KITAB HAGAI


KITAB HAGAI


I.                   Pendahuluan
Kitab Hagai adalah kitab yang tergolong  kitab-kitab nabi kecil. Hagai salah satu orang Yahudi yang ikut kembali dari pembuangan bersama Sesbazar dan ia juga suatu salah satu Nabi yang terakhir yang dimana pada saat itu bangsa Israel sangat jauh dari ketaatan kepada Tuhan. Kitab Hagai juga mengajak bangsa Yehuda memperhatikan kembali permasalahan dan pergumulan bangsa Yahudi ketika Raja Nebukadnezar telah menghancurkan Bait Allah. Semoga sajian ini menambah wawasan dan ilmu pengetahuan kita bersama.
II.                Pembahasan
2.1. Arti Kitab Hagai
Nama Hagai berarti “Meriah”pesan-pesannya tetap serius. [1]Kitab Hagai adalah Nabi Ibrani yg bernubuat sekitar tahun 500 sM mengenai dibangunnya kembali Bait Allah.[2] Hagai adalah salah satu orang Yahudi yang ikut kembali dari pembuangan bersama Sesbazar. Ia adalah penggagas sekaligus motivator dalam pembuangan kembali bait di Yerusalem (6:14, Ez 5:1). Ada Dugaan bahwa dia pernah melihat bait Allah di Yerusalem sebelum dihancurkan oleh Babel.[3] Kitab Hagai juga termasuk salah satu kitab terpendek dalam Perjanjian Lama, sedikit lebih panjang dari kitab Obaja.[4]

2.2. Latar Belakang Kitab Hagai
            Latar belakang dari nubuat Hagai adalah pemerintahan Darius I, raja Persia dari tahun 521 sampai 486sM. Koresy sudah memperteguh landasan kekuasaanya dengan cara mengalahkan orang media pada tahun 549 sM dan di sambut dibabilonia sebagai Raja Persia pada Tahun 539.[5]  Tahun 538 sM, Raja Koresh menginzinkan orang-orang Yahudi yg telah ditawan diBabel selama 70 tahun pulanng ke Yerusalem (Ezr. 1:2-4). Mereka mulai membangun kembali Yerusalem serta Bait Sucinya yang telah dihancurkan tahun 587 sM. Fondasi Bait Suci langsung diletakkan . Namun sekelompok orang sekitarnya menentang pembangunan tersebut dan merecoki pembangunannya sebab mereka tidak ingin penduduk Yehuda menjadi bangsa yang kuat kembali (Ezr. 3:1-4:23). 15 Tahun kemudian , tidak ada kemajuan dengan pembangunan Bait Suci.[6]
2.3. Tempat Dan Waktu Penulisan
Penulis dari Kitab ini adalah Hagai sendiri. Nama Hagai disebut dua kali dalam Ezra (Ez. 5:1, 6:14) dan 9 kali dalam kitab ini. Dia disebut sebagai “nabi”(1:1, 2:2, 11) dan “utusan Tuhan”(1:13).Dia mungkin menjadi salah seorang dari dari sebagian kecil orang Yahudi yang telah kembal untuk tinggal di Yerusalem, dapat mengingat bait Suci Salomo sebelum dibinasakan oleh pasukan Nebukadnezar pada tahun 586 sM (2:4). Jikalau demikian , maka usia Hagai ketika menulis kitab ini adalah sekitar 70-80 tahun. Tanggal penulisan kitab ini jelas yaitu pada tahun ke dua pada saat pemerintahan Raja Darius dari Persia (520sM; 1:1).[7]

2.4. Garis – Garis Besar Kitab Hagai
I.    Pesan 1: Tantangan Hagai untuk memberharui Perjanjian
      A.  Imbauan untuk membangun kembali bait suci (1:1-11
      B.  Tanggapan dari sisa-sisa umat itu (1:12-15)
II.   Pesan 2 : Janji Pemulihan (2:1-10)
III. Pesan 3 : Imbauan untuk hidup Kudus (2:11-20
IV. Pesan 4 : Zerubabel : hamba dari keturunan Daud dan    
                      “Cincin Meterai” (2:21-24).[8]
2.5. Struktur Kitab Hagai
Kitab Hagai hanya terdiri dari 2 pasal saja.[9] Nubuatnya 4 kali
 dilengkapi dengan keterangan waktu, tanggal 29 Agust 520 s/d 18 Des 520 sM.
A.    1:1-14: Membangun kembali Bait Allah
Kepada Yerubabel pengganti Sesbazaar + Yosua, isinya agar menyelesaikan pembangunan Bait di Yerusalem (1:2). Pembangunan sehubungan dengan mendapat berkat dari Tuhan.
B.     2:1-10: Tantangan Pembangunan
Kepada Bupati, Imam dan Bangsa (2:3). Ada kesan pembangunan terhenti karena masalah dana, soal bentuk bangunan, soal pelaksana. Atas semua masalah ini nabi berkata “Tuhan akan memenuhi semua biaya pembangunan bait ini”(3:8).[10]
C.     2:11-20: Panggilan kepada Kekudusan dengan Berkat
-          Tanggal 18 Desember, 520 sM (2:11)
-          Dampak mencemarkan dari Dosa (2:12-15)
-          Berkat Ketaatan (2:16-20)
D.    2:21-24 : Sebuah janji Nubuat
-          Tanggal 18 Desember, 520 sM (2:21)
-          Kekalahan Bangsa-bangsa di Masa Depan (2:22-23)
-          Pentingnya Zerubabel Dalam Nubuat (2:24).[11]
2.6.Maksud Penulisan Kitab Hagai
            Kitab ini mencatat upaya Hagai yang tidak kenal lelah mendorong penduduk Yehuda membangun kembali Bait Suci di Yerusalem. Hagai mengatakan bahwa umat mengalami masa-masa sulit, sebab umat berhenti mengerjakan pembangunan Bait Suci (1:6-11). Jika mereka mulai berkerja lagi dan  membangun  kembali Bait Suci, Allah sekali lagi akan memenuh Bait-Nya dengan kemuliaan dan memberkati umat dengan damai sejahtera (2:7-9). Hagai juga menubuatkan bahwa bahwa Zerubabel ,gubernur Yehuda, akan berkuasa dalam kerajaan yang dipulihkan (2:21-23).Janji – janji ini sungguh bermakna terutama bagi orang Yahudi yang sudah melewati masa pembuangan di Babel dan kini berada di bawah kekuasaan Persia.[12]
2.7.Tema – Tema Teologi
                                                                  I.     Kitab Ini menjelaskan pentingnya pembangunan Bait Allah bagi umat Tuhan. Pembangunan bait umumnya dipahami sebagai tempat untuk memuji dan bersekutu dengan Tuhan tetapi dalam kitab Hagai jelas kelihatan sebagai saran dimana Allah memberkati UmatNya.
                                                               II.     Hagai salah satu nabi terakhir dimana konteksnya bangsa Israel sangat jauh dari ketaatan kepada Tuhan. Dalam Konteks kegelapan itu Iman hagai tetap hidup dan bersinar. Pengaharapan ini menjadi dasar tentang kehadiran Mesias. Bait Allah adalah sarana untuk menyambut dan mempersiapkan kelahiran sang Mesias.[13]
                                                            III.     Pada masa Yeremia (sekitar tahun 627-582 sM),bait Suci sudah menjadi suatu tempat keramat atau ziamat. Rakyat Yehuda mengira bahwa adanya kaitan bait Suci Yahwe dengan Yerusalem dan Umat Allah sudah cukup untuk menjamin perlindungan dan keamanan. Yeremia dengan marah mencela kemarahan yang keliru terhadap bangunan fisik ini dan membuat kehancuran bait Suci pada Akhirnya (Yer.7-10).
                                                            IV.     Kemudian hari, Yehezkiel melihat awan kemuliaan Allah meninggalkan bait Suci, yang menunjukkan ketidaksenangan Allah terhadap rakyat Yehuda kerana penyembahan berhala dan berbagai kekejian besar yang mereka lakukan di pelataran bait Suci ( Sekitar tahun 591 sM, Yeh.8,10). Ucapan-ucapan hokuman yang disampaikan oleh Yeremia digenapi pada tahun 587 sM, ketika raja Nebukadnezar dan tentara Babilonia menjajah bait Suci dan Yerusalem (2 Raj.25:8-17).[14]
III.             Refleksi Teologis
                  Dari pemaparan diatas kami para penyaji mengambil refleksi theologisnya dari Hagai 2:10 " Adapun rumah ini, kemegahannya yang kemudian akan melebihi kemegahan yang semula, firman Tuhan semesta alam, dan ditempat ini aku akan memberi damai sejahtera, demikian lah firman Tuhan semesta alam "disini  kita dapat  menekankan betapa pentingnya pembangunan bait suci kepada umat kristen yang pada umumnya kitab hagai ini dipahami sebagai tempat untuk memuji dan bersekutu dengan allah yang dimana kitab hagai ini jelas mengatakan Allah akan memberkati seluruh umatnya.

IV.             Kesimpulan
Berdasarkan dari semua penjelasan kitab Hagai yang tercantum diatas , dapat disimpulkan bahwa kitab Hagai adalah kitab yang terpendek kedua dalam Perjanjian lama, hanya terdiri dari 2 pasal saja dan 38 ayat.  Hagai adalah nabi yang diutus Allah kepada orang Yahudi sesudah  mereka kembali ke Yehuda dari pembuangan di Babel, dan memperingatkan Umat sikap apatis mereka telah menimbulkan masa-masa sulit yang tidak akan berakhir sampai mereka menimbulkan masa-masa sulit yang tidak akan berakhir sampai mereka mulai bekerja kembali. Nubuat Hagai menggerakkan umat untuk bertindak . Tuhan menyuruh Hagai membesarkan hati umat dengan memberitahukan kepada mereka bagaimana Bait Suci yang baru itu akan memiliki kemuliaan yang khusus dan Tuhan akan memberkati penduduk Yehuda karena ketaatan mereka dan Zerubabel , seorang keturunan Daud akan memerintah atas nama Allah.

V.                Daftar Pustaka
…., Alkitab Edisi Studi, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2012
Napel Henk Ten, Kamus Teologi, Jakarta:BPK Gunung Mulia,2015
Saragih Agus Jetron, Kitab Ilahi, Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016.
Lasor W.S,dkk, Pengantar Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012
Walton Hill &, Survei Perjanjian Lama, Malang: Penerbit  Gandum Mas, 2008
Marpaung Halomoan, Penuntun Memahami Alkitab, .., Perc.Stella Printing,2014
Blommendaal J., Pengantar Kepada Perjanjian Lama, Jakarta: BPK Gunung Mulia,2016




[1] …., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2012),1501.
[2] Henk Ten Napel, Kamus Teologi,(Jakarta:BPK Gunung Mulia,2015), 155.
[3] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),217.
[4] W.S.Lasor,dkk, Pengantar Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 431.
[5] Hill & Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Penerbit  Gandum Mas, 2008),676.
[6] …., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2012),1501.
[7] Halomoan Marpanung, Penuntun Memahami Alkitab, (.., Perc.Stella Printing,2014),171.
[8] Hill & Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Penerbit  Gandum Mas, 2008),677-678.
[9] J.Blommendaal, Pengantar Kepada Perjanjian Lama, (Jakarta: BPK Gunung Mulia,2016),140.
[10] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),219.
[11] Halomoan Marpanung, Penuntun Memahami Alkitab, (.., Perc.Stella Printing,2014),173.
[12] …., Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia,2012),1501.
[13] Agus Jetron Saragih, Kitab Ilahi, (Medan: Penerbit Bina Media Perintis,2016),219-220.
[14] Hill & Walton, Survei Perjanjian Lama, (Malang: Penerbit  Gandum Mas, 2008),682.
Share:

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS