Sejarah Kekristenan di Thailand
I.
Pendahuluan
Thailand
adalah salah satu negara yang terdapat di Asia Tenggara yang tidak pernah
dijajah oleh bangsa asing. Pada kesempatan kali
ini kami sebagai penyaji akan memaparkan bagaimana sejarah Kekristenan
di Thailand dan bagaimana Kekristenan itu disebarluaskan. Untuk mengetahui
lebih dalam lagi tentang sejarah Kekristenan Thailand itu, maka marilah kita
memperhatikannya bersama-sama. Semoga sajian ini dapat menambah wawasan kita
bersama.
II.
Pembahasan
2.1.
Kehidupan
Masyarakat Tradisional
2.1.1.
Letak
Astronomis dan Geografis
Thailand
merupakan tempat yang letaknya berada dalam titik koordinat geografisnya adalah
5o-21o LU dan 97o-106o BT. Di
sebelah utara, keadaannya bergunung-gunung, dan titik tertingginya berada di Doi
Inthanon (2.576 m). Sebelah timur laut terdiri dari hamparan Khorat, yang
dibatasi di timur oleh sungai Mekong. Wilayah tengah negara
didominasi lembah sungai Chao Phraya yang hampir seluruhnya datar, dan mengalir
ke Thailand. Di sebelah selatan terdapat tanah Genting Kra yang melebar ke
Semenanjung Melayu.[1]
Batas-batas geografis Thailand, yaitu sebelah utara berbatasan dengan Myanmar
dan Laos, sebelah selatan berbatasan dengan negara Malaysia dan Teluk Siam,
sebelah barat berbatasan dengan Myanmar dan Laut Andaman, dan sebelah timur
berbatasaan dengan negara Laos dan Kamboja. Negara Thailand mempunyai perbedaan
yang jelas antara musim hujan dan kemarau, yaitu bulan Mei –September musim
hujan dan bulan November-Februari musim kemarau.[2]
2.1.2.
Kebudayaan
Penduduk
Negara
berjulukan gajah putih ini memiliki raja yang begitu dihormati rakyatnya. Dan
kebudayaan Thailand dipegaruhi dengan kuat oleh Tiongkok dan India. Hubungan
Thailand dengan beberapa besar Eropa dimulai pada abad ke-16 namun meskipun
mengalami tekanan yang kuat, Thailand tetap bertahan sebagai satu-satunya negara
di Asia Tenggara yang tidak pernah dijajah oleh bangsa Eropa. Pengaruh Barat
terhadap Thailand, termasuk ancaman kekerasan, mengakibatkan berbagai perubahan
pada abad ke-19 dan diberikannya banyak kelonggaran bagi pedagang-pedagang
Britania. [3]
2.1.3.
Sistem
Kepercayaan Penduduk
Siam
(Thailand) memegang teguh Theravada yaitu
cabang tertua dan murni dari agama Buddha. Penyebab penderitaan adalah
keinginan atau nafsu. Sementara pembebasan dari penderitaan diperoleh melalui
Jalan Mulia Ganda Delapan: yaitu pengetahuan benar, sikap benar, perkataan
benar, kelakuan benar, hidup benar, usaha benar, kesadaran benar dan ketenangan
benar. Menurut agama Buddha Theravada, hanya biarawan (bhikshu) yang dapat
mencapai “nirvana”, yaitu akhir segala penderitaan. Karenanya para biarawan
sangat dihormati.[4]
2.1.4.
Sistem
Pemerintahan
Asal
usul yang tepat dari orang Thailand berdasarkan sejarah tidak jelas.
Kemungkinan penduduk pertamanya berasal dari India yang tinggal di lembah
bagian tengah yang ada di sekitar Sungai Chao Phraya. Tetapi kebudayaan Thai
seperti itu rupanya lahir di provinsi Shansi di China sebelah Utara lebih dari
dua ribu tahun yang lalu. Mereka barangkali sudah bermigrasi lebih jauh ke
Selatan yang disebut sekarang Thailand yang mana mereka mendirikan ibu kota
pertama di Sukhothai tahun 1238. Pada masa itu Thailand adalah salah satu
monarkhi yang paling absolut di dunia. Raja dianggap begitu kudus sehingga
kapan pun raja meninggalkan istana, semua orang biasa yang ada di jalan yang
dilaluinya harus menutup pintu dan jendela mereka untuk menjaga mereka agar
tidak melakukan kejahatan yang tidak terampuni yaitu melihat kehadiran raja.[5]
2.2.
Awal
Penginjilan dan Sambutan Penduduk Pribumi
Kekristenan
di Siam dimulai oleh Society of Foreign
Missions of Paris sejak abad ke-17 yang kemudian pada tahun 1912 memiliki
36.000 pengikut, sementara Protestanisme masuk pada abad ke-19 dan secara luas
disebarkan oleh American Presbyterians (Presbiterian Amerika) yang secara angka
lebih lemah dari pada Roma Katolik.[6]Sejak
semula orang-orang yang bekerja di Siam tidak melihat apapun kecuali
keputusasaan, dengan banyak orang mati karena penyakit yang merajalela di
seluruh negeri itu. Jadi banyak pekerjaan mula-mula itu adalah di antara orang
Cina, dan buah pertama dari penginjilan di Thailand adalah orang-orang percaya yang
etnis Cina terutama karena sasaran pekabaran Injil adalah ke Cina dan
orang-orang Thailand etnis Cina di harapkan menjadi penopang misi ke Cina. Bisa
dikatakan bahwa utusan Injil Protestan pertama yang benar-benar masuk di
Thailand adalah Carl Gutzlaff, seorang Jerman yang datang dengan biayanya
sendiri, dan Jacob Tomlin, seorang Inggris dari London Missionary Society (LMS).
Mereka tiba pada 23 Agustus 1828. Mereka berhasil menerjemahkan Alkitab ke dalam
bahasa Siam. Karena sakit, Carl Gutzlaff meninggalkan daerah itu selama empat
tahun. Tomlin pun meninggalkan Siam berkumpul dengan keluarganya. Kedua utusan
ini menghimbau LMS untuk membuka pekerjaan di sana. [7]
2.3.Karya Zending dan
Perkembangan Kekristenan
2.3.1.
Bidang
Penginjilan
PI
berfokus pada etnis Cina. Gutzlaff dan Tomlin menerjemahkan keempat Injil dan
kitab Roma ke dalam bahasa Siam, dilanjutkan dengan membuat kamus Bahasa
Inggris-Bahasa Siam sampai huruf “R”, dan mengedarkan Alkitab bahasa Cina.
Gutzlaff dan isterinya menyelesaikan terjemahan Alkitab lengkap ke dalam Bahasa
Siam.
2. American
Baptist Mission (Northern)
John
Taylor Jones dan isterinya mendirikan gereja Chinese Maitri Chit Baptist
padatahun 1837. Prioritasnya adalah menginjili suku bangsa Thai. Selama dua puluh
tahun dia menerjemahkan Alkitab dan memperbaiki terjemahan Alkitab dalam bahasa
Thai. Tahun 1840, sebanyak 58.000 eksemplar Perjanjian Baru sudah diedarkan.
Dia juga melayani jemaat Cina yang
didirikan sebagai hasil pelayanan Gutzlaff. Empat orang Cina di baptis pada
tahun 1834. Pekabar Injil fokus pada daerah Cina.
3. American
Board of Commisioners for Foreign Missions (ABCFM)
Dr.
Dan Beach Branley memulai sebuah surat kabar pertama di Bangkok (1844), menulis
dan menerjemahkan serta mencetak Alkitab. Caswell berkesempatan memberitakan
Injil dalam Biara Buddha melalui keahliannya dalam ilmu pengetahuan dan bahasa
Inggris. Mereka juga melakukan penginjilan keliling pada musim dingin dengan
transportasi perahu atau gajah.
4. American
Presbiteryan
William
Buells (masuk tahun 1840), Sementara tokoh yang lain yaitu Dr. Samuel House dan
orang Presbiterian lain sejak 1867 menjangkau daerah utara dan memulai
penginjilan di Chiangmai. Di sana pekerjaan yang mendalam dari Roh Kudus
melahirkan gereja-gereja di propinsi Chiangmai dan Chiengrai, yang sekarang
merupakan inti dari pekerjaan Presbiterian di negeri itu. Lahirlah gereja Church of Christ di Thailand. Mereka
mendekati pemerintah agar negeri ini tetap terbuka bagi pemberitaan Injil.
Karya mereka ditandai semangat perintisan dan penginjilan untuk memenangkan
jiwa.[9]
Di Siam utara yaitu suku Lao, dibaptislah orang Lao pertama adalah yakni Nan
Inta, seorang kepala biara Buddha (1869). McGilvary menginjili
keluarga-keluarga, bukan individu. Penginjilan diprioritaskan, STT didirikan
bagi suku Lao.[10]
5. Christian
and Missinary Alliance (AMA)
Pada
tanggal 1 Januari 1929 membuka pos
pertama di Ubon dan selama dua belas tahun lima pos lainnya dibuka, tetapi
tanggapannya lambat dan hanya delapan puluh lima oorang yang bertobat dan
dibaptis.[11]
2.3.2.
Bidang
Pendidikan
Kehadiran bangsa Portugis ke Thai dalam pekabaran
Injil ternyata memberikan dampak yang begitu besar. Khususnya dalam bidang
pendidikan dimana dengan hadirnya orang-orang Katolik di Thai memberi penekanan yang besar kepada sekolah-sekolah dan
biara-biara untuk biarawati, kebanyakan berpusat di sekitar Bangkok. Pada tahun
1922 gereja mendaftar dua puluh dua sekolah dan biara untuk biarawati dan
sepuluh diantaranya berada di Bangkok.[12]
Sekolah-sekolah
dibangun sebagai jala penginjiln utama, khususnya oleh misi Pesbiterian. Pada
mulanya agak sulit mendapat murid, karena anak laki-laki sudah mendapat
pendidikan di sekolah kuil Buddha, sedangkan pendidikan anak perempuan dianggap
kurang cocok. Pada tahun 1583 baru 27 siswa itu sekolah presbiterian di
Bangkok. Namun, pendidikan barat makin lama makindiinginkan oleh bangsa Thai
2.3.3.
Bidang
Kebudayaan/ Adat Istiadat
Karya para Zending dalam bidang kebudayaan secara
langsung merupakan konfrontasi terhadap Buddha karena hidup budaya Thailand yang
Buddhis akan terlepas dengan sendirinya dengan masuknya mereka ke dalam
Kristen. Namun, tidak ada sumber yang cukup berarti terhadap pendekatan budaya
yang mereka lakukan. Kecuali beberapa hal diantaranya melakukan pendekatan
dengan menggunakan bahasa Siam, contohnya Jones yang lancar berbahasa Siam,
terjemahan-terjemahan buku Kristen dalam bahasa Siam, juga seperti McGilvary
yang dengan ilmu pengetahuan meramalkan dengan tepat akan terjadi gerhana pada
tanggal 17 Agustus 1868, sehingga buku-buku Buddha terbukti salah.
2.3.4.
Bidang
Kesehatan
Bradley menyampaikan pengetahuan medis dokter,
terutama suntikan untuk mencegah penyakit (vaksinasi). Ribuan orang meninggal
setiap tahun di Ibukota Bangkok akibat penyakit cacar atau penyakit kolera. Dia
diberi izin memvaksinasi anggota keluarga istana kemudian mengajarkan teknik
menyuntik kepada dokter-dokter pribadi istana. Dengan dukungan raja ia membuka
balai pengobatan di Bangkok. Dia melaksanakan amputasi pertama di Siam dengan
metode barat, di sebuah biara Buddha. Pelayanan medis disambut baik oleh raja
dan merupakan jalan praktis melayani masyarakat. Pada tahun 1847 wabah penyakit
kolera berjangkit di Bangkok dengan akibat 30.000 orang mati. Dr. House, utusan
misi Presbiterian, sempat mengobati dan menyembuhkan seribu pasien. Namun
masyarakat kecil merasa curiga terhadap obat barat, maka pada tahun 1853 House
menutup klinik dan memberi waktu sepenuhnya untuk penginjilan. Pada tahun 1878
Dr. S. G. McFarland diangkat menjadi kepala sekolah kedokteran yang baru dibuka
raja di Bangkok. Banyak pekabar Injil lain bekerja sebagai dokter di rumah
sakit pemerintah, membantu pembangunan negara Siam. Mulai tahun 1904 Dr. Mckean
membuat vaksin di Chiangmai, Siam Utara. Tenaga-tenaga medis pemerintah
berjalan-jalan di desa-desa Siam Utara, memvaksinasi dan mengobati orang sakit,
sambil mengabarkan Injil.[13]
2.4.Peran Tokoh
Kristen Pribumi
1.
Kosuke Koyama
Kosuke
Koyama lahir di Tokyo pada tahun 1929. Setelah mencapai gelarnya yang pertama
di Tokyo ia melanjutkan study di Amerika Serikat pada tahun 1959 mendapat gelar
doctor dari Princeton Theological Seminary. Pada tahun 1961- 1969 ia menjadi
missionaris di Thailand dan mengajar pada seminary di sana. Koyama terkenal
karena bukunya water buffalo Theology (Teologi
Kerbau), yang terbit pada tahun 1974. Dalam perjalanan menuju gereja jemaat
pedesaan untuk berkhotbah, ia melihat kerbau-kerbau di sawah. Ia mengingatkan
bagaimana umatnya melangsungkan hidup mereka. Khotbahnya harus dimulai dari
jemaatnya.” Dari percakapan tentang situasi umat manusia, aku lalu
memperkenalkan Allah dalam situasi manusia yang nyata ini”. Ia mengambil
keputusan harus menempatkan pemikiran-pemikiran teologi agung seperti Thomas
dari Aquino dan Barth pada tempat kedua sesudah kebutuhan-kebutuhan para
petani. Ia memprioritaskan petani-petani di atas Aquino dan Barth, karena ia
berkhotbah di Thailand dan bukan di Italia atau Swis.[14]
2.5.Faktor-Faktor
Penghambat dan Pendorong Kekristenan
2.5.1.
Faktor
Penghambat
1. Thailand
sudah memiliki agama permanen sebelum masuknya Kekristenan yaitu Buddha dari
aliran Theravada yang memang lebih solid, dengan persentase masyarakat
animistik yang sedikit.[15]
Hal ini mendorong pertentangan yang kuat dari imam Buddha terhadap Kekristenan.
2. Kegagalan untuk memberitakan kuasa Kristus untuk
melepaskan manusia dari ikatan roh-roh jahat.[16]
3. Bangsa Thai adalah orang yang bersifat sopan tetapi
kurang sedia menerima ide-ide baru.
4. Pekabaran Injil lain jatuh atau meninggal dunia
setelah melayani beberapa tahun di Siam, terutama karena wabah-wabah penyakit
yang terjadi, seperti kolera tahun 1847.[17]
2.5.2.
Faktor
Pendorong
- Latar belakang animistik sebagai kepercayaan non-permanen dari suku Lao
membuat mereka lebih terbuka terhadap Kekristenan. [18]
- Kebijakan McGilvary yaitu lebih menekankan
penginjilan langsung dari pada pelayanan medis atau pendidikan, sehingga
Injil tetap menjadi arah yang utama yang harus dikerjakan.
- Pendidikan dan pelayanan medis menjadi sarana
untuk mendekati masyarakat dan bahkan juga menarik perhatian untuk
mendukung keberadaan para misionaris.[19]
III.
Kesimpulan
Dapat
disimpulkan bahwa Kekristenan di Thailand dipengaruhi dari Karya Zending dan perkembangan
Kekristenan, bidang penginjilan, London Missionary Society (LMS) American
Baptist Mission (Northern), American Board of Commisioners for Foreign Missions
(ABCFM). Metode mereka adalah lewat
pelayanan bidang pendidikan, bidang kebudayaan/ adat istiadat, serta bidang kesehatan.
IV.
Sumbangan
yang dapat kita ambil dari sejarah ini adalah
Melalui
Bradley yang menyampaikan pengetahuan medis dokter, terutama
suntikan untuk mencegah penyakit (vaksinasi). Metode ini
dapat kita jadikan sebagai pelayanan bagi kita dimana zaman sekarang ini mucul
berbagai penyakit seperti Narkoba, HV-AIDS. Kekristenan harus berarti bagi
orang miskin dan bagi orang yang melarat. Pandangan ini dapat kita jadikan
sebagai teguran kepada gereja-gereja agar lebih memperhatikan orang-orang yang
melarat. Gereja bukan hanya bagi jemaatnya sendiri tapi orang lain juga perlu
diperhatikan.
V.
Daftar Pustaka
Hoke, Donald E., Sejarah Gereja Asia Volume II, Malang: Gandum Mas, 2002
Latourette, Kenneth Scott, A History of Christianity Vol. II,
London: Harper & Row
Publisher, 1975
Ruck, Anne, Sejarah Gereja Asia, Jakarta: BPK-Gunung
Mulia, 1997
Tim
Balai Pustaka, Peta Budaya Dunia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2013
Lane, Tony, Runtut Pijar, Jakarta: BPK-GM, 2016
Sumber Lain
http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand,
diakses pada tanggal 6 Mei 2017
[1] http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand,
diakses pada tanggal 6 Mei 2017
[3] Tim Balai Pustaka, Peta Budaya Dunia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2013), 73
[4] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, (Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 1997 ), 195
[5] http://id.wikipedia.org/wiki/Thailand,
diakses pada tanggal 6 Mei 2017
[6] Kenneth Scott Latourette, A History of Christianity Vol. II,
(London: Harper & Row Publisher, 1975), 1320
[8] Anne Ruck, Sejarah Gereja Asia, 208
Ga ada dogmatika klompok 13 bg hot?
ReplyDeleteGak ada pula bro, apa judul kita itu bang, biar kita carikan mana tau ada ...
Delete