 3:1-4, 10-12.
4. Ingatan
Allah
Allah mengenal semua orang yang menjadi milik-Nya (Mal 3:16-18), dan Ia akan membenarkan mereka (Mal 4:2,3).
Allah mengenal semua orang yang menjadi milik-Nya (Mal 3:16-18), dan Ia akan membenarkan mereka (Mal 4:2,3).
2.9
Ayat
Yang Menarik dari Kitab Maleakhi
Kami para penyaji
mengangkat ayat yang menarik dari Maleakhi 2:16-1716. Sebab Aku membenci
perceraian, firman TUHAN, Allah Israel--juga orang yang menutupi
pakaiannya dengan kekerasan, firman TUHAN semesta alam. Maka jagalah
dirimu dan janganlah berkhianat! Kamu menyusahi TUHAN dengan perkataanmu.
Tetapi kamu berkata: "Dengan cara bagaimanakah kami menyusahi Dia?"
Dengan cara kamu menyangka: "Setiap orang yang berbuat jahat adalah baik
di mata TUHAN; kepada orang-orang yang demikianlah Ia berkenan atau jika
tidak, di manakah Allah yang menghukum?”
III.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas bahwa kami para penyaji
menyimpulkan bahwa Kitab Malaekhi dalam bahasa Ibrani mal’akhi yang berarti “
Uutusanku”. Dan tujuan Kitab Malaekhi ini mengingatkan umat akan kedudukan
Yahwe yang berdaulat sebagai Bapa dan penguasa serta sebagai pembuat perjanjian . Namun yang menjadi penulis Kitab
Maleakhi ini adalah Maleakhi sendiri yang hidup sezaman dengan Nehemia sekitar
tahun 450 SM.
IV.
Daftar Pustaka
Adi Lukas. S, Smart
Book of Christianity Perjanjian Lama, Yogyakarta : ANDI, 2015
…. Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan, Bandung: Bina
Media Informasi, 2009
...Alkitab Edisi
Study, Jakarta: LAI, 2013
Doughles J.J.,Ensiklopedia Alkitab Masa Kini, Jakarta:
Bina Kasih, 2013
Hill Andrew E, dkk,
Survei Perjanjian Lama, Jakarta
:Gandum Mas, 2008
Lasor W.S., Hubbard D A.F .W. Bush,
Pengantar Perjanjian Lama 2,Jakarta: BPK- GM, 2009
Sumber Lain :
http://www.sabda.org/sabdaweb/biblical/intro/?b=39# diakses tanggal
10 Mei 2016,06:31 WIB
No comments:
Post a Comment