Teologi Sistematika Aliran Methodist

                                                    
I.                                I. Pendahuluan
Aliran Methodist ialah merupakan aliran yang muncul dari Gereja Anglican yang berada di Inggris  oleh Jhon Wesley . Niat mereka sebenarnya ialah tidak untuk melepaskan diri dari dari gereja Anglican melainkan untuk membangun kembali semangat rohani kepada para jemaat yang dimana kurangnya perhatian dan pekabaran injil ditengah-tengah jemaat yang hidup di dalam  kesusahan. Dalam kesempatan ini kami akan memaparkan secara singkat sejarah methodist beserta teologi-teologi yang ditekankan didalam Aliran Methodist.

II.                              II. Pembahasan
2.1.Pengertian Teologi Sistematika
Istilah teologi berasal dari dua kata Yunani, yaitu theos dan logos. Theos berarti “Tuhan” dan Logos berarti “Ajaran”. Dengan demikian, teologi dapat didefenisikan sebagai ajaran tentang Allah.[1] Teologi Sistematika menghubungkan data tentang pernyataan Alkitab secara menyeluruh untuk menunjukan gambaran total mengenai pernyataan diri Allah secara sistematis.[2]

2.2.Pengertian Methodist                                                                                
                  Metodistme pada mulanya merupakan nama ejekan terhadap sebuah wadah keagaamaan di Oxford yang dikenal juga dengan perhimpunan kudus.[3] Metodist disebut sebagai Gerakan, karena berdasarkan posisi Jhon Wesley yang pada saat itu masih menjadi bagian dari gereja Anglikan. Gerakan ini muncul sebagai bentuk kekecewaan Wesley terhadap keterlibatan Gereja dalam praksis sosial yang sangat lemah.[4]

2.3.Latar Belakang Methodist
Pada sekitar akhir abad ke-17 gereja-gereja Anglikan, Lutheran dan Calvinis ( Reformed ) di Eropa terlihat sudah semakin kaku, dingin, tidak bergairah dan kurang menghargai manusia sebagai pribadi.[5] Pendiri dari gereja Metodist adalah Jhon Wesley seorang pendeta gereja Anglikan[6] dan dibantu oleh adiknya Charles Wesley beserta sahabarnya yaitu George Whitefield[7], yang bermaksud mengadakan pembaharuan kerohanian gereja Anglikan (bukan bermaksud memisahkan diri dari Anglikan), tetapi akhirnya berpisah juga dari Anglican. Tujuan John Wesley hanyalah memberitakan Injil kepada orang banyak terutama buruh-buruh industri yang sudah lama tidak terjangkau oleh pelayanan gereja resmi. Dalam waktu yang singkat jumlah pengikut Jhon Wesley meningkat.

2.4.Teologi Sistematika Dalam Aliran Metodist
2.4.1.      Kelahiran kembali (Lahir Baru)
Ini adalah tindakan Allah, dan melalui seseorang yang dibawa masuk dalam kerajaan-Nya dan mengalami perubahan di dalam hati. Hanya dengan mengalami kelahiran kembali inilah seseorang bisa menjadi kristen yang sungguh-sungguh. Tetapi  menjadi Kristen ini bukanlah sesuatu yang bisa diakukan seseorang untuk dirinya, melaikan dikerjakan Allah baginya. Tentu, setiap orang harus bekerja sama dengan Allah dengan cara bertobat dari dosa-dosanya pada masa lalu dan dengan bersungguh-sungguh bertekad menjalani hidup baru dan tidak lagi berbuat dosa.[8]
2.4.2.      Pembenaran Oleh Iman
Pembenaran oleh Iman ialah pengampunan dosa. Allah membenarkan manusia melalui karya perdamaian oleh darah anak-Nya. Dalam hal ini Allah menunjukan keadilan-Nya dengan penghapusan dosa yang sudah lalu (Roma 3:25). Kepada orang yang dibenarkan atau diampuni, kesalahannya tidak diperhitungkan Tuhan. Dampak pembenaran iman (pengampunan dosa) itu ialah sukacita dan damai sejahtera. Jadi pembenaran oleh iman dan pengampunan dosa itu tidaklah sesuatu yang hanya dipahami, tetap harus di alami. Atas dasar ajaran inilah Jhon Wesley memberi tekanan pada “Pengalaman” sebagai pilar teolgi Methodist, di samping Alkitab (Sricture), akal budi (Reason) dan tradisi (Tradition).[9]
2.4.3.      Kesaksian Roh
Roh Kudus didalam hati orang beriman memberinya jaminan yang pasti bahwa ia adalah anak Allah (Bnd. Roma 8:16). Umat Methodist bersama umat Kristiani lainya bersukacita karna mengetahui bahwa Allah sunguh-sugguh memberi jaminan kepada setiap orang beriman bahwa keselamatan-Nya adalah pasti.[10]
2.4.4.      Penebusan Universal
Wesley dan umat Methodist dan bersama kaum Aramian, menegaskan bahwa penebusan dan keselamatan disediakan Allah bagi semua orang yang mau menerima-Nya. Kristus mati untuk semua orang. Pengaharapan dan janji bukanlah hanya untuk segelintir orang melaikan untuk setiap orang.[11]
2.4.5.      Jatuh dan Kehilangan Kasih Karunia
Kendati keselamatan disediakan bagi semua orang, dan kendati seseorang telah menerimanya, bisa saja ia kehilangan kasih karunia Allah itu. Sebab bisa saja pada akhir hidupnya ia murtad. Tentu umat Methodist bersama umat kristiani bersukacita kalau tak seorang pun yang telah datang kepada Kristus menjadi murtad. Tetapi kodrat manusia adalah lemah dan dosa masih berkuaa. Karna adanya kemungkinan untuk jatuh dan kehilangan kash karunua ini, maka gereja Methodist senada dengan ajaran Tuhan Yesus tentang hal berdoa selalu mengigngatkan umat beriman, “Berjaga-jaga dan Berdoalah, supaya kamu jangan jatuh kedalam pencobaan!” (Mat. 26-41).[12]
2.4.6.      Kepastian Keselamatan
Menurut Jhon Wesley, manusia mengetahui bahwa Allah telah membenarkannya, bahwa Allah telah mengampuni dosa-dosanya dan bahwa Allah telah menciptakannya menjadi mansuai baru. Dasar-dasar Alkitabnya antara lain ialah:
a.       Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah (Rm. 8:16).
b.      Barangsiapa percaya kepada Anak Allah, ia mempunyai keseksaian itu dalam dirinya (Gal. 4:6; Rm. 5:5)
Kepastian keelamatan ialah kesakisian Roh Kudus kepada roh kita yang meyakinkan bahwa kita adalah anak Allah, bahwa kita dikasihi Yesus Kristus, bahwa Yesus Kristus telah menyerahkan hidup-Nya untuk kita, bahwa semua dosa kita telah diampuni dan kita diperdamaikan dengan Allah.hubungan Kristus dengan orang percaya melewati beberapa tahapan yaitu:
1.      Hubungan keimanan biasa.
2.      Hubungan bahwa Kristus mengasihi aku.
3.      Kepastian penuh bahwa Kristus mengasihi aku.
4.      Kepastian kekal bahwa aku adalah anak Allah.
Jadi, kepastian itu adalah kepastian yang lahir secara berangsur-angsur, berkembang setahap demi setahap sampai pada kepastian akan hidup kekal.[13]
2.4.7.      Penginjilan dan Semangat Penginjilan
Sama seperti Wesley yang mengobarkan semangat kebangunan rohani dan semangt menginjili, yang membuat dia dan pengikut-pengikutnya dipandang sebagai pelopor gerakan injili, maka gereja Methodist mendorong umatnya dalam mengabarkan injil. Setiap jemaat harus  punya perhatian dan upaya konkret dalam bidang ini. Tujuanya terutama adalah menjangkau orang-orang yang belum mendengar injili, agar pada akhirnya sebanyak mungkin oran mendapat tempat di dalam kerajaan Allah.[14]

