Okultisme Dalam Pandangan Kristen


Okultisme Dalam Pandangan Kristen



I.                   Pendahuluan
Di dalam dunia ini manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan hidupnya, apakah ia memilih Roh Kudus atau memilih kuasa kegelapan. Okultisme adalah kegiatan dari kuasa kegelapan itu yang khusus membicarakan roh-roh yang berkaitan dengan kekuatan “misterius”. Zaman sekarang ini, semuanya telah dipenuhi dengan teknologi sehingga semakin memudahkan segala sesuatu. Dengan kata lain, pada era sekarang ini penggunaan logika adalah yang paling utama. Namun sekalipun zaman telah menggunakan logika,  okultisme yang merupakan kepercayaan terhadap kekuatan gaib tetap masih ada. Judul ini bukan membahas teknologi yang diperhadapkan dengan okultisme, tetapi tentang bagaimana sebenarnya okultisme itu. Lalu apa pandangan orang Kristen terhadap okultisme tersebut. 

II.                Pembahasan
2.1.Alasan Timbulnya Okultisme
Jika ditanya “kenapa timbul kepercayaan terhadap kuasa kegelapan atau okultisme di kalangan masyarakat sekarang”? Hal ini memiliki hubungan dengan kepercayaan akan okultisme itu dikalangan masyarakat suku primitif (manusia pada zaman sebelum sekarang). [1]
 
Dalam sebuah buku karangan Eric J. Dingwal dan John Langdon Davies,[2]       okultisme berawal dari kehausan akan kepastian akan sesuatu hal yang belum diketahui oleh manusia. Dengan alasan bahwa agama tidak mampu memberikan jawaban atas “kehausan” itu. Maka manusia beralih kepada “alam gaib”, di mana ada sesuatu kuasa yang tidak nampak atas pengelihatan manusia biasa. Dan dalam pikiran manusia itu, kuasa itu dapat berakibat baik ataupun berakibat buruk. Akhirnya manusia menciptakan sesuatu yang tidak dapat dijangkau dengan indrawi dalam pikirannya dan mengakui pikirannya itu hingga pada akhirnya ciptaannya itu menjadi hal yang ditakutinya. Ada sebuah kekuatan supranatural dalam dunia ini, dan pada klimaksnya lahirlah setan, benda gaib, tempat-tempat keramat, dan lain-lain.

2.2.Okultisme Ditinjau Dari Alkitab
Alkitab menandaskan ada dua kuasa yang sedang bekerja di dunia yaitu: kuasa terang (Allah) dan kuasa kegelapan (iblis) dalam segala manifestasinya. Maka dapat kita mengatakan bahwa sesuatu yang berada dalam kekuasaan Allah adalah “Kerajaan Allah atau kuasa terang” dan segala sesuatu yang di bawah kekuasaan Iblis adalah “kerajaan iblis yang menjadi raja atau penghulunya. Hal ini memberikan pemahaman bagi kita bahwa yang dimaksud dengan kerajaan Allah dan kerajaan iblis bukan menunjuk kepada suatu teritorial atau wilayah, tetapi suatu wilayah kekuasaan yang disebut kerajaan Sorgawi dan kerajaan Duniawi. Kuasa Allah (terang) telah mengalahkan kerajaan iblis (gelap), namun iblis masih berusaha dan berusaha dengan berbagai strateginya untuk menghambat orang di dalam kerajaannya (kegelapan) untuk masuk dalam kerajaan Allah (terang) dan berusaha memerangi orang yang sudah berada dalam kerajaan Allah (orang yang sudah percaya).[3]
Menurut Alkitab perjuangan hidup bukanlah hal-hal yang hanya menyangkut kebutuhan hidup jasmani tetapi juga terhadap hal-hal yang bersifat supranatural sebagaimana dikatakan Paulus (Ef. 6:12). Peperangan rohani ini adalah juga antara Kerajaan Allah dengan kerajaan setan. Salah satu tujuan kedatangan Yesus ke dunia ini adalah “yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan iblis itu” (1 Yoh. 3:8). Alkitab dengan jelas mengatakan bahwa hal-hal yang supranatural itu sangat nyata dalam peperangan rohani, walaupun ada sebagian orang ingin men-demythologize hal-hal yang bersifat devil, demons, dan demon possesion dalam Alkitab. Alkitab menyatakan bahwa dunia okkult adalah nyata, dan kuasa Allah di dalam Yesus Kristus dan Roh Kudus juga adalah nyata. Selain itu ada banyak orang menyadari bahwa sebuah manifestasi dari kuasa okkult adalah milik setan. Manifestasi itu dapat terlihat. Kita bisa melihat dampak kepemilikan tetapi kita tidak bisa melihat masuknya setan ke manifestasinya.[4]

2.3. Praktek Okultisme Dalam Alkitab [5]
Peristiwa okkult yang berkaitan dengan Tuhan Yesus ketika Dia mengusir roh-roh jahat (legion) yang merasuki seorang laki-laki  yang sudah lama tidak berpakaian dan roh-roh jahat itu memasuki sekawanan babi-babi (Luk. 8:27-33).
Dalam PL ada beberapa praktek okkult yang dilarang keras oleh Allah bagi orang Israel selaku umat Allah, yakni:
1.      Penyembahan kepada patung-patung dan tugu-tugu berhala buatan manusia serta tiang-tiang berhala (Kel. 23:24; Mi. 5:12-13; 2 Taw. 33:7). Dasar pelanggaran ini jelas dituliskan pada Dekalog (Kel. 20:4-5)
2.      Menaruh lambang berhala di ambang pintu masuk rumah (Yes. 57:8). Pemilik rumah itu telah meninggikan lambang itu di atas dirinya atau kepalanya. Itulah pertanda bahwa mereka tidak menyembah dan beribadah kepada Allah.
3.      Mencari arwah atau kepada roh-roh peramal (Im. 19:31; 2 Taw. 33:6). Bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal (Ul. 18:11). Sebagai umat Allah seharusnya mereka bertanya kepada Allah atau Roh Allah saja. Sebab para hamba Tuhan (Imam, Nabi, dan Raja) adalah orang-oramg yang telah diurapi Roh Tuhan.
4.      Mempersembahkan anak laki-laki atau anak perempuan sebagai korban bakaran dalam api (Ul. 18:10; 2 Taw. 33:6). Kebiasaan ini adalah kebiasaan bangsa-bangsa sekitar yang belum mengenal Allah. dalam penyembahan kepada dewa molokh, ilah yang disembah bangsa Amon. Praktek ini terbukti dari dokumen-dokumen yang ditemukan di Siria.
5.      Menjadi petenung, peramal, penelaah, penyihir, pemantera (Ul. 18:10-11; Mi. 5:11; 2 Taw.33:6). Perilaku ini sama saja dengan upaya mendahului Allah. Allah adalah pemilik sejarah kehidupan manusia. Dia yang tahu apa yang harus terjadi, karena tidak ada peristiwa di dalam sejarah kehidupan ini yang tidak di dalam sepengetahuan-Nya.
6.      Meminta petunjuk kepada orang-orang mati (Ul. 18:11). Keyakinan orang terhadap roh-roh orang yang sudah mati bergentanyangan, itulah yang mendorong orang tersebut unruk melakukan praktek pemanggilan arwah atau roh-roh orang mati tersebut.
7.      Menjadi dukun (Yeh. 13:18). Juga menurut kesaksian perempuan En-Dor dalam 1 Samuel 28:9 bahwa setiap orang petenung, pemanggil arwah dan pemanggil roh peramal harus dilenyapkan dari tengah-tengah orang Israel. Sebab perbuatan mereka adalah kekejian bagi Allah (Ul. 18:12).
8.      Mengikatkan tali-tali ajimat (Yeh. 13:18). Dalam Yesaya 3:18-23 ada daftar perhiasan wanita. Sebagian dari pada perhiasan itu, seperti anting-anting adalah ajimat yang mengandung mantera yang dibisikkan.
9.      Mengenakan selubung kepala dengan maksud menangkap jiwa orang (Yeh. 13:18).
10.   Mengucapkan tenungan-tenungan bohong (Yeh. 13:23).
11.  Menyembah tentara langit dan beribadah kepadanya (2 Taw. 33:3)

2.4.Pemahaman Iman Kristen Tentang Okultisme
Jika orang percaya atau menyerahkan dirinya kepada Kristus yang kuasanya jauh melebihi kuasa-kuasa kegelapan: maka tidak boleh sedikit pun percaya atau menyerahkan diri kepada hal-hal yang ada hubungannya dengan kegelapan. Oleh sebab itu, orang menyatakan dirinya dukun Kristen, sebagai hal yang tidak mungkin; karena soal kedukunan dan soal Kristus adalah dua hal yang saling bertentangan seperti terang dan gelap. Oleh sebab itu orang Kristen tidak boleh pergi ke dukun meminta pertolongan. Orang Kristen menyandarkan diri kepada pemeliharaan Kristus saja, yang senantiasa melepaskan dan membebaskannya dari kuasa iblis (Luk. 22:31). Demikian juga dalam Yakub 4:7, diperintahkan untuk melawan iblis dan mencari pertolongan kepada darah dan kayu salib Kristus, pasti iblis lari. Mengingat peringatan yang senantiasa ditemui dalam firman Allah dan juga peringatan Allah dalam Alkitab dalam kitab Ulangan 29:29,  orang Kristen dilarang benar-benar untuk berhubungan atau main-main dengan kuasa kegelapan.[6]
Bagi orang Kristen tidak ada Allah selain Allah yang dikenal dalam Allah Bapa, Allah Putra, dan Allah Roh Kudus. Firman Tuhan menyatakan sebagai berikut:
Tentang hal makan daging persembahan berhala kita tahu; ‘tidak ada berhala di dunia dan tidak ada Allah lain dari pada Allah yang esa.’ Sebab sungguhpun ada apa yang disebut allah, baik di sorga, maupun di bumi dan memang benar ada banyak ‘allah’ dan banyak ‘tuhan’ yang demikian namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, yang dari pada-Nya berasal segala sesuatu telah dijadikan dan yang karena Dia kita hidup. Tetapi bukan semua orang yang mempunyai pengetahuan itu. Ada orang, yang karena masih terus terikat pada berhala-berhala, makan daging itu sebagai daging persembahan berhala. Dan oleh karena hati nurani mereka lemah, hati nurani mereka itu dinodai olehnya (1 Kor. 8:4-7).
Orang yang percaya kepada ilah lain seperti yang disebutkan dalam ayat di atas akan mempraktikkan pemujaan dan pengultusan kepada sesuatu barang, benda, bahkan orang atau malaikat yang akan memengaruhi kehidupan mereka. Dalam hal ini setiap irang Kristen diingatkan oleh firman Allah, yaitu:
Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia. Tetapi tidak menurut Kristus. (Kol.2:8). Karena perjuangan kita bukanlah melawan darah dan daging, tetapi melawan pemerintah-pemerintah, melawan penguasa-penguasa, melawan penghulu-penghulu dunia yang gelap ini, melawan roh-roh jahat di udara. (Ef. 6:12)
Dengan demikian, okultisme dalam pemahaman Kristen adalah filsafat kosong, ajaran turun-temurun, dan roh-roh dunia yang bersumber dari kekuatan setan.[7]


2.5.Sikap Orang Kristen Terhadap Okultisme
Sebagai ciptaan-Nya menyadari bahwa manusia adalah mahkota ciptaan Allah yang diberikan mandat untuk menaklukkan dunia ini (Kej 1:26-31). Menaklukkan dunia yang dimaksud adalah tidak menjadikan dunia yang adalah juga ciptaan sebagai “Tuhan” yang menguasai manusia.[8] Diharapkan sebagai orang Kristen dengan landasan Firman Tuhan, okultisme ini harus disangkal dan ditolak. Selain melanggar Firman Tuhan, tindakan okultisme juga berdampak kepada orang yang melakukan yaitu: [9]
a.       Akibat secara rohani, akan mengalami depresi, sikap tertutup, memusuhi firman Allah.
b.      Akibat secara psikologi, ketakutan yang tidak wajar, hawa nafsu yang tidak terkontrol, pemarah dan bunuh diri.
c.       Akibat secara fisik, urat syaraf yang sakit, kemandulan, kematian yang tidak wajar.
Menurut seorang antropolog yang meneliti Tunggal Panaluan yaitu W. H. Rassers, menyatakan bahwa adalah kebodohan dan keterkungkungan diri apabila masih percaya kepada okultisme. Sebab okultisme tidak dap dibuktikan dengan  analisa yang dalam, dan apabila dilakukan penelitian selalu berujung kepada kesimpang-siuran.[10]

III.              Sorotan Teologi
Bila membicarakan okultisme ada berbagai tanggapan dan ada juga orang yang tidak percaya akan adanya iblis dan kuasa-kuasa kegelapan atau okultisme antara lain: iblis itu tidak ada dan semua tentang okultisme adalah pikiran manusia saja, sebagai orang percaya kita tidak boleh mengakui iblis itu ada, cerita mengenai iblis adalah cerita lama dan dongeng”. Sebenarnya pendapat-pendapat seperti itu tidak benar, karena Alkitab secara terus-menerus mengingatkan adanya iblis dan kuasa iblis yang senantiasa mempengaruhi hidup manusia. Oleh karena itu “Sadarlah dan berjaga-jagalah! Lawanmu, si iblis, berjalan keliling sama seperti singa yang mengaum-aum dan mencari orang yang dapat ditelannya” (1 Petrus 5:8).[11] Pada praktek okultisme ada keyakinan miring tentang Tuhan. Namun pada pandangan Kristen hanya ada satu Tuhan yang benar. Bahkan ada yang mengambil ajaran dari Alkitab dan menyelewengkannya. Ajaran yang menyimpang itu tidak datang dari Tuhan dan hal itu menyakiti hati Tuhan. Dalam 2 Tawarikh 33:6 kita melihat bagaimana Raja Manasye yang jahat membuat Tuhan sangat marah. Manasye mengambil sebagian dari agama lain dan menambahkannya pada penyembahan kepada Tuhan. Itulah sebabnya dia dianggap Raja Yehuda yang paling jahat. Waspadalah terhadap kelompok agama yang menambahkan ide-ide non-Kristen pada apa yang dikatakan Tuhan dalam firman-Nya. [12]

IV.             Kesimpulan
Dari pemaparan di atas kami para penyaji menyimpulkan bahwa telah terbukti bahwa praktek-praktek okultisme telah ada sejak zaman dahulu kala. Bahkan Alkitab juga memberikan kesaksian tentang praktek-praktek okultisme yang pernah terjadi. Iblis menawarkan segala kepuasan yang diinginkan oleh manusia itu dengan cara yang sangat menarik dan menggiurkan yang sebenarnya hanyalah tipuan belaka. Manusia terperdaya oleh tipuan si iblis dan melakukan apa yang dikehendakinya, itulah okultisme.  Kuasa gelap yang pada akhirnya menyiksa dan mematikan. Firman Allah melarang segala tindakan okultisme dan hanya Allah yang berkuasa atas segala yang ada di bumi. Firman Allah memberikan pemikiran untuk melihat terang dan melawan tipu muslihat iblis. 


V.                 Daftar Pustaka
….. Alkitab God’s Word, Yogyakarta: Tim Immanuel Publishing House, 2014
Dasuha, Juanda Raya P, Penelitian dan Pengembangan GKPS, Pematang Siantar: Kantor
            Pusat GKPS, 2012
Eric J. Dingwall & John Langdon Davies, Alam Gaib, Surabaya: Pustaka Progresif, 1964

Ginting, E. P., Religi Karo, Membaca Religi dengan Mata Yang Baru, Kabanjahe: Abdi
            Karya, 1999
Gintings, E.P. Gintings, dkk, Okultisme, Bandung: Bina Media Informasi, 2007
Kusuma, Surya, Okultisme: Antara Budaya Vs Iman Kristen, Yogyakarta: ANDI, 2014
Pasaribu, Rudolf H., Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak, (Jakarta: Atalya Rileni
            Sudeco, 2003
Pondsius & Susanna Takaliung, Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang, (Jawa Timur: Depatermen Literatur YPPII, 2004Rassers, W. H., Tentang Tongkat Mistis Batak, Medan:
            Bina Media Perintis, 2008
Saragih, Jaharianson, Pelayanan Pelepasan dan dampak Positifnya, Medan: L-SAPA,
            2016





[1] Rudolf H. Pasaribu, Okultisme di Kalangan Masyarakat Batak, (Jakarta: Atalya Rileni Sudeco, 2003), 31-40
[2] Eric J. Dingwall & John Langdon Davies, Alam Gaib, (Surabaya: Pustaka Progresif, 1964), 20-22
                [3] Jaharianson Saragih, Pelayanan Pelepasan dan Dampak Positifnya, (Medan: L-SAPA, 2016), 76-77
                [4] Juanda Raya P, Dasuha, Penelitian dan Pengembangan GKPS, (Pematang Siantar: Kantor Pusat GKPS, 2012), 37-38
                [5] Ibid, 43-49
                [6] E.P. Gintings, dkk, Okultisme, (Bandung: Bina Media Informasi, 2007), 68-69
                [7] Surya Kusuma, Okultisme: Antara Budaya Vs Iman Kristen, (Yogyakarta: ANDI, 2014), 7-8
[8]  E. P. Ginting, Religi Karo, Membaca Religi dengan Mata Yang Baru, (Kabanjahe: Abdi Karya, 1999), 214
[9] Pondsius & Susanna Takaliung, Antara Kuasa Gelap dan Kuasa Terang, (Jawa Timur: Depatermen Literatur YPPII, 2004), 301
[10] W. H. Rassers, Tentang Tongkat Mistis Batak, ( Medan: Bina Media Perintis, 2008), 76
[11] E. P. Ginting, Religi Karo, Membaca Religi dengan Mata Yang Baru, 6-8
[12] …..Alkitab God’s Word, (Yogyakarta: Tim Immanuel Publishing House, 2014), 714
Share:

1 comment:

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS