Showing posts with label Pemuda Kristen. Show all posts
Showing posts with label Pemuda Kristen. Show all posts

PEMUDA (KRISTEN) YANG BERTANGGUNG JAWAB

 PEMUDA YANG BERTANGGUNG JAWAB

(Telah di publish oleh BKS PP GKPI Perlombaan Lomba Menulis Artikel Anniversary PP GKPI ke-3)

Palayan Pemuda | obajahutabarat

Sumber Foto https://obajahutabarat.wordpress.com/2014/01/30/misi/

Manusia adalah makhluk yang unik, Beragam sifat dan kebiasannya bisa kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Seperti generasi Milenial yang pastinya sudah begitu akrab kita dengar dalam telinga kita. Bukan karena gaya hidup mereka yang lekat dengan modernitas saja, istilah tersebut sebenarnya lebih menggambarkan pengelompokan manusia berdasarkan tahun kelahiran. Tiap Generasi juga memiliki karteristik tersendiri. Hal ini umumnya dipengaruhi oleh lingkungan yang dihadapi semasa hidup mereka. Menurut Graeme Codrington & Sue Grant Marshall generasi itu dapat dikelompokkan sebagai berikut : Generasi Baby Boomers (1946-1964), Generasi X (1965-1980), Generasi Y (1981-1994), Generasi  Z (1995-2010), Generasi Alpha (2011-2025).  Di dalam kalangan Gereja sekarang “terkhusus kategorial Pemuda/I” kebanyakan Pemuda/i masuk dalam kategori Generasi Z, yang dimana merupakan generasi yang tidak bisa lepas dari gadget dan akivitas social media. Menurut lansiran socialmediaweek.org, “44% dari Generasi Z memeriksa social media mereka setidaknya setiap jam sekali”. Teknologi bagi mereka dapat melakukan apa saja termasuk bersenang-senang.  Generasi tiap generasi merupakan sebuah sosok yang penting bagi keberlangsungan suatu hidup (baik Negara, Gereja dll..). Karena hidup mempunyai sebuah siklus kehidupan, setiap orang menjadi akan Tua bahkan meninggal dunia, sehingga generasi penerus (Pemuda/i) akan menggantikan (melanjutkan) kehidupan yang telah diberikan oleh pendahulu-pendahulu mereka.

 Istilah pemuda adalah (istilah dari ahli sosiologi) Kenneth Kenniston untuk merujuk pada periode transisi antara masa remaja dan masa dewasa yang merupakan masa perpanjangan pribadi. Pemuda tidak hanya sekedar dapat menimbang sesuatu, namun mereka juga telah dapat untuk mengambil keputusan dan langkah nyata sesuai dengan perjalanan hidupnya. Usia muda merupakan usia dimana seseorang perlu diperlengkapi dengan berbagai pengajaran yang baik agar mereka siap memasuki realitas dunia dengan bijak dan pantas. Dengan demikian  Pemuda/I siap untuk mengarungi dunia kehidupan dan memiliki karakteristik khas yang membuatnya perlu dengan ketat mendapatkan bekal atau pengajarannya yang menjadikannya BIJAK dalam menilai dan berlaku dalam dunia. Kebanyakan Pemuda/i saat sudah kehilangan identitas dan jati diri sebagai Anak Allah. Melakukan pesta pora, memakai Narkoba, dijajah oleh Digitalisasi (Revolusi 4.0), terkhususnya materialistis dan hedonis berkembang bahkan berada dalam gaya hidup Pemuda/I. Mereka tidak lagi peduli akan tindakan yang dapat merugikan orang lain dan diri sendiri. Yang penting bagi Pemuda/i ialah bisa bersenang-senang dalam kekayaan yang mereka miliki.

Hal inilah yang kemudian menjadikan banyak pemuda/i yang terjebak dalam “dosa”, dikarenakan tidak sanggup menjaga hati, pikiran dan jiwanya. Masa muda merupakan modal yang sangat berharga bagi setiap manusia dalam mengarungi kehidupan dimasa yang akan datang. Inilah seharusnya yang diperhatikan oleh setiap kaum muda/I. Jika kita melihat beberapa orang muda yang sanggup berkakir dalam masa mudanya seperti Larry Page dan Sergen Brin, ketika berusia 24 tahun menemukan Google, Mark Zuckerbeg menemukan Facebook pada usianya 19 tahun, bahkan sampai pada saat ini karya mereka tersebut dipakai oleh kaum-kaum anak muda/I maupun kalangan orang tua. Jika kita menelusuri berdasarkan Alkitab, ada beberapa yang dipakai Allah pada masa mudanya seperti Musa, yang merupakan seorang pemimpin ulung, pemberi hokum dan perantara Allah membawa bangsa Israel keluar dari Mesir, seorang pemuda Dewasa yang pada saat itu ia belum menikah, pemuda yang bertanggung jawab dan melibatkan dirinya pada permasalahan yang sedang dihadapi bangsa Israel pada saat itu, yang mampu berkorban demi bangsa Israel.  Daud, yang diurapi menjadi raja ketika usianya masih belia dan  visinya mengantarnya ke singgasana Raja Israel yang berkenan di hadapan Tuhan (1 Sam. 16:12), seorang pemuda yang berparas tampan dan elok (1. Sam 16:8). Yusuf, pada saat muda mendapatkan visi dari Allah (Kej. 37:1-11) dan Visi itu membawanya ke kursi Perdana Menteri Mesir, untuk mengatasi kelaparan melanda bangsa itu pada zamannya (Kej. 41:45-46) dan tidak dipungkiri juga, Allah memakai Kaum Perempuan muda , yaitu Ester sang Pemberani yang mencegah bangsanya agar dibantai secara menyeluruh, ia mempertaruhkan nyawanya demi keselamatan bangsanya. Dan masih banyak tokoh-tokoh orang muda/i yang dipakai Allah untuk menunjukkan kuasa-Nya. Bagaimana dengan Pemuda-Pemudi Gereja saat ini, apakah menghidupi masa mudanya untuk Allah dan dapat bertanggung jawab dalam kehidupan sendiri dan masyarakat?

Dalam kitab Pengkhotbah dapat kita lihat bagaimana Raja Salomo memberikan Pedoman – pedoman hikmat (Psl. 11) dan Nasihat bagi pemuda-pemudi (Psl. 12). Ungkapan “kesia-siaan” bukan berarti harus menjauhkan diri (skeptis) dan acuh-tak acuh (pesimis) dalam hidup ini, tetapi justru sebaliknya harus aktif, kreatif dan superaktif menjaga hidup. Hanya orang yang menghargai hal-hal kecil dapat menerima tanggungjawab yang lebih besar. Tuhan Yesus pernah berkata “hanya orang yang setia dalam perkara kecil akan diberikan perkara yang besar. Pengkhotbah menasehati para kaum muda untuk menikmati masa muda apabila itu masih kepunyaan mereka. Ia tidak bermaksud untuk meletakkan kepala-kepala tua ke atas bahu-bahu muda dan ia juga tidak mencoba memperpanjang masa muda itu bersama dengan berkat-berkatnya dan kesempatan-kesempatan dalam pengakuan yang bulat bahwa masa muda dan cukup umur adalah sama-sama pemberiaan Allah. Namun yang harus diingat Pengkhotbah tidak mengajak pemuda/i untuk berfoya-foya. Manusia terikat pada waktu. Pengkhotbah memuji pengakuan jujur mengenai sifat manusia dalam masa muda. Jika kita mengizinkan hidup kita merosot menjadi kesembronoan dangkal dan menikmati hal-hal yang berdosa, akhirnya akan timbul kesulitan dan penderitaan di dalam hidup ini. Masa muda adalah masa saat orang merasakan berbagai potensinya bertumbuh sangat pesat dan kuat. Potensi dan kesukaan masa muda itu hanya akan bermakna dan bertumbuh benar bila masa itu mengalami pembentukan tangan Tuhan. Kebanyakan Pemuda saat ini mengalami perubahan mental, oleh karena dipengaruhi lingkungan sekitarnya, bahkan apa yang dilakukan oleh kaum muda tidak dikontrol dan tidak diperhatikan, sehingga banyak pemuda/i yang melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan ajaran Firman Tuhan. Hal lain yang dialami oleh kaum muda/i yaitu menyangkal jati dirinya, dengan mengatakan “nikmatilah selagi masih muda, lakukan saja apa yang kita suka”. Masa muda penuh dengan peluang-peluang besar. Segala sesuatu bisa dikatakan “mungkin”, karena masih memiliki kekuatan penuh dan kejernihan pikiran.  Sehingga apa yang harus dilakukan Pemuda/I dalam masa mudanya dan tanggung jawab seperti apa yang harus dilakukan manusia terkhusus Pemuda/I saat ini?

 

Tanggung Jawab Kepada Diri Sendiri

Menurut Jost Kokoh pada “hakikatnya hanya masing-masing individu yang dapat bertanggung jawab”. Hanya mereka yang memikul akibat dari perbuatan mereka. Suatu masyarakat yang tidak mengakui bahwa setiap individu mempunyai nilainya sendiri yang berhak diikutinya kebebasan. Manusia adalah mahkluk bermoral, akan tetapi manusia juga seorang pribadi dan sebagai mahkluk pribadi manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, angan-angan untuk berbuat atau bertindak, sudah barang tentu apabila perbuatan dan tindakan tersebut dihadapan orang banyak, bisa jadi mengundang kekeliruan dan juga kesalahan. Untuk itulah agar manusia itu dalam mengisi kehidupannya memperoleh makna, maka atas diri manusia perlu diberi tanggup jawab. Tanggung jawab diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajiban sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi.

