Tujuan dan Manfaat serta Refleksi Penafsiran Alkitab dalam Pemberitaan Injil dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bergereja saat ini. Tafsiran Injil KITAB 1 Timotius 1:1-7 Dengan Metode HISTORIS KRITIS

Tujuan dan Manfaat serta Refleksi Penafsiran Alkitab dalam Pemberitaan Injil dalam Kehidupan Bermasyarakat dan Bergereja saat ini.
Tafsiran Injil KITAB 1 Timotius 1:1-7
Dengan Metode HISTORIS KRITIS

I.                   Pendahuluan
Didalam melakukan Penafsiran Alkitab banyak metode-metode yang dapat digunakan untuk menafsir dari teks Alkitab atau Isi Alkitab tersebut dan salah satunya Metode yang dapat digunakan ialah Metode Historis Kritis. Inilah Salah satu metode penafsiran yang di pakai seorang penafsir untuk dapat menafsirkan Alkitab, terutama dalam Penafsiran Perjanjian Baru . Semoga Pembahasan pada saat ini dapat memberi pengetahuan dan menambah wawasan kita bersama

II.                Pembahasan
2.1.Pengertian Penafsiran Alkitab
Kata Hermeneutik pada umumnya menunjuk pada proses teoritis dan metodologi yang ingin memahami makna yg terdapat dalam tanda-tanda dan symbol-simbol yang dipakai dalam komunikasi tertulis atau komunikasi lisan. Hermeneutik berperan penting dalam Penafsiran Alkitab, karena merupakan displin yang memikirkan konsep-konsep, prinsip-prinsip dan hokum-hukum yang dipakai secara universal untuk memahami dan menafsir Alkitab.

2.2.Pengertian Pemberitaan Injil
Injil dalam Perjanjian Baru diterjemahkan dari kata Yunani, ευαγγελιον, artinya kabar baik, berita suka cita. Kata ευαγγελιον ini berasal dari kata ευ, ευ dan αγγελοζ, anggelos. Kata ευ dalam Yunani klassik artinya “baik” (well). Kata ini bertentangan dengan kata κακοζ artinya jelek, jahat dan seram. Sedangkan anggelos adalah malaikat yang juga disebut sebagai pembawa berita (messenger). Pembawa berita ini juga merujuk kepada seseorang sipembawa pesan kemenangan, dan pesan yang dibawanya mendatangkan suka cita bagi orang lain. [1] Dari penjelasan ini terlihat hubungan kata ευαγγελιον dengan αγγελοζ adalah erat sekali, artinya Injil atau kabar suka cita itu yang diwartakan oleh para pemberita Injil. Kata evanggelis yang kita pahami saat ini juga menunjuk seseorang yang membawa kabar baik. Kemudian, kata ευαγγελιον sering juga dihubungkan dengan kata ευαγγελιζομαιι (kata kerja deponent) artinya membawa atau mewartakan kabar baik atau berita suka cita, memproklamasikan dan mengkotbahkan ευαγγελιον (kabar baik) kepada orang lain. Di samping itu juga ada kata ευαγγελιζομαιι dan ευαγγελιον  adalah dua kata yang sangat penting, sekalipun kata ευαγγελιζομαιι dalam Injil Matius hanya disebutkan satu kali (Mat 11:5), dalam Injil Lukas 10 kali; serta dalam Kisah Rasul 15 kali. Dan dalam surat Paulus kita temukan 21 kali termasuk di dalam kitab Ephesus. Dalam kitab Ibrani kata  ευαγγελιζομαιι disebut 1 kali dan 3 kali dalam surat 1 Petrus. [2]
2.3. Penafsiran Alkitab dalam Pemberitaan Injil
Pertama-tama perlu dicatat bahwa istilah ini diberi arti yang berbeda oleh ahli yang berbeda pula. Dodd memakainya untuk menandakan isi pemberitaan Kristen yang terdahulu, sedangkan Bultmana mengartikannya sebagai proses pemberitaan itu sendiri, tanpa memikirkan (malah ia menganggap salah satu untuk memikirkan) apa yg diberitakan. Menurut Bultmann, Kristus datang sendiri  dan menantang manusia melalui pemberitaan saja. Dalam buku ini arti kerugma yang dipakai ialah yang disebut pertama diatas, karena kita berurusan dengan kaitan antara berita yang diberitakan oleh orang-orang Kristen mula-mula dan asas-asas dasar untuk teologi PB. Tentu saja pemberitaan para pemberita pertama tidak dapat diharapkan merupakan teologi yg sudah dikembangkan. Yang penting ialah apakah gagasan- gagasan pertama mereka sepakat dengan suguha-suguhan kemudian dalam surat-surat para rasul. [3]



2.4.Tujuan dan Manfaat penafsiran Alkitab dalam pemberitaan injil
Menurut Hans Walter wolff, tugas dari kritik teks dituntut unutk menjangkau teks asli yang dapat dipercayai . kemungkinan untuk menjangkau teks asli tersebut dipakai metode-metode. Jelas sekali tujuan dari teks kritik adalah mengadakan rekonstruksi teks yang terjadi pada masa teks ditulis., yg diterima sebagai kita sebelum pengkanonan seluruh alkitab. Peniliti kritik teks juga mempelajari mampu unutk mengenal kesalahan- kesalahan unutk dibenarkannya; bagaimana ia melengkapi , menyispkan , memelihara sampai pada penulisan-penulisan yang kurang atau berlebihan. Dalam Manuskrip (tulisan tangan) untuk inilah perlu sekali kebutuhan dasar metode kritik teks sebelum kritik literer atau yang berkaitan dengan kritik sastra. APabila upaya kritik teks pada awalnya memahami setiap kata dari proses pembentukan kitab ( yg telah selesai), maka tugas kritik sastra adlah meneliti sejarah sebelum sejarah awal dari sastranya . jadi ia harus mampu mencari langkah atau jalan dari pembakuan pertama teks dalam bentuk tertulis sampai pada akhir terjadinya teks dalam proses pembentukan satu buku . itu sebabnya kita melihat banyak timbul sumber- sumber sastra yang berbeda.[4]

2.5.Contoh penafsiraan Alkitab
1.1.Pengertian Historis Kritis
Metode Historis Kritis adalah metode penafsiran yang menaruh perhatian pada sejarah. Berdasarkan penyelidikan dalam teks, maka kita akan mengetahui kondisi-kondisi keagamaan, sosial dan politik dari suatu atau sejumlah periode sejarah yang didalam teks itu sendiri. Tujuan metode historis kritis adalah untuk menjangkau teks asli yang dapat di percayai dengan metode ini penafsir akan mempelajari teks dan kemudian dimampukan untuk mengenal kesalahan-kesalahan yang akan dibenarkan, bagaimana ia melengkapi, menyisipkan, memelihara, sampai kepada penulisan-penulisan yang kurang atau berlebihan.[5] Historis kritis disebut sebagai higher critism yang berusaha menggarap pertanyaan tentang penulis dan waktu penulisannya, susunan editorial, sumber-sumber, historitasnya, kategori-kategori sastra dan tendensi-tendensi doktrinnya.[6]
1.2.Ringkasan Isi
Ayat 1: Pertama-tama aku menasihatkan: naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang
Ayat 2: Untuk raja-raja dan untuk semua pembesar, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan
Ayat 3: Itulah yang baik dan yang berkenan kepada Allah, Juruselamat kita
Ayat 4: Yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran
Ayat 5: karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus
Ayat 6: Yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan
Ayat 7: Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul- yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta-dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
1.3.Pengantar ke Dalam Kitab 1 Timotius
1.3.1.      Latar Belakang Kitab
Selama Rasul Paulus berada dalam penjara Roma, ia didampingi oleh beberapa pembantu, oleh murid yang setia yaitu, Timotius (Flp 1:1; Kol 1:1).[7] Timotius adalah murid Paulus (1 Kor 4:17). Bila dianggap Paulus dibebaskan sekitar tahun 60-61, pada waktu itulah ia menghidupkan lagi pelayanannya.[8] Ketika Paulus singgah di Listra pada perjalanan kedua, ia mau supaya Timotius menjadi kawan seperjalanannya (Kis 16:1-3).[9] Dalam surat-surat Paulus, Timotius disebut rekan sekerja, karena Timotius sering bersama Paulus dalam beberapa surat Paulus, sehingga ia juga sering disebut anak Paulus (2 Kor 1:1; 1 Tes 1:1).[10] I Timotius adalah surat pastoral adalah surat pastoral yang artinya surat-surat yang memberikan semacam “pedoman” bagi penggembalaan jemaat oleh pimpinannya.[11]
1.3.2.      Penulis Kitab
Surat-surat kepada Timotius menunjukkan dengan jelas bahwa Pauluslah yang menulis surat tersebut (1 Tim 1:1; 2 Tim1:1).[12] Surat Timotius termasuk surat pastoral (Penggembalaan) karena surat ini tidak ditulis kepada jemaat-jemaat, melainkan kepda Timotius yang berada di Efesus.[13]
1.3.3.      Waktu dan Tempat Penulisan
