Reformasi Radikal
I.
Pendahuluan
Reformasi merupakan
tindakan untuk melakukan perubahan. Di mana orang-orang yang mengharapkan
terjadinya Reformasi ini sangat mengharapkan perubahan yang baik untuk
kedepannya. Begitu juga dengan kehidupan Kekristenan pada saat itu, terjadi
suatu Reformasi yang disebut dengan Reformasi Radikal. Reformasi Radikal menyebabkan banyaknya perubahan yang
terjadi yang dibawa oleh para tokoh-tokohnya. Pada kesempatan kali ini, kami
para kelompok penyaji akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai Reformasi
Radikal, baik latar belakangnya, para tokohnya, alirannya, serta dampak yang
terjadi pada saat itu. Semoga bermanfaat bagi kita semua.
Tuhan Yesus Memberkati.
II.
Pembahasan
2.1.Pengertian Reformasi
Radikal
Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, Reformasi adalah perubahan secara
drastis untuk
perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatu masyarakat atau
Negara.[1]
Gerakan untuk mengadakan pembaruan dalam Kekristenan Barat yang dimulai sejak abad ke-14
hingga abad ke-17.[2] Reformasi Radikal adalah Gerakan yang
muncul di Eropa
pada abad ke-16 yang berusaha melakukan pembaharuan secara radikal.[3] Kelompok ini juga disebut “sayap kiri
dari reformasi” atau reformasi radikal.[4]
2.2.Latar
Belakang Reformasi Radikal
Pada tahun
1524-1525 terjadi pemberontakan para petani di Jerman. Kaum petani Jerman
merasa terdesak oleh golongan-golongan atas. Mereka bergabung sambil menuntut
perubahan-perubahan dalam susunan masyarakat. Itu disebabkan karena hak
penduduk desa (petani) untuk menggunakan tanah dan hutan milik bersama dicabut.
Lagi pula mereka merasa diperas oleh pungutan-pungutan yang dituntut kaum
bangsawan dan gereja.[5]
Bukan hanya itu, perbedaan antara orang kaya dan miskin dalam konteks ini juga
terlihat jelas di masyarakat, sehingga para petani ingin supaya ada keadilan
antara orang kaya dan miskin. Dari masalah tersebut, para petani mengambil
alasan-alasan yang mendukung perlawanan mereka terhadap pemerasan oleh kaum
rohaniawan dan bangsawan. Para petani memasang telinga baik-baik ketika Luther
berbicara tentang “kebebasan” yang salah ditafsirkan oleh kaum petani sebagai
kebebasan dari kewajiban-kewajiban yang tidak wajar, untuk membayar pajak
terhadap tuan-tuannya sehingga mereka mengadakan revolusi, membakar, merampok,
membunuh dimana-mana. Tetapi sebagian petani terpengaruh oleh Munzer, sehingga
mereka memeluk teologi jauh lebih fanatik. Munzer memberikan sumbangsih tentang
tafsiran “kemiskinan” yang dialami para petani tersebut.
Dia menegaskan
bahwa “kemiskinan” itu terutama akan harta, benda dan kemelaratan. Lalu ia
menarik kesimpulan: hanya orang-orang miskinlah yang dapat menerima Roh, Terang
batiniah itu. Merekalah orang-orang yang berbahagia, yang berkenan kepada
Allah, menurut Matius 5:3. Sebaliknya orang-orang kaya, justru karena mereka
kaya adalah orang-orang fasik.[6]
Kemudian para
Reformasi Radikal hidup di dalam kelompok-kelompok selama abad pertengahan yang
menyimpang dari ajaran gereja yang resmi. Kelompok-kelompok itu kadang disebut
“sayap kiri dari Reformasi”, Reformasi Radikal. Namun harus diperhatikan bahwa
mereka tidak termasuk dalam lingkungan Reformasi Protestan, melainkan merupakan
aliran Kristen tersendiri, disamping reformasi maupun gereja Roma. Hal ini
menjadi nyata dari sikap mereka terhadap Luther ternyata tidak sesuai dengan
cita-cita mereka.[7]
Di mana Luther mengambil jalan tengah (adipora) yaitu artinya di dalam
reformasinya Luther masih terkait dengan pemerintahan raja Friederich.
Sedangkan Calvin hanya memperkuat Gereja Negara. Dan kelompok Radikal
menganggap bahwa Luther dan Calvin sudah tidak Alkitabiah lagi di dalam
alirannya, seperti: baptisan anak, ibadah yang suci, dan gereja harus terpisah
dari negara.
Gerakan Reformasi
Lutheran dan Swiss pada awalnya memiliki hubungan dengan sistem politik. Dalam
kasus Luther, Elector Fredrick si Bijak melindunginya dan juga para pangeran
Jerman yang mencari kebebasan politik mulai mendukung perjuangannya. Zurich
berpihak pada Zwingli dalam melawan perlawanan pihak Katolik. Bagi sekelompok
orang Kristen di bawah Zwingli, untuk menggantikan Roma dengan Zurich bukanlah
hal yang dapat diterima begitu saja. Mereka menginginkan Gereja segera melakukakan
karena hak penduduk desa (petani) untuk menggunakan tanah dan hutan milik
bersama juga dicabut. Bukan hanya itu, perbedaan antar miskin dan kaya juga
dalam konteks ini masih terlihat jelas di masyarakat, sehingga para petani
ingin supaya ada dalam susunan masyarakat.[8]
Itu semua
disebabkan Reformasi yang akan
mengembalikan idealisme abad pertama. Dengan tidak berfokus pada hierarkhi
Gereja atau sistem politik, kelompok radikal ini menginginkan gereja swadaya,
yang diperintah oleh Roh Kudus.[9]
Demikianlah masyarakat
Eropa mengalami goncangan besar. Kita dapat melihat bahwa Reformasi Luther
tidak hanya menghasilkan gereja-gereja Protestan yang besar (Lutheran, Calvinis
atau Reformed) tetapi juga kelompok-kelompok Protestan yang lebih kecil, yang
lebih menolak Gereja Katholik Roma tetapi juga Gereja Protestan yang besar.
Sebagian kelompok ini merupakan keturunan dari gerakan-gerakan Abad Pertengahan
yang sebelumnya ditekan oleh Gereja Katolik Roma. Sebagian kelompok lain lahir
karena Reformasi Luther, tetapi menerapkan teolog yang baru dengan cara yang
lebih radikal dari Luther dan pengikut-pengikutnya sendiri. Oleh sebab itu
dipakailah istilah Reformasi Radikal
untuk menunjuk kepada semua kelompok aneka ragam yang tidak mendapat tempat di
gereja-gereja Protestan.
2.3.Aliran
yang Berkembang pada Reformasi Radikal
2.3.1. Anabaptis
Salah satu golongan
Reformasi Radikal muncul di Swiss pada tahun 1525, di kota Zurich dan kota lainnya. Di sana lahir gerakan yang
disebut gerakan Anabaptisme. Nama
anabaptis ini diberikan kepada gerakan tersebut karena ciri yang menonjol
adalah bahwa mereka membaptis orang-orang dewasa. Istilah
“anabaptis” (Radikal) mempunyai asal usul pada Zwingli, yakni setelah terjadinya reformasi Zwingli di kota itu
pada awal dekade 1520-an. Pada saat
itu, Zwingli dituduh bahwa Zwingli tidak setia pada prisip-prinsip reformasinya
sendiri. Ia mengkhotbahkan satu hal dan mempraktikkan yang lain, meskipun
Zwingli menyatakan bahwa ia tetap setia pada prinsip Sola Scriptura (hanya oleh
Kitab Suci). Seseorang yang bernama Grebel mengatakan bahwa ia masih
mempertahankan kebiasaan-kebiasaan termasuk baptisan anak-anak, hubungan yang
erat dengan gereja dan pemerintah, dan peran serta orang-orang Kristen dalam
peperangan yang tidak didukung atau diperintahkan oleh Kitab Suci. Di tangan
para pemikir radikal seperti itu prinsip sola
scriptura diradikalisasikan: orang-orang Kristen Reformed hanya percaya dan
mempraktikkan hal-hal yang secara jelas diajarkan dalam Kitab Suci.[10]
Kata anabaptis secara harfiah berarti
orang-orang yang dibaptis
kembali dan ini merujuk pada aspek yang paling khas dari kebiasaan
orang-orang Anabaptis-pendirinya, yang kokoh bahwa hanya orang yang telah
melakukan pengakuan iman pribadi di hadapan
umum yang boleh dibaptis.[11] Perlu disadari bahwa dalam masyarakat di
mana semua orang adalah anggota Gereja, yang sesuai dengan kebiasaan dibaptis
pada hari pertama atau kedua hidup mereka, orang dewasa jarang sekali dibaptis.
Dengan demikan, orang-orang pertama yang membiarkan diri dibaptis sebagai orang
dewasa sebenarnya dibaptis untuk kedua kalinya. Oleh sebab itu mereka diejek
sebagai orang anabaptis, atau orang yang dibaptis kembali (ana = kembali).
Mereka sendiri yang menolak baptisan anak-anak tentu hanya menganggap baptisan
mereka selaku orang yang dewasa sebagai baptisan yang satu-satunya.[12]
Kelompok yang
menentang ini mengemukakan bahwa Alkitab menunjukkan baptis dewasa dan ingin
berpegang pada itu. Pada tanggal 21
Januari 1525, pertemuan Zurich memerintahkan para pemimpin berhenti
berdebat. Tetapi kelompok radikal melihat hal itu sebagai tindakan kekuasaan
politik lain yang hendak berkuasa atas kehidupan spiritual mereka. Pada malam
bersalju itu, di sebuah desa terdekat, mereka bertemu dan membaptis satu sama
lain, dan dari situ pun orang-orang juga menjuluki mereka Anabaptis, atau “Pembaptis Ulang”, oleh orang-orang yang tidak
senang pada mereka. Para Anabaptis ingin berbuat lebih banyak hanya mereformasi
Gereja – mereka ingin kembali pada keadaan yang digambarkan di dalam Alkitab.
Bukannya suatu lembaga yang berkuasa, mereka menginginkan persekutuan, sebuah
keluarga beriman yang diciptakan Allah yang bekerja dalam hati manusia. Para
Anabaptis juga menyarankan perpisahan Gereja dan negara, karena mereka melihat Gereja
sebagai suatu yang berbeda dari masyarakat umum – bahkan masyarakat “Kristen”.
Mereka tidak ingin kekuasaan politik memaksa nurani orang percaya. Namun, gerakan
tersebut masih meluas, terutama di kalangan bawah. Penginjilan mereka
memenangkan orang-orang percaya baru dan
ada pula orang-orang Protestan yang tertarik pada penekanan kaum Anabaptis pada
kesucian dan ajaran Alkitabiah.[13]
2.4.
Tokoh-tokoh Reformasi Radikal
2.4.1. Thomas Muenzer
Muenzer
dilahirkan si Stolberg, daerah pegunungan Harz pada tahun 1489. Ia
belajar di Leipziq dan di Frankfurt. Pada tahun 1519 menjadi confessor
pada biara wanita di Thuringen. Mungkin juga ia bertemu dengan Luther dalam
perdebatan agama di leipziq. Kemudian Muenzer dipengaruhi oleh Joachim dari
Fiore dan Johanes Hus sehingga ia menjadi penganut Reformasi. Pada tahun 1520 melalui perantaraan Luther, dia
diangkat menjadi pengkhotbah pada salah satu gereja di kota industri Zwickau.
Di kota ini Muenzer mulai berkotbah yang isinya tuntutan pembaharuan, baik
dalam kehidupan kemasyarakatan. Kotbah-kotbahnya bersifat menghasut rakyat
untuk memberontak sehingga dia diusir dari sana. Kemudian ia berdiam
ditengah-tengah golingan Hussit, namun dia di usir lagi dari sana sehingga ia
terpaksa harus melarikan diri keluar negeri (1521).
Pada tahun 1522 ia muncul lagi di Wittenberg.
Ternyata sekarang Muenzer bukan lagi pengikut Luther. Ia sudah mengembangkan
teologinya sendiri. Pandangan Teologi Muenzer dipengaruhi oleh pandangan
Eckhart tentang kemiskinan, yang diartikannya bukan sebagai kemiskinan rohani,
melainkan kemiskinan harta benda, kemelaratan. Kemudian muenzer berpendapat
bahwa orang-orang miskin yang saleh haruslah membasmi orang-orang kaya yang
fasik dan mendirikan Kerajaan Allah di bumi. Muenzer menyerang Luther dengan
pedas lewat tulisan-tulisannya. Ia berpendapat bahwa Luther lebih buruk dari
paus. Luther menyebebut Muenzer sebagai “ Iblis dari Alstadt” karena pada waktu
itu Muenzer menjadi pendeta jemaat di Alstadt (1523). Pada tahun 1524
ia di usir dari Alstadt dan pergi ke Mulhausen.
Disini ia berkhotbah untuk mengajak
rakyat untuk memberontak menghancurkan struktur masyarakat. Sekali lagi dia
diusir dan pergi ke Jerman Selatan
tetapi beberapa tahun kemudian dia
kembali ke Mulhausen, tahun 1525. Kemudian dia menghubungkan tuntutannya
dengan tuntutan petani Jerman.
Para petani yang ditindas oleh bangsawan Jerman itu sangat dipengaruhi oleh
Muenzer sehingga mereka sangat fanatik.
Thomas Muenzer menjadi salah seorang pemimpin pemberontakan para petani itu.
Muenzer ditangkap dan dibunuh bersama dengan ribuan orang lainnya pada tahun 1525. [14]
2.4.2. Andreas Carlstadt
Ia adalah
seorang tokoh Reformasi di Jerman, sahabat Martin Luther, tetapi kemudian
menjadi musuh Luther. Carlstadt terlihat dalam ajaran-ajarannya dan tindakan-tindakannya
yang radikal. Pada hari Natal 1521,
ia merayakan Perjamuan Kudus reformasi yang pertama. Ia tampil dengan memakai
pakaian biasa. Roti dan anggur dibagi-bagikan
kepada semua anggota jemaat biasa. Dua hari kemudian di hadapan mahaguru
Universitas Wittenburg ia melaksanakan pernikahannya dengan sanudara perempuian
bangsawan yang miskin, pada tanggal 20 Januari 1522. Carlstadt berpendapat
bahwa Luther terlalu lamban dalam menjalankan pembaruan gereja. Gambar-gambar,
patung-patung dikeluarkannya dari dalam gereja karena berlawanan dengan hukum
Allah yang kedua. Ia menyerukan kepada jemaat supaya mengeluarkan patung-patung
dan gambar-gambar dari dalam gereja-gereja. Rakyat melakukannya dengan
kekerasan, yaitu menghancurkan dan membakaranya sehingga terjadilah kekacauan
yang tak terkendalikan saat ia di Wittenberg. Carlstadt terus mengambil
tindakan-tindakan pembaruan yang radikal seperti:
- Menyerang puasa. Ia bersama rakyat berdemonstrasi
dengan memakan daging dan telor pada hari puasa di tengah-tengah umum.
- Ia menolak semua gelar dan kehormatan bagi dirinya
karena yang harus mendapat penghormatan hanyalah Kristus (Mat. 23:8)
- Ia menasehatkan mahasiswanya supaya bertani dan makan
makanan dari hasil keringatnya sendiri. (Kej. 3:19)
- Ia tidak mau memakai jubah imam dan jubah
mahagurunya. Ia memakai pakaian rakyat biasa dan kemudian digantikannya
dengan pakaian seorang petani. Ia menyebut dirinya Saudara Andreas
- Ia menentang baptisan anak
Di Jenewa Carlstadt
mendirikan sebuah percetakan dan diterbitkanlah buku-buku renungannya. Ia tidak
mencantumkan namanya sendiri pada karangan-karangan tersebut, tetapi dengan
memakai nama: seorang awam baru. Ia
juga menulis karangan yang menguraikan pandangannya tentang Perjamuan Kudus. Ia
berpendapat bahawa kata Inilah bukan
lah menunjukkan kepada roti atau anggur, melainkan menunjuk kepada Kristus
sendiri.[15]
2.4.3.
Menno
Simmons
Menno
Simons lahir di Frieland Belanda Utara, pada tahun 1496 atau 1497. Pada
tahun 1524 ia
menjadi imam, tetapi tidak lama kemudian ia mulai meragukan doktrin
tarnsubtansiasi. Ia lalu membaca Alkitab pertama kali dan sampai pada
kesimpulan bahwa ajaran Roma salah, tetapi ia tidak meninggalkan tugasnya.[16] Dalam
pergumulannya menuju pada pemahaman baru, pada mulanya banyak dipengaruhi
pandangan Luther dan kawan-kawan. Tetapi
kemudian ia meninggalkan pandangan mereka, karena mereka membela baptisan anak yang menurut Menno Simons tidak
Alkitabiah, dan juga karena mereka dinilai terlalu banyak mempertahankan
tradisi GKR.
Kemudian
ia tertarik dengan Anabaptis, terutama mengenai baptisan kendati menolak cara kekerasan
yang ditempuh kelompok Munster. Setelah peristiwa munster yang tragis itu, pada
tanggal 30 januari 1536 Menno Simons
secara terbuka menyatakan diri meninggalkan jabatan imam Katolik dan beralih
pada kaum Anabaptis, tetapi bukan menganut garis keras melainkan yang cinta
damai. Pada tahun 1537 ia
ditahbiskan menjadi pendeta Anabaptis dan segera diangkat menjadi pemimpin
Anabaptis di Belanda, yang ia lakoni selama 25 tahun sambil terus mendalami
Alkitab dan menulis banyak buku dan traktat sampai akhir hayatnya.[17]
Menno berpegang pada pendapat Anabaptis injili
sebagaimana dipaparkan dalam “pengakuan
Iman Schleitheim”. Ia menantang corak Anabaptisme revolusioner dan
berpegang tegung pada sikap damai. Ia juga menantang Anabaptis corak
“spiritual” yang bergantung dari “cahaya batin” untuk mendapatkan penyataan
penyataan yang khusus dan pribadi. Ia sama dengan reformator yang menjadi tolak
ukur adalah Alkitab. Menno adalah contoh yang menunjukkan betapa berbahaya
mengabaikan tradisi ketika menafsir Alkitab. Ia mengatakan bahwa Yesus Kristus
”tidaklah menjadi daging dari Maria, tetapi didalam Maria. Dengan kata lain
walaupun membenarkan bahwa Yesus Kristus sungguh-sungguh manusia, tetapi ia
tidak percaya bahwa kemanusiaannya datang dari Maria, yang merupakan “tuan
rumah”. Pandangan ini ditolak pada abad
ke 2 sebagai pandangan menyesatkan. Menno Simons termasuk segelintir pemimpin
Anabaptis yang melayani untuk waktu yang cukup panjang. Sehingga dapat menulis
dan meninggalkan gerakan yang tersusun.[18]
2.4.4.
Conrad Grebel
Conrad Grebel dilahirkan pada tahun 1498 di Gruningen.
Ayahnya bernama Jacob Grebel, seorang pengusaha besi yang sukses sehingga
menjadi seorang yang kaya raya. Di samping itu Jacob menduduki jabatan yang
penting, yaitu sebagai anggota Dewan Kota Zurich. Pada tahun 1521 Grebel dan beberapa orang temannya
belajar bahasa Yunani dan Ibrani kepada Zwingli. Hubungannya dengan Zwingli
menyebabkan Grebel bergaul dengan tokoh-tokoh humanisme di Swiss. Grebel hidup
sebgagai seorang humanis dan memainkan peranan yang penting dalam pemerintahan
di Zurich. Pada akhir tahun 1523 di
Zurich Grebel berselisih paham dengan Zwingli tentang patung dan ekaristi.
Menurut Zwingli, keputusan tentang penghapusan tentang patung dari dalam gereja
dan perayaan Ekaristi diserahkan kepada Dewan Kota, melainkan Alkitab. Grebel
mendesak Zwingli supaya imam-imam diperintahkan untuk menghapuskan praktik
penyembahan berhala di sekitar Ekaristi. Ekaristi hanya dirayakan pada malam
hari dengan mempergunakan roti biasa. Roti diambil dengan tangan oleh umat,
bukan dengan meletakkanya di atas lidah oleh imam. Grebel tidak sabar puas dengan
reformasi yang sangat lamban yang dijalankan oleh Zwingli. Grebel dan
kawan-kawannya menyerahkan konsep pembaruan gereja kepada Zwingli. Mereka
menyatakan bahwa perlu untuk dibentuk gereja yang organisasinya sama sekali
baru, yaitu suatu gereja orang-orang beriman yang berdasarkan kebenaran Injili
dan Firman Allah. Ekaristi dalam gereja yang baru itu dirayakan seperti yang dirayakan oleh Paulus dan para penginjil.
Disiplin Gereja Lama harus dihidupkan kembali. Imam-imam tidak boleh menerima
zakat gereja, tetapi hidup dari persembahan umat dan segala sesuatu adalah
milik bersama. Dalam konsep ini belum ada pikiran tentang penolakan terhadap
baptisan anak dan pemutusan hubungan gereja dengan negara. Grebel dan
kawan-kawannya tidak puas dengan sikap Zwingli. Pada Desember 1524 Grebel berdebat dengan Zwingli
tentang baptisan anak. Mereka menolak baptisan anak karena tidak ada dasarnya
di dalam Alkitab. Zwingli menolak untuk memperdebatkan pokok ini. Golongan
Radikal mendirikan sebuah persekutuan dengan nama Persaudaraan dalam Kristus
atau dikenal juga dengan sebutan Persaudaraan Swiss. Para Reformator radikal
ini giat mempropagandakan ajaran mereka tentang penolakan baptisan ulang,
Ekaristi dan penolakan terhadap hubungan gereja dengan pemirintah di seluruh
Swiss. Hal ini mengakibatkan tokoh-tokoh Reformasi radikal ditangkap dan
dipenjarakan. Kemudian Grebel pergi ke Schaffhausen untuk mengkhotbahkan bahwa
Zwingli keliru mengenai baptisan. Baptisan yang benar adalah baptisan dewasa,
bukan baptisan dewasa, bukan baptisan anak. Di sini Grebel berhasil
membaptiskan Wolfgang Uliman denagn telanjang di tengah es di sungai Rhine.
Kemudian Grebel pergi ke St. Gall dan terus ke Gruningen, tempat kelahirannya.
Di sini ia berkhotbah dan banyak orang yang simpati kepadanya. Terjadilah
keributan di sini. Para petani memberontak karena didorong oleh
khotbah-khotbahnya. Grebel pun ditangkap dan dibawa kembali ke Zurich, namun
dilepaskan kembali. Pada November 1525
diadakan perdebatkan tentang Baptisan di Dewan Kota Zurich. Dengan akhir Grebel
ia dipenjarakan namun malamnya ia dapat melarikan diri.[19]
2.4.5.
Balthasar
Hubmaier
Hubmaier
adalah salah seorang pemimpin teras gerakan Anababtis pada abad ke-16. Hubmaier
dilahirkan di Fredburg dekat Augsburg pada tahun 1481. Ia belajar teologi di
bawah bimbingan Dr. Johan Eck dari Freidburg dan Ingolstadt. Kemudian ia
menjadi imam di Kategral Regensburg dan dikenal sebagai seorang pengkhotbah
yang terkemuka. Hubmaier kemudian menjadi imam di Wahlshut. Waktu ia menjadi
imam di sini, ia mengadakan perkunjungan kepada Erasmus di Basel dan kepada
Zwingli di Zurich. Sekembalinya dari Swiss, Hubmaier memprogandakan ajaran
reformasi. Oleh karena itu, Hubmaier diusir dari Walshut dan ia berlindung di convent, di Schaffenhausen. Hubmaier
dalam perdebatan tentang perjamuan kudus pada tahun 1523 membela ajaran-ajaran Zwingli.
Namun
kemudian dia meninggalkan dan beralih pada golongan Anababtis. Pokok
perceraiannya dengan Zwingli ialah soal baptisan anak. Ia berpendapat bahwa
reformator tidak sempurna melakukan reformasi, karena tidak semua kejahatan
dihapuskan dari gereja. Salah satunya adalah baptisan anak. Babptisan anak
tidak memiliki dasar pada Alkitab. Menurut Hubmaier babptisan anak adalah
ciptaan paus anti-kristus. Hubmaier setuju dengan Zwingli bahwa baptisan adalah
suatu tanda saja dan materai namun bukan sekedar tanda, melainkan lebih dari
itu. Babtisan hubmaier juga berarti jaminan iman dan ketaatan hingga mati.oleh
karena itu babtisan anak tidak mempunyai arti apa-apa. Baptis anak tidak sah.
Hubmaier dibabtiskan kembali dan kemudian dia membaptiskan orang yang lain lagi
pada paskah 1525. Hubmaier bergabung dengan anababtis di zurich
dengan Thomas Muenzer. Ada dugaan bahwa ia memegang peranan penting pula dalam
penyusunan dua belas artikel kaum petani.
Tahun 1525 gagalnya pemberontakan
kaum petani membuat Hubmaier melarikan diri ke Moravia, Hubmaier menerbitkan
sejumlah tulisannya yang di cetak sendiri, yang di bawanya ke Moravia dan
Swiss. Pada tahun 1528 Raja louis
dari Hongaria meninggal dan Moravia
jatuh ke tangan Raja Fredinand dari Austria. Dia di tangkap dan dipenjarakan
bersamanya terlibat dengan pemberontakan petani dan golongan anarkis. Hubmaier
dijatuhi hukuman mati dengan jalan dibakar. Hukumannya dijalaninya tanpa takut
pada 10 maret 1528. Tiga hari
setelah itu istrinya di tenggelamkan di Danau Danube.[20]
2.5.Ajaran-ajaran yang Berkembang pada
Reformasi Radikal
1)
Alkitab
Alkitab merupakan Firman Allah yang diwahyukan,
satu-satunya sumber ajaran yang benar; pedoman iman dan perilaku, dan otoritas
tertinggi untuk menentukan kebenaran agamawi. Pemahaman atas Alkitab ini
menjadi dasar pemahaman dan perumusan poko-poko ajaran berikutnya. Dalam hal
penafsiran Alkitab, di kalangan Baptis ada variasi yang sangat besar, mulai
dari yang sangat harfiah sampai yang ‘liberal’ dan ‘modernis’. Perbedaan
penafsiran ini tak jarang menimbulkan pertikaian dan perpecahan. Setiap
kelompok tetap mengakui wibawa Alkitab sebagai Firman Allah.[21]
2)
Gereja
Gereja dipahami
sebagai persekutuan dari pribadi-pribadi yang telah diselamatkan Allah melalui
pengorbanan dan penebusan Kristus. Orang atau jiwa yang telah bertobat dan
dilahirkan kembal, dan yang sudah bertobat dan dilahirkan kembali, dan yang
sudah dibaptis dengan cara diselamkan, merekalah yag layak menjadi anggota
Gereja. Di dalam Gereja boleh ada berbagai jabatan Gereja, tetapi semua jabatan
berikut tatacarapemilihan, pengangkatan dan penahbisannya, harus berpedoman dan
mengacu pada Alkitab. [22]
3)
Baptisan
Harus
dilakukan dengan cara selam dan hany dilayankan bagi orang dewasa saja yang
sudah mampu memahami dan menyatakan imannya, karena memang begitulah dinyatakan
dalam Alkitab. Baptisan dilayankan di dalam nama Allah Tritunggal: Bapa,
Putera, dan Roh Kudus. Di amping melambangkan kasih karunia Allah yang
menganugerahkan kelahiran kembali atau hidup baru, Baptian juga melambangkan
ketaatan kita pada Kristus.[23]
4)
Perjamuan Kudus
Pada
hakikatnya adalah pengenangan, suatu upacara simbolik yang membuktikan bahwa pesertanya
mengenang pengorbanan dan kematian Yesus. Pengenangan ini sekaligus
mengingatkan jemaat akan Kristus pada masa kini, dan kedatangan-Nya kembali
kelak, seperti Ia janjikan. Keikutsertaan di dalam Perjanjian Kudus harus
didahului oleh pemeriksaan diri, melakukan intropeksi diri, menyatakan
pengakuan dosa dan berdamai dengan semua orang yang diperkenalkan mengikutinya
hanyalah mereka yang sudah Kristen.[24]
5)
Kemerdekaan setiap Jemaat
Merupakan
perwujudan dari gereja yang sejati. Setiap jemaat yang lokal adalah otonom dan
harus diselenggarakan secara demokratis di bawah tuntutan Roh Kudus dan
pengajaran Yesus Kristus. Gereja tidak boleh tunduk di bawah perintah badan
atau organisasi keagamaan mana pun, tetapi hanya tunduk kepada Yesus Kristus,
yang adalah Kepalabyang adalah kepala setiap jemaat.[25]
6)
Gereja harus terpisah dari Negara dan Nir Kekerasan.
Gereja harus
terpisah dari Negara dan harus ada jaminan kebebasan beragama bagi setiap pribadi.
Gereja atau jemaat tidak tunduk pada kuasa pemerintah. Negara tidak boleh
mencampuri urusan Gereja, dan sebaliknya gereja tidak boleh mencampuri uruan
negara, karena masing-masingnya memiliki tempat pelayanan yang berbeda. Karena
itu, negara juga tidak boleh menggunakan kekerasan ketika menindak kelompok
agama tertentu karena dianggap menyimpang atau sesat. Masalh keyakinan atau hal
beriman dan beragam adalah urusan pribadi, karena tiap ppribadi diciptakan
Allah sebagai mahklik bebas. Karena itu toleransi dan kebebasan beragama harus
dijamin di dalam kehidupan bernegara dan bermasyarakat.[26]
2.6.Dampak
Perkembangan Reformasi Radikal
Ternyata Reformasi
Radikal ini membawa dampak dalam perkembangannya. Anatara lain:
1. Mampu menyerang Gereja Katolik Roma (GKR)
Para orang radikal
mampu menyerang GKR dan menjadikan masyarakat menengah kebawah sebagai
pemberontak terhadap GKR. Mereka tidak mau membayar pajak sehingga GKR menjadi
lemah di sudut ekonomi. Dan para bangsawan kehilangan penghasilannya. Kelompok
ini juga menyerang para kelompok reformator dengan tambahan wawasan teologi
Munzer mengenai umat pilihan yang artinya sebagai umat pilihan Allah harus
mengosongkan diri, supaya tempat yang kosong dapat diisi dengan Roh Tuhan.
2. Disenangi masyarakat menengah kebawah
Disenangi karena
masyarakat menengah ke bawah ingin mendapatkan keadilan dalam situasi sosial
dan ekonomi yaitu kebebasan dari kewajiban-kewajiban membayar pajak. Mereka
ingin agar tidak ada perbedaan antara orang kaya dengan orang miskin. Dengan
melihat keadilan ini masyarakat menengah kebawah banyak yang ikut menjadi
anggota Reformasi Radikal. Untuk membentuk gereja yang terpisah dari negara dan
hidup suci di dalam kelompok radikal yang menggunakan kekerasan.
3.
Mudah
berkembang dan menyebar keseluruh dunia
Kelompok ini mudah
berkembang karena hidup di dalam kelompok-kelompok yang dapat mempengaruhi
setiap hidup masyarakat biasa dengan menekankan yang sempurna. Sehingga
Reformasi radikal mudah berkembang di Strassbuurg, Jerman, Zurich dan
Schleitheim (Swiss), Moravia: Belanda, Italia, dll.[27]
4.
Para
pengkhotbah aliran Protestan sering terganggu diakibatkan gangguan orang-orang
Anabaptis sehingga menjadikan kericuhan.
5.
Timbulnya
dan meluasnya gerakan orang-orang yang membunuh aliran Anabaptis karena aliran
mereka menerima peristiwa-peristiwa poligami dan pengakuan bahwa mereka
menerima wahyu dari Allah, sehingga orang Protestan tidak terima akan hal itu.[28]
6.
Meskipun
Reformasi Radikal muncul di Swiss dan Jerman, namun keadaan ini juga membawa
dampak terhadap tempat lainnya. Seperti di Belanda. Gerakan ini menunjukkan
serta menampilkan sedikit saja teolog yang ada, serta timbulnya aliran baru.[29]
III.
Kesimpulan
Reformasi Radikal
adalah suatu gerakan pembaruan yang dilakukan oleh para reformator yang
menginginkan perubahan dalam gerejanya. Para reformator dan para orang-orang
yang pengikutnya menginginkan supaya gereja mereka kembali ke asal semula
seperti yang digambarkan pada Alkitab. Dalam Reformasi radikal banyak
orang-orang yang terlibat dalam peristiwa tersebut, seperti para petani yang
merasa tidak adil dikarenakan adanya pembedaan orang kaya dan orang miskin.
Akibat dari Reformasi Radikal ini pun maka lahirlah perubahan-perubahan yang
terjadi. Salah satu perubahan yang banyak membawa perubahan baru ialah aliran Anabaptis. Dimana Anabaptis ini sangat
identik dengan hal penolakan akan baptisan untuk anak, namun yang harus
dilakukan adalah baptisan untuk dewasa. Begitu juga dengan banyaknya aliran
yang ada, terjadi juga perubahan di dalamnya.
IV.
Daftar
Pustaka
Aritonang,Jan
S. Berbagai Aliran di
Dalam dan di Sekitar Gereja,
Jakarta: GM, 2015
Curtis A. Kenneth, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 2013
End
Thomas Van Den, Harta Dalam Bejana, Jakarta: Gunung Mulia, 2015
Jonge Chr De. Jan S. Aritonang, Apa dan Bagaimana Gereja, Jakarta:BPK Gunung Mulia, 1995
KBBI,
Balai Pustaka
Lane Tony, Runtut
Pijar, Jakarta: BPK GM, 1994
McGrath Alister E., Sejarah
Pemikiran Reformasi, Jakarta: BPK-Gunung Mulia, 2016
Sembiring Wiwin, Catatan
Rekaman Akademik, Medan: STT Abdi Sabda Medan, 2013
Wellem F.D, Kamus
Sejarah Gereja, Jakarta:GM, 2011
Wellem,F.D Riwayat
Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, Jakarta: GM, 2016
Sumber Lain:
http:/translate.google.co.id/ranslate?hl=id&langpair=en|id&u=http://personal.linkline.com/rwreed/revol.htm,
diakses pada 13 september 2017, Pukul 14.36 WIB
12 Artikel Kaum Petani
Jerman[30]
1
Hak untuk memilih dan melengserkan pendeta mereka sendiri.
2
Bahwa persepuluhan biji-bijian digunakan untuk remunerasi pendeta dan
bantuan masyarakat miskin dalam sebanyak itu diperintahkan dalam kitab suci,
dan bahwa persepuluhan pada ternak, penemuan manusia akan ditarik.
3
Melepaskan dari perhambaan, karena manusia bebas sebagai orang Kristen
4
Hak istimewa berburu dan memancing di lahan tersebut yang tidak sah milik
tuan.
5
Kepemilikan komunal hutan sehingga masyarakat miskin dapat mengumpulkan
kayu bakar dan memiliki akses ke kayu.
6
Bantuan dari layanan berlebihan menuntut petani.
7
Pembayaran
untuk layanan sebelumnya tidak disepakati oleh para kaum bangsawan dan petani.
8
Ganti rugi sewa berlebihan sehingga petani dapat menuai kembali dari
pekerjaan mereka.
9
Penghakiman menurut hukum tua, tidak sesuai dengan undang-undang yang
diberlakukan.
10 Kembalinya padang rumput dan
ladang komunal kepada masyarakat, dengan penggantian kepada merekayang mungkin
telah membeli tanah tersebut.
11 Penghapusan Todfall maupun
kematian pajak (Heriot) yang menempatkan beban yang tidak beralasan pada janda
dan anak yatim.
12 Hak dimasa depan untuk hadir
atau menarik tuntutan sesuai dengan kitab suci.
[6] Wiwin Sembiring, Catatan Rekaman Akademik, (Medan: STT Abdi Sabda Medan, 2013)
[7] Thomas Van Den End, Harta dalam Bejana, 173-174
[8]A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, (Jakarta:
BPK-Gunung Mulia, 2013), 79
[9]A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja,
79
[13]A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, 79
[15]
A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, 54-55
[20]
F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, 97-98
[23]
F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, 173
[24]
F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, 173-174
[26] F.D Wellem, Riwayat Hidup Singkat Tokoh-Tokoh Dalam Sejarah Gereja, 174
[27]
Jan Sihar Aritonang, Garis Besar Sejarah Reformasi, 62
[28]
A. Kenneth Curtis, J. Stephen Lang, Randy Petersen, 100 Peristiwa Penting Dalam Sejarah Gereja, 79
[29]
Alister E. McGrath, Sejarah pemikiran Reformasi, 12
[30]http:/translate.google.co.id/ranslate?hl=id&langpair=en|id&u=http://personal.linkline.com/rwreed/revol.htm,
diakses pada 13 september 2017, Pukul 14.36 WIB
No comments:
Post a Comment