 

Tanggung Jawab Kepada Bangsa dan Masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahkluk social. Karena membutuhkan manusia lain, maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut. Wajarlah apabila semua tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Suatu kenyataan lagi bahwa setiap manusia, setiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berfikir, berbuat, bertindak, bertingkahlaku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh Negara. Manusia tidak bisa berbuat semaunya sendiri, bila perbuatan itu salah maka ia harus bertanggung jawabkan kepada Negara. Oleh karena itu, manusia dalam berfikir, bertindak dan berbicara terikat kepada masyarakat dan Negara. Maka dari itu segala perbuatannya harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan yang telah ditetapkan. Tanggung jawab kepada bangsa dan masyarakat dapat menanggung tuntutan- tuntutan berupa sanksi dan norma-norma social.

 

Tanggung Jawab Kepada Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab melainkan mengisi kehidupannya. Manusia mempunyai tanggung jawab langsung kepada Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hokum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kita suci melalui berbagai macam Agama. Pelanggaran dari hukum-hukum  tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan, maka Tuhan akan melakukan seharusnya yang didapatkan manusia. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai Penciptanya. Pelayanan kaum muda/I sangat penting karena kaum muda berharga di mata Allah.

 

 Kaum muda/I ialah mahkluk ciptaan Allah yang mulia yang dimahkotai dengan kemuliaan dari Allah. Kehidupan manusia tidak hanya berlangsung di dunia saja, tetapi ada kehidupan baru setelah kematian. Jadi hidup manusia ada dua tahap : hidup sementara di dalam dunia dan hidup dalam kekekalan di akhirat nanti seperti yang dikatakan oleh Rasul Paulus, “jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia” (2 Korintus 5:1), suatu kesalahan yang besar jika orang berkata bahwa hidup hanya sekali saja saat di bumi ini. Dalam Yesaya 22:13 dikatakan, “Tetapi lihat, di tengah-tengah mereka ada kegirangan dan sukacita, membantai lembu dan menyembelih domba, makan daging dan minum anggur, sambil berseru: `Marilah kira makan dan minum, sebab besok kita mati!” , Seorang kaya yang bodoh juga berkata kepada dirinya sendiri, “Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah” (Lukas 12:19). Pengkhotbah mengingatkan selagi masih muda (dengan kata lain: selagi masih ada kesempatan) biarlah kira gunakan waktu yang ada untuk mengejar perkara-perkara yang menuju kekekalan. Biarlah waktu-waktu yang kita lewati ini adalah kesempatan bagi Tuhan untuk mengurapi orang-orang muda dan memakai mereka sebagai alat kemuliaan-Nya. Masa muda merupakan masa emas berbuat sesuatu untuk Tuhan dan juga sesama. Mungkin sering kali Pemuda/I juga bersikap demikian untuk menolak tanggung jawab yang harus dikerjakan, secara tidak sadar manusia hanya memusatkan seluruh perhatian kita kepada kemampuan diri dan lupa bahwa Tuhan yang memanggil juga adalah Tuhan yang berjanji, menyertai, menopang, dan menguatkan. Maka dengan tegas Rasul Paulus juga menasihatkan Timotius agar jangan ada yang memandangnya rendah karena ia masih muda. Ketika masih muda dan kurang pengalaman / pengetahuan, bukan berarti kita tidak bisa menjadi teladan dan membangun orang lain. Justru orang muda seharusnya bisa menjadi teladan dalam perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan, dan kesuciaan. Terlebih lagi, Allah yang kita percaya adalah Allah yang pernah mengutus dan menaruh Firman-Nya dalam hati dan mulut orang-orang muda.

Semua tahu usia muda adalah masa yang rawan bagi seseorang karena kebodohan melekat pada hati anak muda : “Kebodohan melekat pada hati orang muda, tetapi tongkat didikan akan mengusir itu dari padanya” (Amsal 22:15). Kebodohan membuat mereka gampang jatuh dalam dosa. Maka sebagai anak-anak Tuhan di tuntut tidak menyia-nyiakan masa muda yang telah di berikan Tuhan. Potensi-potensi yang ada dalam diri adalah harta termahal. Maka sewajibnya mempersembahkan itu kepada Tuhan sebagai alat kebenaranNya sehingga masa muda mempunyai tanggung jawab dan menjadi teladan bagi banyak orang serta nama Tuhan dipermuliakan melalui masa muda kita. Seperti kata orang bijak, Ada dua bentuk pemuda, yakni “Pemuda Pintar” dan “Pemuda Bijaksana” dalam memandang dunia. Pemuda Pintar, selalu  ingin merubah dunia sedangkan Pemuda Bijak, mengubah dunia dengan mengubah dirinya sendiri. Jadilah Pemuda yang bertanggung jawab bagi diri sendiri, lingkungan, dan kepada Tuhan kita.

 

 

 

 

 

 

 

Share:

POSTINGAN POPULER

Postingan Berdasarkan Kategori

Total Pageviews

FOLLOWERS