Menurut keterangan dalam surat ini, Paulus sudah bekerja beberapa waktu lamanya dengan Timotius di Efesus. Lalu ia meninggalkan Timotius disana dan pergi mengunjungi Mekadonia (1 Tim 1:3), tetapi Paulus berharapkan berjumpa dengan Timotius dengan segera (1 Tim 3:14; 4:13). Kita mendapat kesan bahwa Paulus menulis surat 1 Timotius ini di Mekadonia. Diperkirakan  Paulus menulis surat pada saat Paulus berada di Mekadonia sekitar tahun 63.[14]
1.3.4.      Struktur Kitab[15]
1:1-2                : Amanat pribadi dan salam
1:3-20              : Penugasan dahulu diulangi
2:1-7                : Anjuran untuk mendoakan semua orang
2:8-15              : Bimbingan mengenai berdoa dan mengajar dalam jemaat
3:1-16              : Syarat-syarat untuk pelayanan kristen
4:1-5                : Peringatan yang sungguh-sungguh mengenai ajaran sesat
4:6-16              : Ajaran dan perilaku Timotius pribadi
5:1-6:2             : Golongan-golongan tertentu dalam gereja
6:3-10              : Peringatan-peringatan selanjutnya
6:11-16            : Pesan pribadi yang sungguh
6:17-19            : Penggunaan yang tepat atas hal-hal bendawi
6:20-21            : Nasihat terakhir
1.3.5.      Tema-tema Teologi[16]
A.    Guru-guru palsu
Banyak surat Paulus ditulis sebagai tanggapan terhadap ancaman-ancaman yang datang dari berbagai lawan: para pengajar kekristenan yang bercorak Yahudi di Galatia, para asketik di Kolose dan para Gnostik Yahudi di Korintus.
B.     Iman sejati
Sebagai tanggapan terhadap semuanya semuanya itu, Timotius dan Titus diajak agar mengiakan kembali unsur-unsur hakiki iman Kristen. Mereka harus terus menolak gagasan bahwa Allah tidak mempedulikan dunia, tempat kita hidup ini.
C.     Perilaku Kristen
Tema ini selalu muncul dalam ketiga surat tersebut. Beberapa nats menguraikan secara rinci bagaimana orang Kristen harus bertindak.
D.    Kepemimpinan Kristen
Ada banyak nasihat bagi Timotius tentang perilaku mereka sendiri. Mereka harus menjadi teladan tentang perilaku yang baik bagi semua orang yang mereka layani (1 Tim 6:11-21).
1.4.Tujuan Penulisan
Surat ini ditujukan kepada Timotius supaya jemaat di Efesus mendapat azas ajaran yang benar dan juga supaya ajaran guru-guru sesat dihentikan di Efesus. Walaupun surat-surat ini dikirimkan kepada Timotius, namun Paulus juga bermaksud supaya surat-surat itu dibaca oleh orang-orang lain didalam jemaat yang berisi perkataan-perkataan berhikmat.[17]
1.5.Sitz Im Leben
1.5.1.      Konteks Sosial dan Ekonomi
Merupakan suatu kota yang menjadi pusat perniagaan, sehingga mendatangkan banyak kekayaan di kota itu.  Sebab mula-mula kota ini merupakan koloni Yunani, yakni tempat tinggal orang-orang Yunani dalam perantauan.[18]
1.5.2.      Konteks Budaya
Pada saat itu, ada suatu tradisi yang berpegang teguh pada silsilah kuno dan bermacam-macam dongeng lama. Mereka adalah para pengajar-pengajar sesat, yang hanya menghasilkan persoalan belaka, dan bukan tertib hidup keselamatan yang diberikan Allah dalam iman.[19]
1.5.3.      Konteks Agama
Pusat kebaktian adalah kuil dewi kesuburan. Di samping itu, ini merupakan menjadi pusat berhala. Banyak orang yang membeli jimat, melakukan sihir, dan para pelacur yang semuanya dapat mendatangkan kekayaan.[20] ada juga timbul paham-paham sesat, pengajar-pengajar palsu yang mencoba mencocokkan iman Kristen dengan paham-paham lama dan paham-paham bangsa lain. Di beberapa tempat timbul mazhab yang berbahaya, yang mencampuradukkan  pengajaran kristen dengan filsafat bangsa-bangsa lain. dimana hal ini menandakan dimana suatu zaman baru akan mulai.[21]
1.5.4.      Konteks Politik
Yang memerintah pada waktu itu adalah kaisar Nero, dimana ia memerintah pada umur 16 tahun. Selama 5 tahun kepemimpinannya, keadaan aman dan tenteram, tidak ada gangguan apa-apa. Tetapi setelah itu dia menuruti hawa nafsunya dengan cara yang keji dan mengerikan. Dimana kota Roma dibuatnya menjadi kota pembunuhan dan penganiayaan. Yang terlebih-lebih orang Kristen yang sangat teraniaya.[22]
1.5.5.      Kritik Bentuk
Bentuknya berupa percakapan dan bersifat sangat pribadi.  Beberapa kalimat nampak di luar konteksnya, seperti perintah (5:23). Ini adalahh suatu ucapan yang lumrah dalam suatu pembicaraan tidak resmi, dimana si pembicara dapat menyelinapkannya begitu saja saat terfikir olehnya tanpa merencanakan suatu esei yang resmi.[23]
1.5.6.      Kritik Sastra
Banyak istilah yang sering dipergunakan dalam surat-surat lain, tidak terdapat disini, misalnya kebenaran Allah, perjanjian, sunat, tubuh, bermegah, berlimpah, memerdekakan. Di balik itu, banyak kata/istilah baru ada timbul (misalnya: perkataan ini benar- 1Tim 1:15, 3:1, 4:9, 2 Tim 2:11).[24]
1.5.7.      Kritik Redaksi
Keseluruhan kitab ini disebut sebagai surat penggembalaan. Penggembalaan yang mengkhususkan kepada jemaat. Bagian-bagian lain dalam Alkitab tidak ada yang memuat sekian banyak petunjuk untuk menggembalakan jemaat. Di dalam surat-surat ini berisi perkataan-perkataan yang berhikmat dari pengabar injil yang terbesar itu kepada seorang pengabar injil yang muda.[25]
1.5.8.      Kritik Sumber
Sumber dari surat ini adalah dari Paulus sendiri. Dimana pada saat Timotius berada di Efesus. Sebelumnya Paulus sudah bekerja beberapa waktu lamanya dengan Timotius di Efesus. Lalu ia pergi dari sana dan pergi keMakedonia.[26] Setelah Paulus tiba di Makedonia, rupanya ia merasa bahwa ia tidak dapatsegera kembali ke Efesus, sehingga Timotius harus melakukan tugasnya lebih lama disana. Oleh sebab itu Paulus merasa perlu untuk menguatkan hati Timotius didalam menghadapi tugas yang berat yang telah diserahkannya kepadanya itu.[27]
1.6.Analisa Teks
1.6.1.      Perbandingan Bahasa
Untuk menganalisa perbandingan bahasa kami penafsir menggunakan Alkitab bahasa indonesia (LAI), Bibel pakon Haleluya (BPH), New International Version (NIV), New Tastement Greek (NTG).
Ayat 1:
LAI     : Semua orang
BPH    : Ganup jolma (Semua orang)
NIV     :  For everyone (Untuk semua orang)
NTG    : πάντων άνθρώπων (Semua orang-orang)
Keputusan: Tidak yang mendekati NTG
Ayat 2:
LAI     : Semua pembesar
BPH    : Haganup si parkuasa (Semua penguasa)
NIV     : In authority (Di otoritas)
NTG    : πάντων τϖν έν ύπεροχή (Semua orang-orang yang berkedudukan tinggi)
Keputusan: Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 3:
LAI     : Yang berkenan kepada Allah
BPH    : Anjaha harosuh ni Sipaluah hita (Dan kesenangan penyelamat kita)
NIV     : and pleases God our savior (dan menyenangkan Tuhan Juruselamat kita)
NTG    : άπόδεκτον ένώπιον (Yang menyenangkan menurut pandangan)
Keputusan: Tidak ada yang mendekati NTG
Ayat 4:
Keputusan: Tidak ada perbedaan yang siknifikan
Ayat 5:
Keputusan: Tidak ada perbedaan yang siknifikan
Ayat 6:
Keputusan: Tidak ada perbedaan yang siknifikan
Ayat 7:
LAI     : Aku tidak berdusta
BPH    : Seng marladung ahu (Aku tidak berbohong)
NIV     : I am telling the truth (Aku mengatakan yang sebenarnya)
NTG    : ού ψεύδομαι (Aku tidak berdusta)
Keputusan: Yang mendekati NTG adalah LAI
1.6.2.      Kritik Apparatus
Ayat 7:
Dalam NTG terdapat kata λέγω yang artinya saya berkata dengan nilai kebenaran B. Kata ini terdapat dalam kodeks Sinaitikus abad ke-IV, kodeks Alexandrius abad ke-V, kodeks Claromontanus  abad ke-VI, kodeks Leningrat abad ke-IX, dan kodeks Athos. Kata ini juga banyak terdapat dalam minuskel seperti: 81 104 330 451 629 1739 1881 2492.  Juga bacaan dari bagian terbesar daftar-daftar bacaan Kitab Suci menurut Sinaxarion dan menurut menologion, dengan berbagai huruf-huruf superscript menandakan naskah-naskah itala atau latin tua yang menunjukkan bahwa naskah dalam daftar Gregory-Aland berisi semua atau bagian dari injil-injil, terjemahhan Vulgata, Peshita Syria, Harclean Syria, Koptik Dialek Sahidi, versi Etiopia seperti Ambrosiaster, Chrysostom,  Athanasius, Damaseus. Terdapat juga kata λέγω έν χριστώ yang artinya Kristus berkata terdapat dalam kodeks Sinaitikus, Claromontanus.