III.                                     III. Kesimpulan
Kami dapat menyimpulkan bahwa Teologi Sistematika dalam aliran methodist mampu untuk menjelaskan beberapa pokok ajaran-ajaran teologi yang ditekankan oleh Jhon Wesley yaitu mengenai penebusan Universal, kesaksian roh, kepastian keselamatan, pembenaran Iman dan lain sebagainya. Teologi Sistematika membantu aliran Methodist dalam merumuskan dan memahami teologi atau pengajaran yang telah ditekankan aliran Methodist secara metodist, sistematis dan koheren Sehingga mampu untuk memberikan pemahaman yang dapat dipahami bagi umat methodist sendiri. 

IV.                                       IV. Daftar Pustaka
Aritonang Jan S., BERBAGAI ALIRAN DIDALAM DAN DISEKITAR GEREJA, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2016
Lane Tony, Runtut Pijar Tokoh dan Pemikiran Orang Kristen Dari Masa Ke Masa, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2016
Rynie Charles C., Teologi Dasar 2, Yogyakarta : ANDI, 1991
Thiesen Henry C., Teologi Sistematika, Jawa Timur : Gandum Mas, 2015
Tobing Sahat Martua Lumban, Model Kepemimpinan Episkopal, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2003
Wellem F.D., Kamus Sejarah Gereja, Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2011
Wllem F.D., Riwayat Hidup Singkat TOKOH-TOKOH Dalam Sejarah Gereja, BPK Gunung Mulia, 2015



[1] Henry C.Thiesen, Teologi Sistematika, ( Jawa Timur : Gandum Mas, 2015), 2
[2] Charles C.Rynie, Teologi Dasar 2, ( Yogyakarta : ANDI, 1991), 5
[3] F.D.Wellem, Kamus Sejarah Gereja, ( Jakarta : BPK Gunung Mulia, 2011),284
[4] Sahat Martua Lumban Tobing, Model Kepemimpinan Episkopal, ( Jakarta : BPK GM, 2003), 15
[5] Jan S.Aritonang, BERBAGAI ALIRAN DIDALAM DAN DISEKITAR GEREJA, (Jakarta:BPK GM 2016),180
[6]  Tony Lane, Runtut Pijar Tokoh dan Pemikiran Orang Kristen Dari Masa Ke Masa, (Jakarta: BPK GM, 2016), 181
[7]  F.D. Wllem, Riwayat Hidup Singkat TOKOH-TOKOH Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta: BPK GM, 2015), 187

[8]Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 198-199
[9] Richard M.Daulay,  Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 18-19
[10]  Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 199
[11] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 200
[12] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 201
[13]  Richard M.Daulay,  Mengenal Gereja Methodist Indonesia, 22
[14] Jan S. Aritonang, Berbagai Aliran Di Dalam Dan Disekitar Gereja, 201

Share:

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS