Pendeta Sebagai Gembala


Pendeta Sebagai Gembala




      I.Pendahuluan
Sebagai organisasi, Gereja membutuhkan pemimpin sebagai pengatur dan pengkontrol segala sesuatu yang ada. Pendeta merupakan seseoarang yang dikenal luas sebagai pemimpin dari Gereja tersebut. Pendeta menjadi orang nomor satu dalam organisasi tersebut. Sebagai Pendeta, ia harus mampu melakukan tanggung jawabnya sebagai pemimpin. Dan Pendeta yang diharapkan juga bukanlah hanya Pendeta yang yang menerima dan menyandang jabatannya saja, melainkan ia harus bertanggung jawab, baik dalam hal Rohani ataupun mengenai kehidupan sehari-hari jemaatnya. Pendeta juga dikenl sebagai Gembala bagi jemaatnya. Maka pada kesempatan yang baik kali ini, kami penyaji akan memaparkan hasil diskusi kami mengenai Pendeta sebagai Gembala. Apa itu Pendeta, apa itu Gembala, bagaimana Pendeta sebagai Gembala yang seharusnya, kami sudah memaparkannya di paper ini. Semoga bermanfaat.
II.                Pembahasan
2.1. Pendeta
2.1.1.   Pengertian Pendeta
         Pendeta menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah orang pandai, pertapa (dalam cerita-cerita lama), pemuka atau pemimpin agama atau jemaah (dalam agama Hindu atau Protestan); rohaniawan; atau guru agama.[1] Sedangkan dilihat dari sudut pengertian etimologisnya, Pendeta merupakan kata yang berasal dari bahasa Sanskerta yaitu pandita berarti brahmana atau guru agama Hindu atau Buddha. Di Indonesia, saat ini istilah pendeta digunakan untuk sebutan pemimpin agama Kristen Protestan.[2]
         Pendeta juga merupakan jabatan yang diberikan kepada seseorang melalui penahbisan, dan tugas utamanya untuk melayani. Pendeta adalah seseorang yang mendapat karunia Roh Kudus untuk menjadi “penilik atau gembala jemaat”. (1 Tim. 3:1, Kis. 20:28), ia juga disebut “penatua dan tua-tua”, dan sebagai gembala jemaat untuk menggembalakan jemaat Tuhan. Jadi, seorang Pendeta harus bertugas untuk menggembalakan jemaat. Dan sebagai gembala, dia juga harus memelihara, membina, membela dan menetapkan pertumbuhan Gereja.[3] Dan jika dilihat dalam bentuk pelayanannya, Pendeta lebih dikenal sebagai pengkhotbah.[4]
2.1.2.      Fungsi Pendeta
         Pendeta, yang terpanggil sebagai pelayan Firman, juga berperan sebagai penilik di Gereja tempat ia melayani. Pendeta adalah pelayan Firman dan penilik.[5] Jika dirangkum sedemikian rupa, maka fungsi Pendeta ialah sebagai berikut:
1.      Pendeta sebagai pendeta (maksudnya ialah seperti memimpin kebaktian, berkhotbah, melayani sakramen, melayani kelompok, atau mewakili jemaat untuk Gereja dan dunia)
2.      Pendeta sebagai administrator[6]
3.      Memelihara dan mengkonsolidasikan/memantapkan jiwa-jiwa baru yang telah dimenangkan oleh pelayan penginjilan
4.      Mengatakan, membela, membina, dan memberi makanan rohani dan air hidup kepada domba-domba Tuhan
5.      Rela mengorbankan hidupnya demi keselamatan domba-dombanya
6.      Mengkontrol kemajuan dan keselamatan domba-domba Tuhan dan menghindarkan jemaat dari segala pengajar sesat
7.      Melayani, sesuai dengan kehendak Tuhan
8.      Memberi pengetahuan pada jemaat
9.      Memimpin jemaat Tuhan dengan segala pengalaman suka duka mereka
10.  Mengajar bukan hanya dengan perkataan, tetapi juga melalui perbuatan[7]
2.1.3.      Tanggung Jawab Pendeta
Tanggung jawab sebagai seorang Pendeta ialah sebagai berikut:
1.      Melayani sebagai pelayan utama dan pemimpin jemaat
2.      Memperlengkapi anggota untuk melayani satu sama lain dan melayani semua orang.
3.      Merencanakan dan memipin kebaktian, memberikan Firman Allah, melayani sakramen, melayani jemaat, kelompok maupun individu; serta mewakili jemaat bagi gereja dan dunia.
4.      Melayani sebagai penilik (dan konsultan) bagi organis dan pemimpin musik, pengurus sekolah minggu, serta berbagai bagian dan organisasi dalam gereja. Termasuk di sini sekolah Kristen, yang berada di bawah pengawasan kepala sekolah.
5.      Melayani sebagai anggota penasihat bagi semua kelompok resmi dalam jemaat.
6.      Memegang data kegiatan resmi gereja: perubahan keanggotaan, perkawinan, kematian, pembaptisan, konfirmasi dan komuni. Data ini merupakan milik jemaat.
7.      Mengawasi pekerjaan sekretaris kantor gereja.
8.      Membantu koster (yang bekerja di bawah pengawasan pengurus properti) untuk mengkoordinasikan kegiatannya dengan berbagai kegiatan departeman dalam gereja.[8]


2.2. Gembala
2.2.1.      Pengertian Gembala
          Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Gembala  adalah seseorang yang memperlihatkan kepedulian yang penuh kasih sayang.[9] Secara etimologis, gembala memiliki dua pengertian yaitu:
1. Orang yang menggembalakan ternak.        
2. Orang yang mengasuh dan membina manusia, yaitu gembala yang bersifat ilahi maupun fana.               
               "Gembala" dalam bahasa Yunani disebut ποιμήν yang berarti penjaga atau yang memelihara. Di dalam Alkitab, gembala digambarkan seperti Yesus yang berjalan di depan dan memimpin dombanya, dan domba ikut dari belakang. Atas dasar pengertian di atas, maka gembala jemaat yang dimaksud adalah seseorang yang karena jabatannya diberi tugas untuk melaksanakan pemeliharaan perawatan dan perlindungan kepada jemaat dalam bentuk penggembalaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan jemaat selaku kawanan domba gembalaannya (Yohanes 10). [10]
2.2.2.      Sikap Gembala[11]
“Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu,” (1 Ptr. 5:2a), ini merupakan sebuah tugas. Domba-domba yang ada tidak boleh dilalaikan, dibiarkan, dan diabaikan, apalagi sampai diterkam dan diceraiberaikan oleh roh-roh dunia serta berbagai ajaran-ajaran yang tidak benar, dan berusaha agar domba-domba selalu ada dalam lingkungan kawanan domba lainnya. Ada juga sikap yang perlu dikembangkan, pertama “Gembalakanlah kawanan domba Allah yang ada padamu, jangan dengan paksa, tetapi dengan sukarela sesuai dengan kehendak Allah. Kedua, “Janganlah  kamu berbuat seolah-olah kamu memerintah atas mereka yang dipercayakan kepadamu, tetapi hendaklah kamu jadi teladan bagi kawanan domba itu” (1 Ptr. 5:3).[12]


2.3.        Pendeta Sebagai Gembala
Seorang Pendeta mempunyai tugas yang berat, sebab dalam suatu sisi ia melayani sebagai rasul, terutama dia sebagai Bapa Rohani sehingga ia bertanggung jawab penuh atas bangun dan mundur-majunya perkembangan jemaat yang telah dipercayakan Tuhan kepadanya. Pekerjaan Pendeta harus melayani jemaat Tuhan dengan setia sebagai Gembala di dunia ini yang mewakili Tuhan Yesus. Seorang Pendeta itu harus melayani jemaat Tuhan dengan setia sampai mati.[13] Pendeta sebagai pelayan Firman bertangggung jawab memberitakan Firman Allah itu kepada manusia.[14]
Seseorang yang terpanggil menjadi seorang Pendeta harus menyadari akan anugerah, tugas dan tanggung jawab dari Allah, sehingga dalam melakukan pelayanannya harus dengan sepenuh hati, pikiran dan jiwanya. Seluruh jiwa dan raga didedikasikan untuk memenuhi panggilan tersebut. Sekalipun melakukan pelayanan, seorang Pendeta harus selalu profesional. Dalam konteks saat ini, Pendeta yang profesional harus mampu menempuh pendidikan Teologi terlebih dahulu dan mampu menjalankan penggembalaan, pemimpin, keterampilan, karakter, yang terwujud dalam perilakunya sehari-hari.  Dengan  menyadari bahwa menjadi seorang Pendeta adalah panggilan dari Allah, maka seorang Pendeta harus mampu menghadapi tantangan-tantangan yang ada, yang mungkin bisa saja membuat ia lebih kuat atau mungkin malah menjadikannya mundur.[15]
Pendeta sebagai Gembala jemaat juga disebut sebagai “Pengatur Rumah  Allah” (Tit. 1:7), ini berarti “mengatur dan membina organisasi jemaat Tuhan” di mana seperti yang kita ketahui bahwa Jemaat atau Gereja Tuhan itu adalah suatu organisme Illahi (2 Tim. 4:4-12). Pendeta itu bukanlah seoarang Raja atau diktator yang maha kuasa, tetapi hamba Tuhan yang terpanggil untuk bersama-sama dengan majelis dan para pengerja memajukan pekerjaan Tuhan.[16]
Pekerjaan sebagai pendeta merupakan kelanjutan dari pekerjaan orang-orang terpanggil secara khusus menjadi wakil dan mitra Allah dalam memberitakan firman-Nya di dunia ini. Karena itu pendeta adalah orang-orang terpanggil seperti imam, nabi, raja, dan rasul, khususnya gembala, untuk menjalankan tugas dan fungsi selaku pemberita kehendak dan maksud Tuhan kepada umat manusia di dunia ini.
Bill Blackburn mengemukakan tiga fungsi pendeta sebagai gembala berdasarkan teks-teks Alkitab (Yeh. 34; Yoh. 10; Mat. 18:10–14; Luk. 15:3–6) sebagai berikut:
(1) memelihara (provides) domba-domba
(2) melindungi (protects) domba-domba
 (3) mengarahkan (guides) domba-domba.
 Panggilan khusus pendeta dalam lingkungan Gereja-gereja Protestan adalah untuk menyampaikan pemberitaan firman Tuhan melalui khotbah dan melayankan sakramen (Baptisan dan Perjamuan Kudus) dan melayani umat dalam upacara-upacara khusus selain sakramen, misalnya melayani peneguhan sidi (pendewasaan orang muda dalam iman), peneguhan dan pemberkatan pernikahan, dan melayani pemakaman orang meninggal, dan lain sebagainya. Pendeta juga melaksanakan tugas pengajaran kepada warga jemaat melalui sekolah Minggu, katekisasi, pembinaan kategorial (pemuda, wanita, kaum bapak, para profesional, dan juga keluarga-keluarga Kristen). Pendeta juga melakukan fungsi khusus penggembalaan (pastoral) kepada warga jemaat, baik secara rutin maupun secara khusus atau insidental, terhadap warga jemaat yang membutuhkan pelayanan pastoral secara khusus, misalnya persiapan pernikahan, terhadap pasangan suami-istri yang bermasalah, juga terhadap jemaat yang menghadapi masalah khusus, baik terkait kehidupan pribadi maupun dalam pekerjaan dan atau usaha. Dalam melaksanakan semua tugas panggilannya itu, pendeta berdiri sebagai wakil Allah terhadap umat, memberkati dan mendoakan mereka, menegur dan mengarahkan mereka berdasarkan firman Tuhan, dan menghibur serta menguatkan mereka, sebagaimana diharapkan Tuhan berbuat kepada umat-Nya. Pendeta juga berdiri sebagai wakil umat terhadap Tuhan, menyampaikan keluh-kesah mereka, aspirasi mereka, doa-doa mereka, permohonan ampun, dan harapan-harapan mereka kepada Tuhan. Di samping tugas-tugas tersebut di atas, pendeta juga melaksanakan kepemimpinan kepada umat, menolong warganya menghadapi berbagai masalah bersama, mengarahkan mereka, dan menolong mereka menentukan sikap dan mengambil keputusan. Pendeta juga melakukan tertib administrasi berhubungan dengan organisasi jemaat. Pendeta melakukan manajemen jemaat, mulai dari perumusan visi-misi, tujuan dan strategi program jemaat dan bersama dengan majelis jemaat (penatua dan diaken) memimpin pelaksanaan program dan mengevaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan.[17]
Sebagai Gembala, istilah ini dipahami sebagai subjek yang memimpin. Pemimpin Gembala Dalam Pengertian Dogma Alkitabiah, ialah sebagai berikut: 
1.      Gembala adalah pemimpin dan penasehat bagi Jemaat.
2.       Pemimpin gembala adalah bapa dan ibu rohani bagi jemaat.
3.      Pemimpin gembala adalah figur panutan bagi jemaat.
4.      Pemimpin gembala adalah pemimpin yang melayani bukan memerintah.
5.      Pemimpin gembala adalah pemimpin yang dipilih dan ditetapkan oleh Allah.
6.      Pemimpin gembala adalah seorang pengkhotbah dan guru bagi jemaat.
7.      Pemimpin gembala adalah seorang pemimpin yang lemah lembut dan panjang sabar.
8.      Pemimpin gembala adalah perpanjangan tangan Allah. Pemimpin gembala adalah pemimpin yang memberi makan, memimpin, melindungi, memelihara, menjaga dan membangun serta membela umatnya.
9.      Pemimpin gembala adalah pemimpin yang melaksanakan fungsi keimamatan dan kenabian bagi umatnya, yang setiap saat siap mengajar dan bersyafaat bagi umatnya.
10.  Pemimpin gembala adalah pemimpin yang dikhususkan dan diurapi oleh Allah. (Matius 10:1-4)
11.  Pemimpin gembala dalam konteks Israel adalah para pemimpin, para imam, para nabi, orang-orang bijak, para tua dan orang tua dalam rumah tangga (Hak 17:6; 21:25; Yer 18:18).[18]

III.             Kesimpulan
Pendeta adalah seseorang yang bertanggung jawab besar dalam Gereja. Pendeta juga adalah Gembala. Kata Gembala juga berarti menagatakna memimpin dan menuntun umat yang menjadi dombanya ke arah yang baik. Gembala jemaat yang dimaksud adalah seseorang yang karena jabatannya diberi tugas untuk melaksanakan pemeliharaan perawatan dan perlindungan kepada jemaat dalam bentuk penggembalaan dengan tujuan untuk menjaga keselamatan jemaat selaku kawanan domba gembalaannya. Pendeta juga memiliki fungsi dan tanggung jawab. Pendeta sebagai Gembala jemaat disebut sebagai “Pengatur Rumah  Allah” (Tit. 1:7). Di samping tugas-tugas tersebut di atas, pendeta juga melaksanakan kepemimpinan kepada umat, menolong warganya menghadapi berbagai masalah bersama, mengarahkan mereka, dan menolong mereka menentukan sikap dan mengambil keputusan. Demikianlah Pendeta sebagai Gembala, seseorang yang memiliki tanggung jawab dan seseorang yang diharapkan mampu menuntun jemaatnya dengan baik.
IV.             Daftar Pustaka
....KBBI (Jakarta: Balai Pustaka)
Dahlenburg G. D., Siapakah Pendeta Itu?, Jakarta: BPK-GM, 1985
Kurniasatya Anthonius, Pendeta dan Kependetaan, GKI: Cimahi, 2006
Lase Jason, Konseling Pastoral Penggembalaan Kontekstual, Bandung: Bina Media Informasi, 2009
Selduk H. L., Pedoman Pelayanan Pendeta, Jakarta: Yayasan Bethel, 2008
Tu’u Tulus, Dasar-dasar KONSELING PASTORAL, Yogyakarta: ANDI, 2007
Walz Edgar, Bagaimana Mengelola Gereja Anda? Pedoman Bagi Pendeta dan pengurus Awam, Jakarta: Gunung Mulia, 2001





Sumber Lain:
Signifikan Kode Etik Pendeta, http://ukdw.ac.id/journal-heo/index.php/gema/article/viewFile/194/pdf, diakses pada tanggal  4 Maret 2018
Alaidin Koto, Islam Dan Kepemimpinan Di Indonesia. Tersedia di http://www.frreykoto.wordpress.com,
https://id.wikipedia.org/wiki/Pendeta, Di akses pada tanggal 3 Maret 2017









[1]....KBBI (Jakarta: Balai Pustaka)
[2]https://id.wikipedia.org/wiki/Pendeta, Di akses pada tanggal 3 Maret 2017

[3]G. D. Dahlenburg, Siapakah Pendeta Itu?, (Jakarta: BPK-GM, 1985), 12
[4]Tulus Tu’u, Dasar-dasar KONSELING PASTORAL, (Yogyakarta: ANDI, 2007), v
[5]Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda?, (Jakarta: BPK-GM, 2001), 7
[6]Ibid, 8
[7] H. L. Selduk, Pedoman Pelayanan Pendeta, (Jakarta: Yayasan Bethel, 2008), 4
[8] Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda? Pedoman Bagi Pendeta dan pengurus Awam, (Jakarta: Gunung Mulia, 2001), 11-12
[9] ...KBBI
[11] Edgar Walz, Bagaimana Mengelola Gereja Anda? Pedoman Bagi Pendeta dan pengurus Awam, 13-14
[12] Tulus Tu’u, Dasar-dasar KONSELING PASTORAL, 13-14
[13] H. L. Selduk, Pedoman Pelayanan Pendeta, 4
[14]Jason Lase, Konseling Pastoral Penggembalaan Kontekstual, (Bandung: Bina Media Informasi, 2009), 101
[15]Anthonius Kurniasatya, Pendeta dan Kependetaan, (GKI: Cimahi, 2006), 28
[16]H. L. Selduk, Pedoman Pelayanan Pendeta, 38
[17]SignifikanKodeEtikPendeta,http://ukdw.ac.id/journal-heo/index.php/gema/article/viewFile/194/pdf, diakses pada tanggal  4 Maret 2018 pukul 00.28
[18] Alaidin Koto, Islam Dan Kepemimpinan Di Indonesia. Tersedia di http://www.frreykoto.wordpress.com,

Share:

1 comment:

  1. Bramana atau guru agama budha.
    Pertanyaanya.... itu budha. Apakah kita mengikuti agama budha atau alkitab. Kalau mrngikuti alkitab ini sudah bertentangan. Kalau mengikuti budha ini sangat sangat bagus sekali penjelasanya tentang kependetaan.
    Saya bingung tolong dijelaskan

    ReplyDelete

POSTINGAN POPULER

Total Pageviews

FOLLOWERS