Keputusan: Penafsir menolak Kritik aparatus karena memperkabur makna teks
1.6.3.      Terjemahan Akhir
Ayat 1: Pertama-tama aku menasihatkan: Naikkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur untuk semua orang-orang,
Ayat 2: Untuk raja-raja dan semua orang-orang yang berkedudukan tinggi, agar kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan.
Ayat 3: Itulah yang baik dan menyenangkan menurut pandangan kepada Allah, juruselamat kita,
Ayat 4: Yang menghendaki supaya semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran.
Ayat 5: Karena Allah itu esa dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus,
Ayat 6: Yang telah menyerahkan diri-Nya sebagai tebusan bagi semua manusia: itu kesaksian pada waktu yang ditentukan.
Ayat 7: Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pemberita dan rasul-yang kukatakan ini benar, aku tidak berdusta-dan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi, dalam iman dan kebenaran.
1.7.Tafsiran
Ayat 1: Disini terdapat suatu pesan kepada semua orang Kristen agar mereka mendoakan semua orang, raja-raja dan pembesar-pembesar. Paulus menghendaki agar Timotius menyampaikan pesan itu. Pada waktu itu di Efesus dan di tempat-tempat lain ada sebagian orang Kristen yang menganggap orang kafir sebagai orang-orang yang terkutuk dan yang akan dibinasakan, oleh sebab itu mereka tidak perlu didoakan. Rasul Paulus ingin menghilangkan salah pengertian mereka itu dan berpesan supaya mereka berdoa bagi para raja dan pembesar.[28] Meskipun ini jelas kalimat mulai sesuatu yang baru, kemudian (lebih baik, karena itu) juga ikatan itu untuk apa yang telah terjadi sebelumnya. Tapi apa? kemungkinan berjalan sepanjang perjalanan kembali ke perubahan dalam 1:3, tetapi sekarang dengan ayat-ayat 18-20. Apa Paulus mengatakan, kemudian, adalah: bahkan saat saya mendesak Anda, tinggal di sana efesus ini untuk menghentikan guru-guru palsu. Saya sekarang mendesak, oleh karena itu, pertama-tama, itu. Pertama-tama menyarankan tidak begitu banyak bahwa doa itu sendiri adalah hal pertama yang perlu dibahas, tetapi bahwa menawarkan doa-doa dari semua jenis untuk semua orang adalah hal pertama urgensi. Empat kata yang berbeda untuk doa yang digunakan; Namun, perbedaan sering dibuat antara mereka biasanya. Paulus adalah tidak untuk menentukan atau membedakan berbagai macam doa yang harus menandai ibadah Kristen, tetapi untuk mendesak bahwa doa-doa dari semua jenis dibuat untuk semua orang, dengan penekanan pada semua orang.[29]
Ayat 2: Pada masa itu raja-raja adalah orang kafir yang membenci agama Kristen, bahkan mereka sering menghambat, menyiksa dan membunuh orang Kristen. Meskipun demikian Paulus berpesan kepada orang Kristen bahwa mereka harus mendoakan para raja dan pembesar itu. Karena mereka memegang jabatan itu mereka harus didoakan, sehingga mereka dapat melakukan tugasnya untuk kebaikan masyarakat dan orang-orang dapat hidup tenang dan damai.[30] "Doa" semua jenis "untuk semua orang" juga termasuk otoritas pemerintahan-raja dan semua orang yang berwenang. kata raja biasanya berarti Kaisar, tetapi yang di sini jamak tampaknya membuatnya lebih komprehensif, yang selanjutnya dibuktikan dengan penambahan generalisasi: dan semua orang yang berwenang. itu mungkin, tentu saja, diberi sifat hal-hal di Efesus, bahwa penambahan merujuk kepada mereka yang berkuasa di gereja. tetapi penggunaan raja, ditambah seluruh konteks, menyiratkan bahwa mereka yang mengatur (Kaisar, pejabat provinsi, lokal hakim) adalah yang tepat untuk doa Kristen. dalam hal ini tidak ada yang baru: doa dan korban karena pemerintah kafir memiliki sejarah panjang dalam Yudaisme.[31]
Ayat 3: Paulus mengingatkan Timotius akan tugas istimewa yang dipercayakan kepadanya, sewaktu dia mendesaknya untuk tinggal di Efesus. Dia hendak menegor mereka yang cenderung berpaling  ke ajaran palsu dan sia-sia, dan memanggil kembali mereka kepada hidup Kristen yang murni dan taat. Perlu dicatat, betapa cepatnya gereja-gereja itu di rongrong dari dalam oleh guru-guru palsu, dan bagaimana Paulus mengamat-amati mereka. Kemudian ia mengambil tindakan pencegahan yang hati-hati dan terus-menerus menentang pengaruh mereka yang sangat berbahaya. Kesesatan-kesesatan yang beranekaragaman itu semuanya telah dilukiskan secara lengkap sebagai ajaran lain. Cacatlah bahwa di dalamnya telah tercantum bentuk ajaran atau pengajaran (Rm 6:17) yang telah umum diterima.[32] Patut dipertanyakan apakah untuk milik teks sejak naskah bukti untuk itu sebagian besar akhir. dengan dikeluarkannya koneksi pikiran dengan ayat sebelumnya kurang jelas, tetapi ini nampaknya merujuk kepada ayat saya ide universal doa. Dua bagian ayat ini harus diambil secara terpisah: universal doa baik, berkenan kepada Allah. Proposisi ini kedua menyajikan standar tertinggi untuk ibadah Kristen. Judul Tuhan Juruselamat kita, sudah digunakan ini. Aku, telah signifikan khusus di sini, yang berkaitan dengan doa semua orang tabungan karakter Tuhan. Ada titik dalam berdoa atas nama semua laki-laki ke salah satu yang alam untuk menyelamatkan, pikiran yang dikembangkan dalam ayat berikutnya.[33]
Ayat 4: Permintaan doa kita harus meliputi hal-hal yang luas dan untuk semua orang, jangan hanya untuk diri kita sendiri dan hal-hal yang bersangkutan dengan diri kita sendiri. Permintaan doa yang memenuhi syarat-syarat itu adalah permintaan doa yang baik dan berkenan kepada Allah juruselamat kita. Alasan Paulus mengapa ia menghendaki kita mendoakan semua orang ialah karena Allah mengasihi semua orang. Tuhan mengingini semua orang diselamatkan, tetapi Tuhan tidak menetapkan sesuatu, pasti hal itu akan terjadi. Namun, Tuhan sudah menyediakan keselamatan bagi semua orang dan apabila ada orang yang tidak mendapat keselamatan tersebut, maka itu adalah kesalahannya sendiri. Kita berhak memberitakan Injil kepada semua orang dan hak itu tidak dapat diambil dari kita. Kita boleh memberitakan bahwa Tuhan mengingini semua orang diselamatkan, oleh sebab itu mereka harus datang dan percaya kepada Tuhan Yesus.[34] Tapi ada dimensi lain ini berdoa untuk semua yang bahkan lebih besar dari itu. Tidak hanya Apakah doa seperti yang menyenangkan dalam arti bahwa ia siap untuk mendengarnya. Hal ini sangat baik dan menyenangkan untuk alasan bahwa Ia menghendaki supaya semua orang diselamatkan.[35]
Ayat 5: Menarik untuk melihat, bahwa dari fakta Allah yang esa di dunia Paulus menarik kesimpulan keselamatan untuk seluruh umat manusia, karena manusia tidak dapat pergi ke ilah lain untuk memperoleh keselamatan. Bahkan Paulus maju satu langkah. Dari keesaan Allah, juruselamat kita, ia sampai pada keesaan pengantara: dan esa pula Dia yang menjadi pengantara antara Allah dan manusia, yaitu manusia Kristus Yesus. Bukan lagi Musa yang menjadi pengantara (Gal 3:19), bukan pula imam besar Yahudi (Ibr 8:6) maupun malaikat-malaikat (Kol 2:18), melainkan Yesus. Yaitu manusia Kristus Yesus, pengantara itu ialah sungguh-sungguh manusia. Kemanusiaan Yesus dititik beratkan untuk melawan ajaran Gnostik, yang mengatakan bahwa pengantara itu datang dalam tubuh manusia.[36] Pengantara itu menyucikan hati nurani. Ia menyembuhkan hati yang hancur. Ia memberi hidup yang baru kepada orang yang mau diangkat dari lumpur dosa. Pengantara itu diberikan oleh bapa kepada kita dan Ia juga telah menjadi penebus kita.[37]
Ayat 6: Kata tebusan mengandung nilai yang dibayarkan untuk penebusan. Perhatikan, bahwa apa yang diberikan Kristus sebagai pengganti atau tebusan adalah diri-Nya sendiri.[38] berpikir tentang Kristus sebagai Pengantara membawa Paulus untuk membuat deklarasi lebih tepat tentang penebusan. Penyebutan tebusan menggemakan kata-kata Yesus, anak manusia datang untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang. Penambahan Preposisi, sebaliknya, digunakan setelah itu. Kristus ini dianggap sebagai harga asing atas nama dan tempat semua, di mana kebebasan dapat diberikan. Namun tidak semua menikmati kebebasan itu. tebusan, memang benar, memiliki nilai yang terbatas, tetapi mamfaat memerlukan apropriasi. Rasul saya menyiratkan di sini bahwa sejak tebusan memadai untuk semua, Allah harus keinginan keselamatan dari semua.[39]
Ayat 7: Kata dalam iman dan pembenaran pada teks ini menunjukkan ketulusan Paulus dan pokok dari ajarannya.[40] Pemberitaan yang dilakukan oleh Paulus sebagai utusan Allah. berulangkali dalam surat-suratnya Paulus mengatakan, bahwa ia telah ditetapkan sebagai rasul oleh Tuhan Yesus sendiri. Ini perlu untuk menanggapi lawan-lawannya yang senantiasa meragukan kerasulan Paulus. Didalam jabatannya sebagai rasul, Paulus mengutamakan kegiatan pemberitaan Injil. Injil yang dipercayakan kepada Paulus dan diajarkan olehnya, adalah satu-satunya kebenaran, yang harus ditegakkan terhadap ajaran-ajaran sesat. Itulah sebabnya Paulus menulis begitu banyak surat untuk membina jemaat-jemaat dalam kebenaran. Itu jugalah sebabnya Paulus menulis surat-surat Pastoral untuk memantapkan ajaran gereja terhadap ajaran-ajaran sesat.[41]
1.8.Teologi
Surat ini ditujukan kepada jemaat Efesus melalui Timotius, dimana pesan teologi yang disampaikan oleh Paulus kepada Timotius adalah supaya ia tetap kuat didalam pelayanannya di Efesus. Meskipun banyak pengajar-pengajar sesat di Efesus dan banyak yang menganggap rendah Timotius. Keteguhan iman dan kedewasaan iman dalam menggembalakan jemaat di Efesus ditekankan oleh Paulus kepada Timotius.
1.9.Skopus
Doa dapat mengubah segala sesuatu.
III.             Kesimpulan
Dari pemaparan diatas kami penafsir menarik kesimpulan bahwa surat ini merupakan surat yang ditulis oleh rasul Paulus kepada Timotius dalam pelayanannya di Efesus. Surat ini ditulis oleh Paulus dengan tujuan supaya Timotius berteguh dalam imannya dalam menghadapi jemaat di Efesus yang banyak terdapat pengajar-pengajar palsu dan paham-paham sesat yang dimana jemaat di Efesus menganggap remeh Timotius.

IV.             Refleksi
            Yang menjadi refleksi teologis adalah hendaknya kita berdoa dengan ucapan syukur untuk semua orang tanpa memandang derajat seseorang itu baik itu kaya atau miskin, baik atau jahat. Meskipun kita sedang dianiaya ataupun dibenci oleh mereka dan juga sekalipun mereka kafir. Karena itulah yang dikehendaki Allah dan yang berkenan kepada Allah. Jadi dengan berdoa kita dapat hidup tenang dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan seperti yang tertulis dalam 1 Tesalonika 5:17 “Tetaplah berdoa”.
V.                Daftar Pustaka
U. Becker, “euaggeliondalam New International Dictionary of New Testament Theology vol. 2,  trans. Colin Brown (general editor) (Mi. Grand Rapids: Zondervan, 1986), 107; bnd. Kenneth S. Wuest, “Gospel” dalam Wuest’s Word Studies From the Greek New Testament for the English Reader vol III ,MIc: Wm.B Eerdmans Publishing Company, 1940
Guthrie Donald, Teologi Perjanjian Baru 3,Jakarta; BPK-GM 2009
Holiday Jhon. H. Hayes & Carl. R., Pedoman Penafsiran Alkitab, ,Jakarta: BPK-GM, 2006
Browning W. R. F., Kamus Alkitab, Jakarta: BPK-GM, 2010
Budiman R., Surat-surat Paulus I dan II , Timotius dan Titus, Jakarta: BPK-GM, 1984
Tenney Merril. C., Survei Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2001
Duyverman M. E., Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, Malang: Gandum Mas, 2009
LAI, Alkitab Edisi Study,  Jakarta 2011
ofm C. Groenen, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2008
Arichea Daniel C., Surat-surat Paulus Kepada Timotius dan Titus, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004
John Drane, Memahami Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2012
...., Tafsiran Alkitab Masa Kini, Jakarta: YKBK, 2013
Wesley Brill J., Tafsiran Surat Timotius dan Titus, Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993
Duyverman M. E., Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, Jakarta: BPK-GM, 2003
Bavinck J. H., Sejarah Kerajaan Allah 2, Jakarta: BPK-GM, 2015
FEE Gordon. D., New Internetional Biblical Commentary 1 and 2 Timothy, Titus, (America: United States, 1988
Guthrie Donald, New Testament Commentaries The Pastoral Epistles, America: The Tyndale Press, 1986
Beyer A.A.Sitompul & Ulrich, Metode Penafsiran Alkitab, Jakarta; BPK-GM 2008



                [1] U. Becker, “euaggeliondalam New International Dictionary of New Testament Theology vol. 2,  trans. Colin Brown (general editor) (Mi. Grand Rapids: Zondervan, 1986), 107; bnd. Kenneth S. Wuest, “Gospel” dalam Wuest’s Word Studies From the Greek New Testament for the English Reader vol III (MIc: Wm.B Eerdmans Publishing Company, 1940), 44-45.
                [2] Gerhard Friederick, “euaggelizomai”, dalam Theological Dictionary of the New Testament, vol II, ed. Gerhard Kittel  (Mic. Grand Rapids: WM.b. Eerdmans Publishing Company, 1964, 717-721, bnd. U. Becker, euaggeliondalam New International, 109-110.
[3] Donald Guthrie, Teologi Perjanjian Baru 3, (Jakarta; BPK-GM 2009) 17
[4] Dr.A.A.Sitompul & Dr.Ulrich Beyer, Metode Penafsiran Alkitab, (Jakarta; BPK-GM ,2008)36-37
[5] Jhon. H. Hayes & Carl. R. Holiday, Pedoman Penafsiran Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2006), 52-54
[6] W. R. F. Browning, Kamus Alkitab, (Jakarta: BPK-GM, 2010), 219
[7] R. Budiman, Surat-surat Paulus I dan II , Timotius dan Titus, (Jakarta: BPK-GM, 1984), 1
[8] Merril. C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2001), 413
[9] M. E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, (Malang: Gandum Mas, 2009), 153
[10] LAI, Alkitab Edisi Study,  (Jakarta 2011), 1954
[11] C. Groenen ofm, Pengantar ke Dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2008), 131
[12] Daniel C. Arichea Dkk, Surat-surat Paulus Kepada Timotius dan Titus, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004), 12
[13] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2012), 396
[14] M. E. Duyverman, Pembimbing ke Dalam Perjanjian Baru, 159
[15] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini, (Jakarta: YKBK, 2013), 687
[16] John Drane, Memahami Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2009), 394-396
[17] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993), 10
[18]M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, (Jakarta: BPK-GM, 2003),154
[19]J. H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, (Jakarta: BPK-GM, 2015),  898
[20]M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, 154
[21]J. H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, 897
[22]J. H. Bavinck, Sejarah Kerajaan Allah 2, 896
[23]Merril C. Tenney, Survei Perjanjian Baru, (Malang: YKBK, 1997), 416
[24]M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru, 164
[25]J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus,10
[26]M. E. Duyverman, Pembimbing ke dalam Perjanjian Baru,159
[27]J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, 9
[28] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, 23
[29] Gordon. D. FEE, New Internetional Biblical Commentary 1 and 2 Timothy, Titus, (America: United States, 1988), 62
[30] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, 23
[31] Gordon. D. FEE, New Internetional Biblical Commentary 1 and 2 Timothy, Titus, 62-63
[32] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini, 688
[33] Donald Guthrie, New Testament Commentaries The Pastoral Epistles, (America: The Tyndale Press, 1986), 70-71
[34] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, 24-25
[35] Gordon. D. FEE, New Internetional Biblical Commentary 1 and 2 Timothy, Titus, 64-65
[36] R. Budiman, Surat-surat Paulus I dan II , Timotius dan Titus,,19-20
[37] J. Wesley Brill, Tafsiran Surat Timotius dan Titus, 26
[38] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini, 691
[39] Donald Guthrie, New Testament Commentaries The PastoralnEpistles, 72
[40] ...., Tafsiran Alkitab Masa Kini, 691
[41] R. Budiman, Surat-surat Paulus I dan II , Timotius dan Titus,, 21
Share:

No comments:

Post a Comment

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS